~●●●~Rachel seharusnya yang dikejar Baam. Dia adalah bintang bagi Baam. Pada masa dia masih tinggal di gua hanya perempuan bersurai kuning kusam itu yang mengulurkan tangan padanya; mengajarinya banyak hal tentang dunia luar.
Tidak peduli sebanyak apapun Rachel menyakitinya Baam hanya bisa memaafkan. Dia tidak memiliki secuil perasaan marah pada Rachel. Hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti Rachel dapat mengerti tentang perasaan Baam. Meski tidak dapat bersama lagi seperti dulu tetapi setidaknya Rachel tidak lagi memusuhinya, Baam puas.
Itu dulu. Dan harapannya.
Seiring berjalannya waktu semua padam ketika Baam bertemu dengan orang-orang di lantai pertama yang menjadi temannya; Shibisu, Hatz, Lourue, Anaak, Endorsi, Rak dan Khun. Mereka baik padanya dan selalu menolong dirinya tanpa banyak kata bahkan jika mereka mengerti konsekuensinya.
Terutama Khun. Laki-laki cantik dari keluarga Khun ini selalu ada untuknya. Pada lantai pertama Khun-lah yang menjelaskan semua tentang menara, membantunya pada latihan shinsu dan menjadi tempat curhat ketika waktu Baam gundah karena tidak menemukan Rachel.
Kemudian ketika Baam berusaha membawa Rachel ke lantai selanjutnya, Khun menyetujuinya. Dia bersama Shibisu membuat rencana untuk memastikan keberhasilan mereka pada ujian Administrator. Baam benar-benar bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.
Tetapi takdir berkata lain. Baam didorong jatuh oleh Rachel. Perempuan itu mengkhianatinya dan Baam tidak mengerti alasan dibaliknya. Dia hanya dapat menerima tawaran FUG sebagai slayer mereka, untuk mendapatkan kekuatan lebih.
Satu-satunya harapan dihati Baam saat itu sebelum kegelapan FUG menelannya adalah Khun.
Semoga Khun tidak melupakannya. Aku ingin bertemu lagi dengan Khun.
Kejadian demi kejadian terjadi setelah 7 tahun pelatihan. Kasus tangan Arlene dan pelarian dari FUG di kompetisi Workshop. Khun dengan keras kepala ingin menolongnya, dia meraih Baam dari kegelapan. Tidak seperti Rachel yang bersikeras ingin Baam tinggal di gua.
Hubungan mereka terjalin erat setelahnya. Bahkan lebih dari erat. Setiap ada kesempatan Baam akan mendekatkan diri pada laki-laki cantik itu, bahu saling menempel dan tangan saling terjalin. Dari itu Baam mulai memperhatikan bagaimana perbedaan fisik keduanya.
Selama 7 tahun Khun tidak berubah. Dia tidak bertambah tinggi dan bahkan bisa dibilang Khun memiliki tubuh mungil. Rambut bersurai biru keperakan kini menjadi panjang dan selalu di kuncir oleh empunya atau kalau ada kesempatan akan dimainkan oleh Baam. Dia sangat menyukai jari-jarinya terjalin di surai Khun. Manik combalt-nya berbinar dan senyum manis selalu terukir saat mereka berdua, yang disyukuri Baam karena entah bagaimana memikirkan senyum itu terlihat oleh orang lain membuat marah dia.
Berbeda dengan Khun, Baam mulai bertambah tinggi. Dia sekarang 2-3 cm lebih tinggi dari Khun. Tidak terlalu terlihat tetapi masih ada sedikit perbedaan. Otot-otot terbentuk di lengan dan perut Baam membuat tubuhnya terlihat bugar dibalik pakaian yang dipakainya. Manik emas miliknya sekarang memiliki kegelapan berkat tahun-tahunnya di FUG tetapi melembut ketika berduaan dengan Khun.
Baam selalu merasa nyaman bersama Khun. Setiap dia mengalami mimpi buruk Baam akan lari ke kamar si biru, memilih tertidur bersama dan Khun tidak menolak. Di kamar mereka akan saling berpelukan dan Khun akan sedikit menyanyikan lagu. Si surai biru dapat bernyanyi, tidak ada yang mengetahuinya selain dia dan lagi-lagi Baam bersyukur untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Baam
Short Story"Khun, tidak Aguero kau hanya milikku. Tidak akan kubiarkan kau pergi dariku. Bahkan jika aku harus mengurungmu maka jadilah itu."