Ch 15. Akhir dari Rahwana

14 2 0
                                    


"Ayolah Rama senyum! Aku perhatiin kamu akhir-akhir ini murung. Shinta aja udah bahagia masak kamu enggak?"

"Bahagia?"

"Iya bahagia. Aku liat kemaren Shinta tertawa lepas dengan seseorang yang agak lebih dewasa dikit sekitar 30an, sama seorang anak kecil perempuan yang super cute bangt kayak anaknya gitu!"

"Salah makan ya Ge? Panas?" Rama menempelkan punggung tangannya ke dahi Gea.

"Panas juga nggak!" imbuh Rama.

"Rama! Aku seriusan! Nih kalau nggak percaya, lihat sendiri!" Gea menyodorkan telepon gengamnya kepada Rama. "Aku tinggal sebentar ya! Aku kebelet soalnya udah aku tahan dari tadi ini."

Rama mengambil telepon gengam milik Gea. Tangannya bergetar tak kala melihat seorang perempuan tertawa lepas dengan seorang pria mengendong anak kecil perempuan di bahunya, nampak seperti keluarga yang bahagia dan lengkap.

Tidak hanya itu tawa Shinta yang lepas membuat Rama sakit hati. Sejak penculikan yang pernah Shinta alami hingga saat ini, Shinta belum tertawa selepas dan sebahagia ini.

Hampa. Sekarang Rama merasakan hampa dan nyeri bersamaan di dadanya.

Hatinya runtuh ketika melihat vidio yang durasinya 3 menitan. Jika saja telepon gengam yang dipegangnya saat ini bukan milik Gea, mungkin subah hancur berkeping-keping.

Namun saat hendak menutup telepon gengam Gea, tiba-tiba saja sebuah pesan singkat masuk.

Sesuai keinginan, atap gedung A jam 5 sore.

Rama merasakan sesuatu yang janggal dan penasaran disaat yang bersamaaan. Rama meletakan telepon gengam itu dengan rasa sesak yang memenuhi hatinya.

@@

Di Kampus Binawan.

Rama mendahului Gea dan seseorang pengirim pesan kemarin ke atap gedung A satu jam yang lalu. Rama menyembunyikan dirinya di ballik tumpukan barang-barang bekas yang tak terpakai.

Hingga akhinya seseorag berhoddie merah datang, wajahya terlihat samar-samar. Beberapa menit kemudian Gea datang menghampiri orang berhoddie merah tersebut.

"Tunggu sampai besok! Beritanya akan bertebaran di penjuru falkutas ini?" Orang berhoddie merah itu menodongkan tanganya.

Gea memeberikan amplop coklat kepada orang itu.

"Aku akan beri bonus lagi, jika sesuai dengan keinginanku besok."

Orang itu hanya diam tidak menanggapi omongan Gea dan hanya berlalu pergi.

"Tunggu besok kamu akan jadi bulan-bulan sefakultas lagi Shinta! Namamu akan populer seperti beberapa bulan yang lalu. Hingga pada akhirnya, aku dan Rama bersatu, tanpa ada penganggu."

"Akanku buat hidupmu lebih menderita lagi, jika kamu menempel-menempel pada Rama kecilku 16 tahun yang lalu sebelum dia mengalami kecelakaan teragis bersama orang tuanya."

Terlintas dibayangan Gea, seorang anak laki-laki memberikan cincin dan mahkota dari rump1ut dan berkata, "Tunggu aku besar maka aku akan memberikan yang asli!"

@@

Gea terlarut dalam masa lalunya.

Setelah kecelakaan yang menimpa Rama beserta orang tuanya, 15 tahun yang lalu. Oma Rama membawa Rama tinggal bersamanya. Menjauhkan Gea dan Rama yang sejak lahir sudah berteman.

"Saat sudah besar, Gea mencari keberadaan Rama, tepatnya pada masa-masa SMA. Namun saat dia sudah menemukan Rama. Gea terkejut akan kehadiran gadis itu yang tak lain adalah Shinta Yang selalu saja berada di bawah perlindungan Rama.

Hingga pada akhirnya Gea berkata, "Akan aku berbuat lebih para seperti kejadian 4 tahun yang lalu dimana teman-teman SMA mengeroyokmu—kasus bullying!"

Gea terlihat menyeringai dari tempat Rama bersembunyi.

Rama kaget tentang apa yang sedang Gea gumankan. Selama ini Rama salah menilai seseorang. Orang yang berada di dekatnya adalah orang yang berwajah busuk memakai topeng emas.

Rama tak kuasa lagi menahan dirinya untuk keluar dari tempat persembunyian.

Sontak saja Gea terkejut akan kehadiran Rama yang tiba-tiba.

"Ternyata selama ini orang yang mengaku-ngaku dirinya adalah kekasih. Tidakku sangka hanya seorang buruk rupa yang memakai topeng emas!"

"Kita putus!" tegas Rama.

Gea terejut lagi akan pernyataan rama barusan, langsung saja Gea meraih tangan Rama sambil berkata, "Aku bisa jelasin Rama! Aku bisa jelasin!"

Rama menghempas tangan Gea kasar, tanpa perduli akan sang empunya.

"Aku jijik!" Rama berlalu pergi meninggalkan Gea.

Ramayana Milenial (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang