Bagian 01

326 16 1
                                    

Seorang pemuda tampan sedang melajukan sepeda ontelnya di pagi hari sembari menikmati suana terik matahari pagi yang begitu mendukung.
Tapi sepertinya pemuda itu bengong hingga.....

Duukkk

"Eehh... Punya mata gak sih lo bocaaahhhh...."teriaknya pada pemuda itu sambil menjewer daun telinganya.

"Ah...akh...akhh...ampun bu...Amppuunn.. ampun bu... sakit..sakit...sakiittt..."

"Makannya kalau jalan pake mata dong jangan pake dengkul."jengkelnya sambil melepaskan tangan dari telinga pemuda itu.

"Iya maaf bu...maaf..."

"Untungnya saya gk papa, kalau saya kenapa2 saya tuntut kamu."

"Iya bu maaf."

Setelah ia dimarahi oleh ibu2 tadi Gulf pun melajukan sepeda ontelnya kembali dan ia pun sesekali melihat jam pada tanganya yang menunjukkan hampir tepat pukul 10 tepat berarti ada kesempatan ia sampai di kampus 5 menit lagi dengan segera ia melajukan sepeda nya karena kelasnya hampir dimulai.
Tak terasa Gulf sudah setengah perjalanan menuju ke kampus. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa ia tak memiliki sepeda motor, atau mobil mewah. Ia hanya pemuda miskin yang hanya mengandalkan sepeda ontelnya untuk berpergian.
Jangankan untuk memiliki mobil mewah tanpa bantuan beasiswa pun Gulf takkan bisa kuliah karena Gulf hanya anak yatim piatu dan hanya pemuda pengangguran dan ia hanya hidup berdua dengan adiknya yang sedang berjuang melawan kanker otaknya.
Gulf pun menjadi tulang punggung keluarga, semenjak orang tua dari Gulf meninggal karena kecelakaan 20 tahun yang lalu. Terkadang Gulf mengambil shif malam di sebuah kafe dekat perkantoran dan ia hanya bisa mengandalkan gaji yang tidak seberapa. Jika kafenya tutup dan orang yang memiliki kafe tersebut tidak membutuhkannya lagi Gulf tetaplah menjadi pemuda yang pengangguran.

Gulf pun berhenti masih di atas sepeda ontelnya karena lampu merah.
Tak berapa lama kemudian lampu pun kembali hijau dan dengan segera ia memboseh sepeda itu dengan cepat.
Hingga ia masuk ke wilayah perumahan elit dan terlihat jalannya begitu sempit untuk di lewati kendaraan roda empat hingga.....

Brraaakkk

"Adduuhhh...."Gulf pun nyungsep keselokkan dengan sepeda ontelnya. baju seragam kuliahnya pun kotor dan bau iuh menjijikkan.

"Astaga mobil gua lecet. Eh punya mata gak sih lo."pemilik mobil tersebut pun keluar dari mobilnya dan melihat pintu depan mobilnya sudah lecet dan ia pun marah dan mengarah kepada Gulf yang masih terduduk di tanah.

"Eh seharusnya gue yang nanya, liat ni baju gue kotor. gue ada kelas lagi gimana ini."protes Gulf dan berdiri dari terduduk nya.

"Eh gara - gara lo mobil gua lecet ganti rugi lo."ucap pemuda itu songong

"Eh lagian siapa suruh lewat sini, ini tu jalan gang sempit. Ngapain mobil masuk kesini ini salah loh lah."kesel Gulf rasanya ia ingin mentoyor wajah belagu dan sombong itu hingga bonyok.

"Ini semua salah lo coba tadi lo gak di tengah2 jalan mungkin mobil gua kagak lecet."ucap pemuda itu sambil menunjuk ke arah mobilnya yang lecet.

"Eh masih aja ya lo nyalain gue. Terserah gue dong mau lewat mana. mang ni jalan punya nenek moyang lo apa ?."ucap Gulf semakin jengkel" tadi gue gak sengaja nabrak emma - emma dan sekarang gue yang di tabrak terus apalagi sekarang.. sial."gumamnya

"Heh.. gua kagak mau tau ya lo harus tanggung jawab dan lo harus bawa mobil gua ke bengkel."ucap pemuda itu.

"Apa ? Gak bisa gue udah telat."ucap Gulf dan ingin pergi meninggalkan pemuda itu tapi ia mengintruksi nya.

"Kalau lo gak tanggung jawab gue akan bawa lo ke jalur hukum."tegasnya dan seketika itu juga Gulf menoleh pada pria di belakangnya sepertinya pemuda itu tidak main - main.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh Cinta Dengan Supir PribadikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang