Chapter 1 {virus?}

11.2K 694 88
                                    

Happy Reading🌠
.
.
.

Gulf tengah membereskan rak buku-buku serta memasukkan mainan yang berserakan bekas adik-adiknya main tadi.

Win menghampirinya lalu ikut membantu Gulf membereskan itu semua.

"Kamu harus mengajari mereka, Gulf. Mereka harus bisa membereskan mainan milik mereka sendiri" tegur Win kepada Gulf, Gulf dan Win merupakan kakak tertua dari para adiknya, mereka berumur 15 tahun dan adik-adiknya baru berumur 6-11 tahun.

Gulf menggeleng pelan sembari memberikan kekehan kecil mendengar perkataan Win "Jangan terlalu keras kepada mereka, biarkan saja mereka menikmati umur mereka yang masih kecil"

"... lagipula dengan begini bukankah kita terlihat seperti orang dewasa? Membimbing dan mengasuh adik-adik kita? Itu sangat menyenangkan, menyenangkan menjadi dewasa." Mata Gulf berbinar saat mengatakannya, Ia ingin menjadi dewasa dengan cepat! umur 15 belum termasuk dewasa, bukan? Pikir Gulf.

Win memutar bola matanya malas, apanya yang enak menjadi orang dewasa? Membereskan mainan dan mengasuh katanya? Apa Gulf berpikir ini pekerjaan orang dewasa atau baby sitter?

"Jika aku menjadi dewasa tentu aku tidak akan melakukan hal seperti ini!" dengus Win sebal.

"Auw! Kenapa? Kamu harus menikmati ini, Win! Lihatlah Ibu Panti, aku sangat suka saat melihat Ia bekerja! Ia selalu bekerja dengan senyuman yang manis, membuatnya makin cantik!" ujar Gulf antusias.

Win hanya menghela nafas lalu tersenyum tipis, bukanlah hal yang asing mendengar Gulf yang seperti ini, Gulf memang memiliki sifat sabar dan penyayang.

"Phi Galp..." terdengar suara lembut khas anak kecil memanggil Gulf, membuat Gulf menoleh kepada suara si pemanggil.

Gulf menatap lembut, salah satu adik kecilnya yang cukup dekat dengannya di panti asuhan itu.

"Ada apa, Prim? Apa kamu ingin bermain dengan mainanmu lagi?" tanya Gulf lembut.

Prim menggeleng pelan "Eum... tidak Phi..." matanya mengerlip lucu saat menatap Gulf.

"Lalu Prim ingin apa?" ujar Gulf sembari mengelus surai rambut hitam Prim.

"Prim mau gendong..." cicit Prim, namun Gulf dapat mendengarnya dengan jelas. Adik-adiknya suka sekali bermanjaan dengan dirinya.

Gulf meninggalkan aktivitasnya membereskan mainannya, Ia membentangkan tangannya, membuat akses masuk untuk tubuh kecil milik Prim.

"Kemari, sayang" panggil Gulf.

Prim berhambur memeluk erat Gulf, tangannya Ia lingkarkan ke leher jenjang milik Gulf.

Gulf merubah posisinya, dari jongkok menjadi berdiri dengan beban prim di lengannya, membawa Prim memutari ruangan bermain mereka.

"Wiiiii!! Phi Galpp!! Lebih cepat... Nguenggg" tangan kecil Prim menggapai langit-langit seolah sedang berada di pesawat terbang.

Mendengar teriakan Prim, anak kecil yang lain langsung menghampiri Gulf, menarik-narik kaos oblong yang Gulf pakai, meminta digendong juga.

"Baik-baik... kita akan gantian ya setelah ini" ujar Gulf halus.

Ibu Panti tiba-tiba memasuki ruangan bermain karena suara gaduh itu. Ia melihat Gulf tengah ramai dikerumunin oleh anak-anak kecil di panti tersebut.

"Anak-anak jangan mengerubungi P'Gulf seperti itu" nasihat Ibu Panti.

Gulf spontan menoleh "Tidak apa-apa, Ibu. Aku senang bermain dengan mereka" sembari tersenyum manis.

Love Doesn't Feel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang