special : Happy Fathers Day

329 36 7
                                    


Dapur rumah sudah berubah menjadi kapal pecah, taburan terigu ada dimana-mana. Ceceran adonan pun tak kalah mengotori dapur dan bahkan baju kami berdua.

Yaps, gue dan Leon lagi sibuk bikin kue sendiri. Leon menyarankan buat bikin kue, karena katanya hari ini adalah hari Ayah. Soalnya dia juga dapat tugas untuk menggambar tentang ayah tadi saat di sekolah.


Gue lagi menghias kue yang baru saja di ambil dari oven, menaburkan mentega warna putih dan Leon dengan sabar menunggu kegiatan gue beres. Setelah dikira rapih, gue menyuruh Leon menghias kue semaunya.


Dengan gembira dia mengambil taburan warna-warni dan menaburinya di paling atas. Gue mengambil potongan cokelat untuk menutupi bagian sisi kue, Leon asik berkreasi dengan kue buatannya sendiri.


Sengaja gak gue larang apapun, karena anak seusianya sangat senang berkreasi. Apalagi Leon sangat menyukai menggambar, dia memperlakukan kue seperti kertas. Dia taburi apapun dan mencoba menggambar dengan cokelat yang sudah gue lelehkan di atasnya.


"Mama! Balonnya mana ?" Tanya Leon setelah puas dengan hasil kue hiasannya, gue membantunya turun dari meja makan. Karena dia harus menaikinya agar lebih mudah menghias kue.


"Di ruang tengah, kamu ambil gih. Mama mau beresin dapur dulu, ini kotor banget"

"Okay!"

Leon berlari menuju ruang tengah dan tak lama kembali dengan keresek besar. Isinya ada balon dan juga alat untuk meniupnya, sengaja beli alatnya biar gak capek niup sendiri.


Gue mengajari Leon terlebih dahulu untuk meniup balon hurufnya, dia mengangguk paham dan gue biarkan dia di kursi meja makan sekarang. Lalu gue sibuk membereskan dapur, tak lupa melepas celemek yang dikenakan oleh Leon.



Semua persiapan sudah beres, hari sudah mulai malam dan sebentar lagi Yunis pulang. Gue menelepon lebih dulu untuk memastikan kalo dia gak bakal lembur, kasian Leon nanti kalo dia pulang telat. Beruntung Yunis pulang tepat waktu.


Terdengar suara mobil masuk pekarangan rumah, Leon yang lagi menonton kartun di televisi langsung berdiri. Dia menarik gue menuju dapur, menyuruh untuk membawakan kue dan dia masuk ke kamarnya untuk membawa gambar buatannya saat di sekolah tadi.


Kami berdiri menunggu di depan pintu utama, Leon sudah gue dandani mengenaan baju bertuliskan Jagoannya Papa. Dan gue mengenakan baju samaan dengan Leon yang juga bertuliskan Ratunya Papa.


Pintu pun terbuka lebar, menampakan Yunis yang masuk ke dalam rumah. "HAPPY FATHERS DAY!!!" teriak kami berdua membuat Yunis terperanjat kaget.


Tapi bukan hanya Yunis aja yang kaget, tapi gue dan Leon juga. Apalagi Leon langsung memasang wajah ketakutan dan bersembunyi di balik kaki gue. Tangan Leon mencengkram rok yang gue kenakan dari belakang.


"Waahh, kejutan apa ini ? Tapi kok Jagoan Papa ngumpet ?" Tanya Yunis heran, dia baru saja melangkah dan Leon berteriak histeris.


"Kamu ganti warna rambut ?" Tanya gue pada Yunis yang mematung kaget melihat anaknya ketakutan.

Seakan baru paham, Yunis menyugar rambutnya lalu tertawa dan gue pun ikut tertawa. Yunis berjongkok untuk mengobrol dengan Leon tapi anak itu malah menangis.


"Bentar, pegang dulu" ujar gue sambil memberikan kue tart ke arah Yunis, dia pun menerimanya. Giliran gue yang berjongkok, memegang kedua bahu Leon yang masih sesegukan dan ketakutan. "Leon kenapa ?"


"I-itu Oom siapa, Mama ?" Tanya Leon dengan air mata masih mengalir di pipi, gue jadi gemas. Karena Yunis baru pertama kali mengganti warna rambut dan langsung ganti menjadi pirang, mungkin membuat Leon menjadi asing akan wajah Papanya sendiri.


HIM : My Husband || Cho SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang