persimpangan 1 part 1

0 0 0
                                    

Sejak awal SMA pikiranku mulai kagum terjamah tentang proses sains dan ilmu sosial mulai awal ditemukan hingga dikembangkan sampai saat ini, mereka berdua adalah alat penuntun yang membawa peradaban manusia hingga sekarang ini. memasuki SMA lebih lanjut, aku takjup dengan film sains fiksi utamanya Avengers dan iron man. Bukan suguhan aksi yang keren tapi cara mereka untuk membuat dan memproses menjadi aksi yang keren ituu, itulah yang membuatku penasaran. Mulai saat itu aku mulai berandai andai suatu hari mobil bisa dijalankan tanpa supir, jalan tol beralas panel Surya bukan aspal, pembangkit listrik tenaga gerak kekal, membuat baterai handphone yang tahan hingga 10 hari.

Maka sejak itu aku makin sungguh sungguh mempelajari sains. Tapi aku bukan orang yang cendekia, otak ku mengisyaratkan
"over cappacity over cappacity over cappacity ". Dan aku mulai berfikir lagi mempelajari  biologi fisika matematika dan kimia sekaligus adalah mustahil, Ditambah ada pelajaran pelajaran yang tak kusukai.
" Seingat ku aku masuk kelas IPA bukan IPS , kenapa ada geografi ekonomi prakarya. Seandainya ada mapel IT mungkin aku akan langsung fokus ke itu saja " gumamku . Ditambah lagi jarang sekali adanya praktek untuk membuktikan teori teori itu.

Bukannya sok pintar dan merasa hebat tapi aku membulatkan tekad untuk tidak " mencontek " percaya atau tidak aku melakukannya . Tapi bila ada teman yang bertanya jawaban aku memberinya kok karena sejak awal saya tidak mengincar rangking. Itu membuatku harus berusaha lebih keras, mengerjakan soal soal yang bahkan bab-bab yang  belum disampaikan hingga mencari referensi soal soal sampai cara memahami itu semua, tentunya aku fokus ke bidang sains dan ya seperti kata pepatah " usaha tidak menghianati hasil " aku mendapat peringkat "4 " yang bahkan mulai dari SD SMP aku belum pernah mencapainya, peringkat yang cukup puas tapi semakin membuat ku semangat peringkat "4"
dari bawah. Di nilai nilai pelajaran lain juga jelek, i said " i don't care ". Karena tujuannya memang saya tidak bertujuan untuk menjadi yang teratas tapi saya mau tahu ke arah mana kemampuan saya, yah memang cukup kecewa dengan banyaknya praktik yang terlewat, dan seingat saya hasil matematika fisika biologi saya tidak terlalu buruk (mendekati remidi ) dan kimia astaga hahha seperti mimpi buruk

Pesan titik balik
Tidak menjadi yang teratas bukan selamanya buruk, mungkin kita terlalu mengupayakan bidang yang tidak cocok untuk kita. Setidaknya kita tau satu hal itu bukan bidang kita dan menemukan kemungkinan itu adalah bidang kita

Cobalah untuk berani menghadapi sesuatu yang buruk itu dengan "bodo amat"

Titik Balik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang