Astrophile

17 2 0
                                    


Ketika aku mengatakan langit adalah satu-satunya alasan aku bertahan hidup, tidak ada kebohongan dalam kalimat tersebut. Aku sangat suka sekali dengan langit dan segala benda- bendanya. Sampai dulu Ibu suka menawari aku untuk menjadi Astronot atau bekerja di NASA, namun aku menolak menjelaskan alasannya dengan halus pada beliau.

"Ibu, Nara lebih suka memandang langit dari kejauhan. Nara takut kecewa kalau berada lebih lebih dekat"

Setelah itu Ibu berhenti menyemangatiku dengan kalimat "yang semangat belajarnya supaya bisa bertemu bintang-bintang yang biasa kamu pandangi setiap hari" namun aku selalu tersenyum mendengar ucapan-ucapan manisnya. Sayang, Ibu tidak berhenti mengucapkannya karena aku menolak, beliau tak berkata manis padaku lagi karena sudah tenang di sana, bertemu sang pencipta.

Tak ada yang berubah, aku masih suka memandangi langit. Aku masih lebih suka menatap memperhatikan angkasa dari tanah bumi—dari kejauhan. Sama halnya dengan rasa sukaku kepada Arashka, laki-laki tampan yang selalu dipuja-puji oleh banyak orang di sekolahku. Aku tidak pernah merasa risih atau menolak, aku suka mendengar kalimat-kalimat sanjungan itu karena semua pujian mereka benar adanya.

Dia tampan, cerdas dan baik. Aku hanya sedikit tidak suka karena dia suka skinship dengan siapa saja. Miris karena faktanya aku hanya murid biasa, Arashka bahkan mungkin tidak mengenal aku, lagipula aku lebih suka mengaguminya dari kejauhan.

Tapi dugaanku salah besar ternyata, teman dekatku—Gavin bilang Arash menyukaiku. Kata Gavin juga dia selalu mencoba berinteraksi denganku tapi terhalang oleh aku sendiri yang selalu menghindar.

Saat Gavin juga memberitahunya kalau aku menyukainya, dia jadi sering mencoba dekat denganku. Seperti membelikanku susu kotak rasa coklat padahal aku lebih suka stroberi, tak apa, setidaknya dia sudah berusaha untuk membuatku senang.

Tapi tetap saja aku lebih suka ketika dia jauh, memandang parasnya dari jauh walaupun lebih terlihat tampan ketika dekat.

Sampai dia menawariku untuk menjadi kekasihnya, berlutut di depanku yang sedang duduk santai di taman belakang sekolah. Ada banyak orang yang melihat dan aku sangat malu. Aku tahu dan mengerti Arash akan lebih malu ketika aku menjawabnya dengan kalimat penolakan, jadi aku memilih opsi kata tengah. Terkesan menggantung tapi lebih baik daripada aku menolaknya terang-terangan di hadapan banyak orang.

"Tunggu, ya"

Arash hanya tersenyum, Indah sekali, aku begitu ingin menyentuh pipinya yang terlihat lembut itu.

Namun, siapa yang akan menduga setelah kejadian di taman, hal buruk tak terduga terjadi. Tak ada yang tahu, tak ada yang menyadari, tak ada yang bisa memprediksi rencana Tuhan. Senyum manis, tatapan tulus dan binaran mata sejuknya adalah pemandangan ukiran paras Arashka yang dapat aku lihat hari itu. Untuk terakhir kalinya.

Aku menangis. Sesak, tersedu kala mengingat belum sempat menjawab tawarannya. Terlebih saat menyadari aku tidak akan pernah bisa memandangi paras indahnya lagi.

Saat aku bilang lebih suka memandangimu dari jauh, bukan maksudku kamu harus menjauh sampai ke alam lain, Arashka Vanderbilt. Maaf.

Maafkan aku, Rash. Sejak Ibuku meninggal, aku tidak dapat bersentuhan denganmu lagi. Kamu pasti lupa padaku, aku anak kecil yang sama dengan bocah yang waktu itu mencuri teropongmu untuk melihat bintang lebih dekat. Lalu kamu datang bersama kakakmu, mengambil paksa teropong itu sampai kita berebut dan berakhir melihat bintang bersama dengan masing-masing sebelah mata.

Bukannya tidak mau, tapi tidak mampu. Aku lebih suka memandang langit dan kamu dari jauh. Kata kedua dan ketiga kalimat itu hanya untuk membuatku senang. Di baliknya terdapat aku dengan segala ketidakmampuanku. Ketidakmampuanku mendekati bintang menjadikan aku pencuri kecil teropongmu dan Haphepobhia-ku membuatku tidak mampu serta takut berdekatan denganmu.

13/11/2020
-d

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElysianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang