09. Hari Kelulusan

17 2 0
                                    

"Percayalah sekenario Allah jauh lebih baik dari rencana-rencana indahmu"

_My Future_

***

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, AND COMMENT!

Mohon maaf apabila ada kata yang salah dan juga typo, saya hanya manusia biasa dan masih belajar, karya ini asli dari dunia imajinasi penulis. So, hargai penulis dengan meninggalkan jejak kalian, Thx😉🤗💗

HAPPY READING!!.............

Hari berlalu begitu cepat, bulan pun kini telah meloncat ke bulan selanjutnya. Tanpa terasa kini perpisahan kelas dua belas tengah berlangsung di halaman luas SMAN Harapan Bangsa.

Abil kini tampak gagah dengan setelan kemeja putih dan celan hitam serta jubah hitam kebesaran dan juga toga yang melekat di tubuhnya. Senyumnya melengkung indah bak bulan sabit yang tengah bersinar di antara ribuan bintang.

Ditemani kedua orang tuanya, serta tak lupa seorang gadis cantik dengan broklat gamisnya yang berwarna cokelat dengan buket bunga dalam genggamannya. Rida Syafitri, dia sahabat Abil yang sempat merenggang hubungan keduanya, tapi kini dua anak manusia itu kembali bersahabat. Ya, hanya bersahabat meski Rida sudah tau tentang perasaan Abil padanya.

Dari kejauhan tampak seorang pria dengan setelan baju batik dan celana hitam, serta tak lupa dua buket bunga digenggamnya erat-erat untuk dua sahabatnya itu.

"Assalamualaikum," ucap pria yang kerap dipanggil Arfan ini saat berada di antara keluarga Abil.

"Waalaikumussalam," jawab mereka serentak pada salam yang Arfan ucapkan.

"Eh, Nak Arfan! Apa kabar?" ucap umi Abil dengan mata binarnya saat mendapati pria yang baru saja menyapa keluarganya ini.

"Alhamdulillah Umi, Arfan sehat. Umi sama Abi sehat juga kan?" tanya Arfan yang dibalas senyuman oleh kedua orang tua Abil.

"Alhamdulillah, kami semua juga baik," ucap umi Abil.

"Hey Bro! Happy graduation ya Daf,"  ucap Arfan sembari bersalaman dan memeluk tubuh sahabatnya itu. Abil pun bahagia Arfan bisa hadir, meski tak dapat dipungkiri jauh di lubuk hatinya ia merasakan sesuatu seperti menghantam hatinya, tapi ia mencoba menahan egonya demi gadis pujaannya yang masih berstatus sebagai sahabatnya ini.

"Wah, makasih ya Fan, ente udah bela-belain datang ke sini," ucap Abil sembari menerima buket dari Arfan.

"Tenang, tapi nggak gratis dong, besok pas acara lulusan ane, ente juga kudu dateng Daf," ucapnya sembari tersenyum ke arah Abil.

"Itu pasti" ucap Abil.

"Oh, hay Da! Apa kabar? lama tak berjumpa ya," ucap Arfan pada Rida yang kini tengah tersenyum malu.

"Iya, kabar aku baik, kamu sendiri baikkan?" tanya Rida basa-basi.

"Seperti yang kamu lihat, oh ya kamu pindah kesini kenapa nggak bilang sih sama aku, atau paling enggak ada niatan ketemu aku gitu, untung Daffa bilang kemarin, kaget banget aku Da," tutur Arfan panjang lebar membuat Rida terkekeh pelan sembari melirik sekilas ke arah sepasang manik mata hitam legam menatap datar ke arahnya.

My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang