27. Berubah

115 9 108
                                    

Radha, Alishka, dan Shreya tengah terheran-heran melihat Meera dan Samaara yang menatap Rohan dengan tatapan setajam pedang—seperti ingin mengajak perang.

"Samaara, kau ini sebenarnya kenapa?" tanya Shreya untuk kesekian kalinya, bahkan sebenarnya sudah sangat jengah.

"Diam kau!"

"Meera, kau baik-baik saja?" Shreya berganti menanyai Meera.

"Ssst!" balas Meera.

"Samaara, kau pasti sudah sangat mengantuk, sebaiknya diam saja, ya," ujar Alishka.

"Kau yang diam, Alishka! Kau tidak tahu apa-apa!"

Semuanya terkejut, terutama Rohan yang tentu saja bingung. Memang dia habis melakukan apa sampai kedua gadis ini marah padanya?

"Samaara, kau---"

"STOP! Kenapa kau menyakiti sahabatku? Ha?! Kenapa?!" cecar Samaara.

"Menyakiti?" Rohan kebingungan.

"Ya, pagi tadi Radha berangkat diantar kak Arzoo, dan Radha tidak mau mengajakmu menonton, katakan kenapa? Kau pasti selingkuh! Sudah jelas, kau tertular virus teman kakak iparnya Radha itu," kata Samaara yang tatapannya pada Rohan masih setajam pedang.

Rohan malah tertawa terpingkal-pingkal mendengar penuturan Samaara, seolah perkataan Samaara sangatlah lucu.

Samaara dan Meera saling pandang—bingung.

"Kau gila?" heran Meera.

"Kalian berdua yang gila," Rohan kembali tertawa dengan begitu bahagianya.

"Dengar, Samaara, Meera, Radha diantar kak Arzoo karena aku harus mengantar ibu ke pasar, dan soal tidak mau mengajakku menonton, karena kan hanya khusus untuk para gadis," papar Rohan.

"Bohong! Buktinya kau tadi pergi berdua dengan putrinya pak Rahul," sangkal Meera.

"Maksudmu Shivika? Hei, Shivika itu sepupuku, mana mungkin aku selingkuh dengan sepupuku sendiri?" Rohan kembali tertawa.

"Sepupu?"

"Ya, Pak Rahul adiknya ibuku, jadi dia pamanku," jelas Rohan.

Meera dan Samaara saling pandang sambil garuk-garuk tak gatal tengkuknya. Mereka tidak tahu harus berkata apa setelah salah paham dengan Rohan. Sungguh pangeran manisan yang malang.

"Kau tenang saja, Meera, Samaara, aku tidak akan pernah menyakiti Radha. Aku terlahir ke dunia ini untuk menjaga dan membahagiakan Radha, hm?" kata Rohan.

"Samaara, bukankah kau sendiri yang bilang jika Rohan jatuh cinta itu wajar? Dan kenapa sekarang kau sendiri yang bermasalah dengan itu?" sambung Radha.

"Bukan begitu, Radha. Kalian ini kan sudah lama bersahabat, seperti aku yang kesal saat Alishka lebih dekat dengan teman barunya dan melupakanku, kau juga pasti kesal Rohan lebih dekat dengan yang lain," tutur Samaara.

"Kenapa malah aku yang jadi korban?" protes Alishka.

"Itu hanya perumpamaan, Bodoh!" sahut Samaara.

"Tidak akan, Samaara. Aku tidak akan pernah melupakan Radha sampai kapanpun, dan aku akan selalu ada untuknya," ucap Rohan yakin.

"Iyaa, tapi tetap saja aku khawatir."

"Samaara, terima kasih sudah sangat peduli padaku," Radha memeluk Samaara sekilas.

"Tentu saja, kau salah satu sahabat terbaikku. Kau tahu? Ayah menawariku untuk melanjutkan pendidikan ke Delhi, tapi aku tidak mau, karena menemukan sahabat seperti kalian akan sangat sulit," ujar Samaara.

Stay A Little Longer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang