"Sejauh apapun aku pergi, aku akan selalu menyertaimu lewat doa-doaku"
Muhammad Arfan Hafidz
_My Future_
***
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA 🤗
Follow, vote, and comment 😉
HAPPY READING...!
Seorang gadis dengan hijab navy serta gamis silver dengan perpaduan blezer warna navy tengah duduk di sebuah gazebo dengan pemandangan sekerumun manusia dengan balutan jas atau pun kebaya. Ada juga mereka yang tengah tertawa bahagia menyambut hari kelulusan mereka dengan baju toga yang membalut kostum mereka.
Hingga tak sadar jika ada seorang ikhwan yang tengah duduk di sampingnya dengan jarak beberapa senti untuk menjaga batasan. Seseorang itu menatap hamparan langit biru dengan sesekali ekor matanya melirik ke arah gadis di sebelahnya yang masih fokus dengan hiruk piruk di lapangan madrasah, hingga tanpa sadar bibir pria tersebut sedikit terangkat ke atas hingga tampak lesung pipitnya.
"Ehem!" Suara deheman seseorang mampu mengembalikan kesadaran gadis dengan hidung lancipnya ini.
"Ish! Kak Arfan ngagetin!" seru gadis bernama Jihan ini dengan muka yang sudah ditekuk kesal.
"Assalamualaikum," salamnya pada gadis di depannya yang tengah kesal ini.
"Iya, waalaikumsalam Kakak ganteng," balas Jihan membuat Arfan terkekeh pelan, ia tahu betul bagaimana sifat Jihan yang terlalu ceria ini.
"Oh iya, happy graduation ya Kak, semoga ilmunya bermanfaat," ucap Jihan dengan sebuah buket indah yang ia sodorkan di depan Arfan, lagi-lagi seulas senyum itu kembali terbit di bibir Arfan sembari menerima buket cantik itu.
"Makasih ya, kamu semangat belajarnya, jangan bandel lagi," Perkataan Arfan sontak membuat Jihan memelototkan bola matanya.
"Ish! emang Jihan bandel ya?" tanya Jihan dengan nada kesalnya. Arfan terkekeh geli melihat tingkah putri dari sang kiai yang begitu manja padanya ini.
"Iya, bandel banget kalau disuruh makan," ucap Arfan, sedangkan Jihan malah cengengesan sendiri.
"Ya kalo itu mah lagi progam diet aja kak," ucapnya yang sontak mengundang tawa Arfan.
"Diet? Badan selidi gitu mau diet?" tanya Arfan dengan tawa mengejek, bagaimana tidak, pasalnya Jihan memiliki tubuh yang ramping dan semampai, lalu apa yang mau dikurangi?
"Ish, ini namanya pencemaran nama baik," ucap Jihan dengan sedikit kesal.
"Oh ya Kak, lulus ini Kakak masih disini kan?" tanya Jihan mengubah topik, pasalnya ia penasaran dengan Arfan, tak ada berita simpang siur tentangnya yang masuk ke pendengaran Jihan.
Arfan diam tak menanggapi ucapan Jihan, ia menatap sekilas wajah penasaran Jihan lalu kembali menatap lurus kedepan.
"Kakak nggak bisa di sini terus," ucapnya pelan, hingga tanpa sadar mata Jihan sudah mulai berkaca. Bukan karen apa, pasalnya selama ini ia sudah menganggap Arfan sebagai kakaknya sendiri, lalu bagaimana saat adik ditinggal oleh kakaknya dengan waktu yang tak tahu sampai kapan?
"Lantas? Kakak akan kemana?" tanya Jihan dengan tatapan sendunya. Arfan menghela nafas berat, ia merasa bersalah tak memenuhi janjinya pada gadis cilik di sebelahnya ini. Ya, dulu waktu Arfan baru kenal dan dekat dengan Jihan ia berjanji akan menjaga Jihan sampai ada sosok lelaki yang menggantikannya nanti, yaitu seorang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future
SpiritualCinta datang karena terbiasa, tapi berbeda dengan gadis kelahiran bandung ini, dia merasakan cinta saat mendengar suara adzan, padahal ia tak tahu siapa seseorang dibalik itu. Saat ia telah menemukan suara yang mampu menggetarkan hatinya, ternyata...