Kini Taeyong menatap kedua orang dihadapannya dengan tatapan yang terlihat amat sangat marah. Tatapan yang menghunus tajam secara bergantian kepada Mark juga Mina.
"Apa yang kalian lakukan?"
Keduanya tidak ada yang menjawab, Taeyong tersenyum, "tidak ada yang mau menjawab?"
"Mom, kami tidak melakukan apa-apa", Mina berujar demikian. Perempuan itu lalu menunduk dengan dalam takut dengan tatapan horor dari Taeyong.
Taeyong pasrah, ia terduduk lalu memegang pangkal hidungnya, pusing sekali rasanya.
"Aku tidak mau tahu, cepat selesaikan sebelum kau", Taeyong menunjuk Mark sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Kehilangan dia", lanjut Taeyong tegas.
"Lalu aku? Aku bagaimana Mom?", Mina bertanya dengan polosnya membuat Taeyong menghela nafasnya dalam-dalam.
"Kau juga minta maaf sana"
Keduanya kemudian segera meninggalkan ruangan dengan cepat takut jika nanti Taeyong akan bertambah marah.
.
.
."Sudah tidak apa-apa, mungkin kau benar ini karma untukmu", Renjun mengelus pucuk kepala Haechan dengan pelan.
"Sekarang kalian sudah sama-sama merasakannya kan?", Renjun kembali berucap, Haechan hanya mengangguk dalam tangisnya.
Benar, Haechan sudah kembali dari kantor Mark dan sekarang dia sedang berada dikamarnya didalam pelukan Renjun. Renjun yang kala itu sedang menjahit langsung meninggalkan jahitannya ketika melihat Haechan berlari dengan wajah yang basah oleh air mata.
"Sudah-sudah berhentilah menangis, kau sudah menangis selama berjam-jam Echan-ah", Renjun mengusap kembali pipi Haechan.
Haechan menggeleng, "tidak bisa, air matanya tidak mau berhenti keluar"
Renjun tertawa, "bagaimana kalau kita ke lotte world? Dan makan es cream dengan ukuran besar?"
Haechan mengangguk saja, ia lalu melepaskan pelukannya, Haechan mengusap wajahnya yang masih sembab.
"Hei hei mau kemana?"
Haechan menoleh, ia mengerutkan bibirnya. "Lotte World, katanya mau kesana?"
"Kau yakin mau kesana dengan keadaan muka sembab begitu?"
Haechan menggeleng, ia duduk kembali membuat Renjun mau tak mau menoyor kepala Haechan. "Cuci muka dan ganti baju sana, astagaa Haechan-aah"
Haechan memberut namun ia kembali berdiri untuk menuruti apa yang Renjun katakan. Selang beberapa menit Haechan sudah segar ia juga sudah berganti baju, sudah siap akan pergi.
"Sudah?", Renjun memasuki kamar Haechan dengan menenteng satu tas sedang.
"Eung sudah"
Renjun mengangguk lalu mereka berdua pergi setelah berpamitan dengan Bibi Choi.
.
.
.Mark kini sudah sampai ke tempat tujuannya, yaitu panti asuhan tempat Haechan tinggal. Pemuda itu turun dari mobil dengan gugup, jika kalian pikir Mark tidak peduli dengan Haechan tidak rindu dan segala macamnya kalian salah besar, Mark sangat-sangat rindu pada Fullsunnya.
Didepan sana ia sedang melihat Jisung sedang bermain dengan salah satu anak yang Jisung ketahui namanya Sodam.
"Jisung-ah.." panggil Mark ketika pemuda itu telah sampai setengah mener dari mereka.
Jisung mendongak, menatap Mark dengan raut wajah yang bisa Mark mengerti.
"Ada apa? Kau mencari Haechan Hyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
FanficMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...