Seorang wanita sedang berjalan dengan tumpukan buku yang dibawanya. Dia berjalan di tengah teriknya matahari disertai hembusan angin yang meniupkan baju dan hijabnya secara perlahan...
Dia gadis berparas cantik dengan pakaian syar'i nya"Aduh, kok hari ini panas banget yah" ucap Ratih sambil melindungi bagian wajahnya dengan menggunakan tangannya.
"Ratiiiih.." teriakan Risa memanggil namanya sambil berjalan menyusul ratih
"Kok kamu telat datangnya sih sama kaya aku hehe" Ucap risa
"Iya nih, soalnya ba'da subuh tadi bagianku ngajar santri ris jadinya aku telat buat siap siap kekampus" jawaban Ratih kepada Risa...
"Oiya kamu udah kerjain tugas dari dosen ris?" Tanya Ratih kepada Risa Sambil menatap wajahnya disertai senyum yang manis..
"Emmm, Alhamdulillah nih udah kok, kalau kamu gimana?,eh maunya aku gak usah nanya soal ini yah kekamu..,pasti jawabannya udah laaah" ucapnya sambil tertawa.
"Ya Allah,apaan sih kan aku juga manusia biasa lah pasti banyak khilafnya ya kan" membalas tertawa risa
Tiap langkahnya yang berirama, disertai iringan kicauan burung-burung, dengan suasana yang terik seakan udara menyambut kehadiran mereka.
Mereka berdua berjalan menuju ruang kelas, dengan langkah yang anggun...
Dengan pandangan menuju kursinya langkah demi langkah ia lalui,
Brukkk
Menaruh buku di atas mejanya..
Mengambil pulpen dari tasnya dan menuliskan kisahnya di buku yang menemaninya selama bertahun tahun..
Tingggg...
Notifikasi ponsel berdering,yang tepat berada di atas meja bersamaan dengan diarynya lalu dia melihat dengan lirikan ke arah layar yang tertulis '1 new message' serasa tidak penting,tetapi ia tetap membukanya
Dengan nama kontak kakak yang terpampang di layar benda berwarna putih itu.. mata Ratih yang tadinya hanya melirik sontak langsung berubah menjadi melotot.
"Ya Allah kakak" ucap dalam hati dan bertanya kepada dirinya sendiri "apa kakak udah selesai study yah tumben ngabarin".Ia pun bergegas untuk membuka pesannya
"Assalamualaikum Dek,kamu kapan pulang kerumah?" Tanya kakakDengan Jarinya yang mungil untuk mengetik beberapa kata di keyboard nya disertai rasa yang gembira dan penuh semangat.
"Waalaikumussalam kak,Aku pulangnya nanti kak,kalau santri udah libur, oiya kak gimana kabar kakak? Kakak sekarang di mana? Emang kakak udah pulang dari singapur?"
Tanya Ratih yang begitu penasaran akan kabar kakaknya."Alhamdulillah baik kakak kok,iya nih dek kakak sebenanrnya udah di rumah sekitaran 1 Minggu hanya kakak sengaja aja gak mau kasih tau kamu dulu soalnya mau buat suprise hehe, tapi malah kamunya gak pulang-pulang gagal deh suprisein kamunya" jawab kakak.
Sambil tersenyum dan tersipu malu Ratih membalas chat kakaknya
"Ya Allah kakak,kenapa gak kabarin aku aja sih supaya ntar aku minta izin pulang dulu buat ketemu kakak, tapi kalau sekarang baru di aksih taunya tanggung kak bntar lagi santri juga pada libur"."Eh kamu ini, kalau di kasih tau dari kemarin-kemarin namanya juga bukan suprise lah,tapi sama aja sih sebenarnya suprisenya juga sekarang gagal hehe" balasan agak sedikit kecewa karena gagal memberi kejutan kepada adeknya.
***
Kumandang adzan asar pun berbunyi..
Ratih bergegas kembali ke tempat dimana ia membagi ilmunya.Dap
dap
dapiringan langkah kaki mungil dengan penuh keriangan..
Ia berjalan seorang diri memandang beberapa buku yang ia pegang dan membukanya selembar demi selembar.Braaak
Sebagaian buku Ratih terjatuh, Ratih terdiam dan langsung membungkukkan badannya untuk mengambil buku yang jatuh..
Dap..
dap..
dapSeperti suara langkah kaki yang tidak tau dari mana asalnya, perlahan demi perlahan suara itu semakin kencang seperti ada objek yang mendekati ratih,.
Ratih terdiam seakan merasakan kehadiran langkah kaki itu, kepala Ratih yang tadinya fokus menunduk kebawah untuk mengambil beberapa buku yang terjatuh perlahan demi perlahan pekanya memaling ke depan, karena ingin mengetahui sebenarnya objek apa yang mendekatinya, benar saja ternyata seorang pria memakai jubah disertai peci yang menempel di kepalanya..
Sontak Ratih terkejut dan ia langsung memalingkan wajahnya kebawah.
Tangan pria itu mengambil satu persatu buku yang tergeletak di bawah
"Kalau jalan hati hati mba," ucap pria berpeci itu.
Ratih hanya bisa terdiam sejenak dan agak sedikit kaku, "I-iya, maaf ngerepotin, gara-gara ngebantuin," jawab Ratih sambil tersipu malu.
"Udah santai aja." kalimat yang di keluarkan pria itu sambil membantu Ratih. Tanpa di sengaja tangan pria itu menyentuh bagian dari tangan munyil Ratih.
Keduanya sontak diam dan langsung berjauhan, mereka agak sedikit canggung seolah Soleh dunia teralihkan kepada mereka berdua..
"Astaghfirullahaladzim, ma-maaf, aku gak sengaja" ucap pria berpeci itu dengan nada yang gerogi.
Ratih diam membisu seperti mulut yang di kunci...
Keringat dingin menyerang mereka berdua,hanya hembusan angin yang terdengar pada saat itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary For Sister
RomanceBaca aja hanya tentang hati !!! Langkahku untuk turut andil, dan peduli atas kejadian yang kau alami membuatku masuk dalam pusaran cinta tanpa tuan. Hingga detik ini, kau tak pernah tahu bahwa aku mencintaimu.