2

25 7 3
                                    

Aku menaruh perasaan kepada seseorang yang belum bisa melepas masa lalu nya.
—Tania Ika Qaniira

"Taniaa!" Teriak bunda Tina dari arah meja makan.

"Iyaa bundaa, bentar Tania lagi cari novel Tania!" Jawab Tania dari lantai dua kamarnya.

"Cepat sayang, ini udah ada temen kamu nunggu"
Ucap bunda Tina lagi. "Maaf ya Raffa, Tania emang suka ngaret kalo mau berangkat sekolah" Ucapnya bunda nya kepada Raffa yang sudah duduk di meja makan, bersama Anaz Dwi Qaniira adiknya Tania, dan Albar Tri Qanito, adik kedua dengan kursi khusus anak balita.

"Bunda, Tania ga sempet sarapan, udah telat" ucap Tania yang terburu-buru berjalan sambil memakai sepatu nya secara tergesa-gesa, tas yang masih kebuka sletting nya, rambut yg masih belum Tania ikat.

"Ayo cepetan!" Perintah Tania kepada Raffa, lalu Raffa bangkit dari kursinya.

"Sarapan dulu Tania, Raffa nya udah duduk loh" Saran bunda.

"Tapi bun—"

"Gapapa tante, nanti kami sarapan di sekolah aja, Raffa pamit tante, assalamualaikum" Ucapnya sopan lalu menyalim bunda Tina, Tania pun ikut menyalim bunda nya sendiri.

"Titip Tania ya Raffa, ingetin dia makan, kalau ga maag nya nanti kambuh" Perintah bunda

"Iya tante" Jawab Raffa sopan.

"Da daa bundaaa, love you mwah!" Ucap Tania lalu mereka pun bergegas berangkat menuju ke sekolah nya

Motor besar milik Raffa lolos memasuki gerbang yang sedikit lagi akan di tutup oleh penjaga OSIS hari ini.

"Huh, untung ga telat" Monolog Tania sambil bernafas lega, lalu melepaskan helm nya yang sudah ia bawa sengaja agar Raffa juga bisa memakai helm nya sendiri.

Tania pun berjalan meninggalkan Raffa,

"Makan!" Ucap Raffa lalu menarik Tania ke kantin.

"Ini jam berapa gilak!" Bentak Tania sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Raffa pada pergelangan tangannya.

Raffa hanya terus membawa Tania menuju kantin, tanpa mau mendengar celotehan nya.

"Duduk!" perintah nya, Tania pun melampiaskan kesalnya dengan menghempaskan bokong secara keras di kursi panjang tersebut.

Raffa pun membawa makanan untuk nya, karena emang Tania sedikit lapar, jadi tanpa basa-basi ia langsung memakan dengan ekspresi kesalnya.

"Santai aja, nanti keselek" ucap Raffa sambil mengikat ulang rambut Tania karena masih banyak yang tidak terikat, sontak Tania tersedak karena perlakuan yang tiba-tiba dari adik kelas nya tersebut.

"Minum" Ucap Raffa memberikan gelas berisi es teh manis, Tania pun meneguk nya sampai habis.

"Udah, ayok ke kelas, udah telat 20 menit tau!"  Tania berdiri dan menarik tangan Raffa dengan gerakan refleks . Dan Raffa hanya diam mengikuti kakak kelas nya itu.

"Stop, kelas aku beda sama kelas kakak" Jelas Raffa datar.

"Oiya gue lupa, yauda sono masuk kelas lo" Usir Tania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang