Jeffrey memarkirkan mobilnya sembarangan, membuka pintu dan turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Ia berlari, kemudian menarik perelangan tangan Yeri yang baru saja melangkah keluar dari mobil miliknya, sehingga membuat cewek itu berhenti, "Nggak bisa gini dong Yer!"
Yeri terkejut, sekaligus bingung, "Heh, apaan sih?!"
"Lu gila ya? Masa dua kotak dipake sendiri sih?!" Jari telunjuk Jeffrey menunjuk mobil Yeri yang baru saja terparkir. Jeffrey pusing, cewek satu ini seenak jidat neneknya kalau parkir. Dipikir ini kampus neneknya apa?
Yeri melirik mobilnya sebentar, "suka-suka gue dong." Lalu mengacuhkhan Jeffrey dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan cowok itu, "Udah pergi sana lu, gue udah telat."
Tapi tangan Jeffrey langsung kembali menahan pergelangan Yeri, "enak aja lu, dipikir lu doang yang telat? Gue juga lah, kan kita sekelas!"
"Yaudah ayo masuk!"
"masalahnya ya, gue kasih tau nih. dengerin, Ini masalah gede!" Jeffrey menarik nafasnya, lalu menghembuskan kembali, "ini tempat parkir bisa buat dua mobil, nah mobil lo yang unyu ini serakah banget, masa lo parkir di tengah garis begini? Mana miring pula! Terus mobil gue gimana?"
"Yaudah cari tempat lain aja, gue nggak bisa benerin, itu udah usaha maksimal gue." Jawab Yeri dengan enteng.
Maksimal katanya? Tapi hasilnya begini. Ngaco nih cewek. Batin Jeffrey.
Emosi Jeffrey udah naik sampai ke ubun-ubun. Daripada buang-buang energi buat marah, lebih baik dipeluk aja. Sayangnya belum bisa. Nggak tau juga bisanya kapan.
Nggak bisa begini. Jeffrey harus mengambil tindakan, "Siniin kuncinya, biar gue benerin."
Tentu saja Yeri nggak keberatan untuk dibantu, lagipula sebenarnya posisi parkirnya memang sedikit aneh, memalukan kalau sampai dilihat banyak orang.
Yeri hanya memperhatikan Jeffrey yang mendadak sibuk jadi tukang parkir. Hingga akhirnya dua mobil, miliknya dan milik Jeffrey berhasil terparkir berdampingan dan sempurna. Semuanya beres, hanya dalam hitungan menit saja.
"Thanks." Ucap Yeri setelah kunci mobilnya kembali ke genggamannya.
"Bayar dong, jaman sekarang mana ada gratisan?"
Yeri mengeluarkan selembar uang dari dompetnya, memberikannya ke Jeffrey, "nih!"
Jeffrey terkejut, "lah anjir dibayar beneran. Mana seratus rebu, banyak amat bos!"
"Enak aja seratus ribu buat lo semua, kembalian gue mana?"
"Kalo lo bayar gue pake cinta, gue balikin semua. Tapi kalo lu bayar pake duit, ini kurang." Jeffrey tersenyum Jahil.
Yeri jadi kesal, "udah lah, lu ambil aja buat beli ayam balado sama telur balado, sekalian sekandangnya." Katanya, lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Jeffrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTER AKHIR; Jung Jaehyun [END]
Fiksi PenggemarNgerjain skripsi, revisi dan berganti tambatan hati? • Jung Jaehyun • Kim Yerim • Mark Lee