"Si bodoh!"
"Anak gila""Bocah dungu! Anak halu" Sambung Chanyeol ikut menambahi umpatan Kim Hanbin yang terdengar penuh emosi. Song Mino yang duduk diantara mereka berdua hanya menatap kedua sahabat seperjuangan dan sepersetanan nya itu dengan tatapan datar.
Ia sudah menduga semua umpatan itu akan keluar dari bibir sahabatnya.
Karena cuma sahabat yang akan dengan keji mengataimu saat kau sedang berusaha mewujudkan impianmu.
Tapi Mino tidak sakit hati melihatnya. Ia hanya melempar kekehan bodoh sebagai jawaban atas semua reaksi itu. Membiarkan Hanbin dan Chanyeol semakin emosi melihatnya.
Sungguh Mino rasanya ingin terbahak melihatnya.
Sepulang nya dari Jeju acara liburan yang digagas Lisa memang berantakan. Sangat amat berantakan.
Karena dari awal Mino tahu rencana gadis itu hanya ingin membuatnya jauh dari Bu Irene. Sangat bertolak belakang sekali dengan tujuannya yang justru berniat datang ke Jeju untuk menemui perempuan Bae itu.
Lihat saja kan? Belum apa-apa tujuan Mino dan Lisa sudah berbeda. Bagaimana bisa ia menjalin hubungan dengan perempuan Manoban itu?.
"Beginilah bunda kalau anak sejak bayi tidak mendapat nutrisi yang cukup". Sekali lagi Kim Hanbin berkomentar, mengepulkan asap rokoknya ke sembarang arah dan mendecih ketika tatapan matanya tidak sengaja ia arahkan pada Mino yang kini santai menikmati rokok paginya.
"Aku fikir kamu bener-bener naksir Lalisa No, makanya aku sama Rose bener-bener berusaha bikin kalian deket" Keluh Chanyeol yang kini ikut menarik satu batang rokok.
Kim Hanbin yang mendengarnya ikut mengangguk. Mereka tahu betul bagaimana terpesona nya Song Mino pada Lalisa, dan sebagai sahabat yang baik tentu mereka akan dengan senang hati membuat sahabatnya bahagia kan?.
Kalau begini kan sia-sia.
"Dulu .. Iya" Balas Mino akhirnya.
"Sekarang, gimana?" Tanya Hanbin, memburu. Suara nya masih sinis, entahlah Hanbin masih merasa kalau apa yang sedang Mino lakukan ini sia-sia. Sebagai sahabat ia hanya ingin Mino bahagia, dan ia tahu perempuan sekelas Bu Irene tidak akan mau melirik mahasiswa miskin seperti mereka.
Tapi percuma saja memberitahu Mino segamblang itu. Orang yang sedang dibutakan oleh cinta mana mau mendengarkan sebuah saran? Telinga nya pasti tuli.
"Kamu udah tahu jawabannya kan Bin, aku tahu ini bakalan kedengeran klise atau bahkan halu. Tapi ... Aku bener-bener suka sama Bu Irene" Jawab Mino, santai. Nada suaranya yang ringan malah semakin membuat tatapan aneh yang kemudian mencuat dari kedua wajah Chanyeol dan Hanbin.
Padahal Mino dalam hati berdebar keras setelah berusaha jujur dengan perasaannya.
Tentu saja ia hanya jujur mengenai perasaannya, bukan hubungan yang sedang ia jalani dengan ibu dosen itu.
Bisa kiamat hidupnya.
"No ... Oke, aku ga bakalan ikut campur deh kalo masalah perasaan. Toh namanya hati ga bakalan bisa dipaksa kan? Tapi No, ini Bu Irene, dan kamu tahu dengan jelas kan dia gimana?" Ujar Chanyeol yang mencoba menengahi.
Hanbin mengangguk setuju. Sebetulnya dengan siapapun Mino memilih menjatuhkan hatinya itu tentu sepenuhnya kuasa Mino, mereka hanya sahabatnya. Hanya pendukung dan pengingat agar sahabatnya itu tidak salah jalan.
That what's friend are for right?
"Karena dia kaya maksudnya? Apa karena aku mahasiswa miskin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
FanfictionBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...