Chanyeol baru saja selesai memanaskan mobil di garasi. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan mengernyit heran.
Kenapa lama sekali?
Akhirnya pria berusia 27 tahun itu pun melangkah kembali ke dalam rumah. Tungkainya ia arahkan menuju kamar utama untuk mencari seseorang yang seharusnya sudah siap sedari tadi.
"Sayang?"
Tidak ada jawaban.
Sosok yang dicarinya pun tidak ada.
Chanyeol mencarinya di kamar mandi. Namun nihil.
Kemudian ia melangkah menuju walk in closet dan mengintip.
"...nanti baby tidak usah malu, ya? Kita foto bersama."
Pria itu mendapati suami cantiknya tengah mengelus perut besarnya sambil berbicara. Atau lebih tepatnya mengobrol bersama calon buah hati mereka.
"Yang memotret adalah teman Papa dan Dada. Dia sangat baik. Baby pernah bertemu dengannya beberapa kali."
Chanyeol tersenyum. Hangat menjalari hatinya mendapati sang belahan jiwa yang juga tengah tersenyum. Perhatian lelaki mungil itu tercurah sepenuhnya pada perut buncitnya sampai tidak menyadari kehadiran Chanyeol di sana.
"Jangan mau kalah dengan Dada yang sudah sering dipotret dan masuk majalah, okay?"
Tuk. Tuk.
"Sayang?" Chanyeol mencoba menarik perhatian Baekhyun dengan mengetukkan jarinya pada permukaan kayu seraya memanggil namanya lembut. Bibirnya masih membentuk senyum hangat hingga lesung pipinya yang dalam terlihat.
Panggilan tersebut bersambut kesiap. Baekhyun menutup mulutnya kikuk karena ketahuan tengah membicarakan Chanyeol bersama janin dalam perutnya.
"Oh, sejak kapan kau di sana?"
"Baru saja."
"Kau dengar obrolan kami?"
Chanyeol mengangkat tangan kanannya, menunjukkan telunjuk dan ibu jarinya yang diapit berdekatan. "Sedikit."
Lelaki mungil dengan perut buncit itu seketika tersipu malu. Wajahnya dihiasi rona pink yang menjalar sampai ke telinga.
"Sudah siap?" tanya Chanyeol seraya menghampirinya.
"Eung, sudah dari tadi sebenarnya. Tapi... aku... lupa waktu. Hehe~"
Gemas, Chanyeol kecup pipi yang masih merona itu, membuat wajahnya kian merah padam.
"Kalau begitu kita berangkat sekarang?"
Kepala dengan surai lembut itu terangguk dua kali. Sebelah lengannya memegang pinggang tatkala bokongnya terangkat dari kursi rias. Perut buncitnya sudah semakin besar dan berat hingga membatasi pergerakannya. Jadi ia pun harus selalu berhati-hati agar tidak melukai calon buah hati mereka.
Sebagai suami yang selalu siaga, Chanyeol pun nemegangi lengan si mungil sekaligus merangkul bahunya. Mereka berjalan keluar kamar bersama, menuju garasi mobil untuk pergi ke suatu tempat.
•ㅅ•
"Gerakkan kepalamu ke kanan, Baekhyun."
"Benar begitu."
"Pegangi perutmu dengan tangan kanan, lalu angkat tangan kirimu, tunjuk ke atas."
"Kedipkan matamu sambil tersenyum lebar."
"Wah, cantik sekali. Tetap pertahankan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy Station (oneshoot collection)
Short StoryAku dan inspirasiku yang tercecer. . . . Masih tentang chanbaek. Selalu. Lcourage, 2020