Tanpa Persetujuan

1.6K 281 67
                                    

Disclaimer! Cerita ini hanya fiksi belaka. Tidak ada sangkut pautnya dengan Stray Kids, JYPEnt, maupun member-member yang penulis pinjam namanya untuk chara cerita ini. Mohon menjadi pembaca yang bijak. Terima kasih :)

.

ENJOY

.

Junghwan sepertinya masih tidak bisa mengerti keadaan Jeongin yang tidak baik-baik saja. Tubuh lemahnya masih senantiasa memiliki tenaga untuk membuat Jeongin kualahan. Bagi bocah itu, Jeongin tetap menjadi orang jahat yang memisahkan ayah ibunya. Meski Hyunjin sudah sangat sering memberinya pengertian bahwa Jeongin adalah orang yang baik, Junghwan tetap tidak bisa terima. Selama ayah dan ibunya belum bersama kembali, menikah kembali, Junghwan sudah bertekad akan membuat Jeongin menderita. Apalagi keadaan Jeongin sekarang membuatnya jauh lebih tidak menakutkan dibandingkan sebelumnya.

Pada suatu siang, dimana Jisu sedang mandi, Jeongin sedang menyiapkan makan siang untuk mereka bertiga. Jeongin sebenarnya merasa tidak enak badan. Sejak seminggu lalu kepalanya terasa berat dan perutnya mual. Lelaki itu ingin sekali menenggak obat, tapi tidak berani karena dia masih aktif mengonsumsi obat dari psikiater.

"Wuuuing!"

Sebuah pesawat mainan besar terbang dengan mulus di dapur dan dengan sukses menerjang pinggang belakang Jeongin yang tak menyadari keberadaan mainan itu. Dia langsung jatuh terduduk karena merasa ngilu yang luar biasa di bagian itu. Matanya menatap sekeliling dan menemukan Junghwan tengah memeletkan lidah ke arahnya. Dengan riangnya anak itu mengambil pesawat mainannya.

"Wlee~ Sakit? Makanya jangan menyakiti orang lain! Itu karma untukmu! Pelakor!"

Jeongin tersentak. Antara kaget dan geli. Dari mana bocah itu tahu kata itu? Apa karena selama ini dia selalu main di ruang tengah bersama ibunya yang menonton acara gosip? Jika Jeongin bisa menyuarakan tawanya, dia akan tertawa keras. Sekesal apapun Jeongin pada anak suaminya itu, dia tetap tidak bisa menganggap Junghwan anak yang jahat. Hanya sebatas nakal luar biasa saja.

Jeongin berdiri, dia lalu mendekati Junghwan dan mendorong-dorong anak itu sampai ke taman belakang. Ditunjuknya taman belakang lalu pesawat mainan di tangan Junghwan. Dengan isyarat, dia meminta Junghwan untuk main pesawat di sana. Setelah memastikan anak itu mengerti, Jeongin kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Belum lima menit Jeongin kembali tenggelam dalam kesibukan, benda yang sama menabrak kepalanya. Hal itu membuat Jeongin oleng dan mencari pegangan. Naasnya, dia malah tanpa sengaja menyapu seluruh bahan makanan di atas meja dan jatuh ke lantai bersama semua benda itu. Kali ini terdengar gelak tawa keras dari pintu yang menghubungkan dapur dengan taman belakang.

Melihat makanan yang berserakan di lantai membuat emosi Jeongin tersulut. Dia tidak menyangka bisa seceroboh ini. Tapi egonya membuatnya melupakan fakta bahwa dia yang menumpahkan semua benda itu dan menyalahkan Junghwan atas semuanya. Diambilnya pesawat itu, Jeongin lalu mematahkannya menjadi dua.

"Ya!" Junghwan berseru tak senang. Dia mendekati Jeongin untuk memukulnya, tapi Jeongin lebih cepat dan mencengkram tangan Junghwan. Diseretnya anak itu ke kulkas, dia mengambil sekotak telur yang tersisa di sana lalu meletakkannya di meja. Masih dengan menyeret Junghwan, Jeongin mengambil dua mangkuk lalu meletakkannya disebelah kotak telur.

"Lepaskan aku! Lepaaaas!"

Jeongin menuntun tangan Junghwan untuk memecahkan telur dan memasukkannya ke mangkuk. Tapi tentu saja anak itu tidak mudah diatur. Dia terus bergerak sampai membuat Jeongin memakin marah. Tangan lelaki yang lebih tua akhirnya bereaksi, dia mengambil sebutir telur lalu memukulkannya ke kepala Junghwan sebagai hukuman. Berakhirlah tubuh Junghwan lengket karena telur.

Sad Love Story | Hyunjeong ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang