Sambil berjalan bersama orang tua ku menyusuri kebun binatang tengah kota aku pun kembali memikirkanKarin menghempaskan badannya ke atas kasur. Setelah hampir sepanjang siang ia pergi liburan bersama keluarganya, ia merasa agak capek.
"Huh, capek juga ya. Padahal cuma ke kebun binatang doang," ucapnya.
"Masa karena aku cewek jadi gampang capek?"
Karin pun teringat dengan kejadian anak kecil yang bermain bola lalu mengenai kepalanya tadi di kebun binatang.
"Emm..., apa iya ya dulu aku menyusahkan?"
Kebun binatang begitu membosankan, tidak ada yang bagus. Hanya hewan-hewan yang dikurung dan diberi makan.
Dari jauh ia melihat kembali anak kecil yang sempat menabraknya tadi. Anak itu terlihat bahagia dengan segumpal permen kapas di tangannya. Tanpa sadar, karin yang terlalu fokus memperhatikan anak itu pun ternyata tertinggal dari ibunya.
"Ibu di mana ya?" Ucapnya sambil melihat sekeliling.
Ia pun mulai mencari ibunya, melihat dengan cermat setiap ibu-ibu yang lewat dan memastikan itu ibunya. Tapi sudah setengah jam berlalu, ia tidak bertemu dengan ibunya. Akhirnya ia hanya duduk di salah satu kursi, memandang putus asa.
"Harusnya tadi aku nggak terlalu fokus sama anak itu, aku sekarang malah tersesat. Aku sendirian."
"Hei, ada masalah? Kelihatannya kamu murung?" seorang penjaga kebun binatang datang.
"I-itu pak, saya tersesat. Saya nggak tahu ibu saya di mana."
"Yaudah, ayo ikut bapak ke kantor. Kita umumin kalau kamu nyari ibu kamu ya."
Tanpa rasa curiga, Karin mengikut saja dengan petugas kebun binatang itu. Ia digandeng, dibawa menuju salah satu kantor di sana. Tempat itu begitu sepi, jauh dari lalu lalang orang.
Ketika masuk ke dalam, barulah ia tahu ternyata ini hanya bangunan kosong. Ia memandang ke belakang, terkejut dengan petugas tadi yang mulai mengunci pintu dan menghampirinya pelan-pelan.
"Mau ngapain? Jangan, pak. Jangan. "
"Gkpp, main bentar yuk. Ntar aku bantu nyari ibumu."
Semua terasa memburuk. Karin merasa takut dan petugas tadi semakin dekat dengannya. Ia ingin berteriak, tetapi entah mengapa mulutnya tidak bisa digerakkan dan mengeluarkan suara.
Tangan itu mulai meraba tubuh Karin, membuka paksa jaket yang dikenakannya. Payudaranya tidak begitu besar, tetapi petugas itu sepertinya kegirangan.
"Tenang, aku akan mengajarimu hal yang bagus."
Remasan petugas itu semakin kuat dan semakin enak dia rasakan. Awalnya memang kasar, namun ternyata ia merasa keenakan. "Ini lebih enak daripada aku melakukannya sendiri kemarin," ucapnya dalam hati.
"Ahhnn.... Ahhnnn... "
Petugas itu terkejut, "Oh, kamu mulai menikmatinya ya."
"Iya, Pak. Iya, lagi lagi. Bawahnya sekalian."
"Oke, tapi jangan salahin aku kalau sakit."
Petugas itu pun mulai mengeluarkan senjatanya, begitu besar dan sudah berdiri dengan kuat. "Aku mulai ya," ucapnya.
Karin pun menarik napasnya dalam-dalam dan menahan sakitnya senjata itu ketika masuk ke dalam. Meski ia pernah memasukkan hal yang mirip beberapa hari yang lalu, tetapi hari ini berbeda. Hari ini senjata betulan dan bukan mainan.
"Ahhhn..... Ahhhnn... Ahhnnn... Terus pak, terus." Teriak Karian ketika petugas itu mulai menarik dan memasukkan berulang-ulang.
Kemudian sambil melakukan itu, tangan petugas itu pun mulai memainkan kembali payudara Karin dan mulutnya mulai mencium Karin dengan ganas.
"Ahnmmmm.... Ahmnmm... " Ia mencoba mendesah dengan mulut yang masih dicium manja. Saat ini, Karin seakan lupa dengan jati dirinya yaitu seorang laki-laki. Ia terlalu menikmati hal ini.
Kira kira apa ya yang terjadi terhadap karin setelah dia di permainkan oleh seorang penjaga binatang ingin mengetahui kelanjutannya??
Silahkan vote dan komen untuk memberikan saran dan kritik
Sekian Terima Kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDERKU BERUBAH KARENA KERTAS #1
Teen FictionDito tidak sengaja mengubah kelamin menjadi perempuan smp yang baru menjalani masa puber dengan sebuah formulir yang disinya mampukah dito merasakan hidup menjadi perempuan smp masa puber silahkan dibaca kisahnya