Hidup tidak selalu manis. Kamu hanya perlu bertahan, itu saja. Maka kamu akan menemukan hari yang cerah.
🌟🌟🌟
Beberapa tahun kemudian ....
"Abang kembaliin poto suami aku!"
"Lah? Memang sejak kapan kamu nikah sama jongkok?"
"Jungkok Bang, jungkok! Bukan jongkok!"
"Sama aja perasaan," ucapnya mengaruk-ngaruk kepala yang gatal memikirkan hidup adiknya yang dipenuhi kehaluan. Mana masih SD lagi, huh.
"Huaaa mama! Abang nakal ma, yah," teriaknya histeris.
Dari balik pintu terlihat sang ayah yang sedang mengaruk dadanya. "Kenapa lagi kalian? Sudah besar masih aja berantem, nggak cape apa?"
"Abang Yah!" adu si anak perempuan dengan segera berlindung di pelukan sang ayah.
"Loh kok aku? Jangan percaya Yah, abang ngelakuin semua ini demi kepentingan Rara, biar nggak halu mulu," ujar anak laki-laki membela diri.
Rafiq selaku ayah dari mereka hanya bisa geleng-geleng kepala, tak habis pikir kenapa si cowo korea itu selalu menjadi bahan pertengkaran anaknya. Seperti tidak ada bahan pertengkaran yang lain saja, pikir Rafiq.
"Kamu Rara, jangan terlalu mementingkan dunia halu, kamu juga harus mementingkan kesehatan kamu---" Rafiq menoleh pada anak sulungnya. "---Dan kamu Abang, memang nggak bisa nesehatinnya nggak usah pake cara kasar?"
"Maaf Ayah," ucap Ervin dan Rara seraya menunduk.
"Ya sudah sana baikan, ayah mau lihat mama kalian dulu. Siapa tau sudah selesai masak."
"Ikut!" teriak Rara spontan yang bernama lengkap Wardah Ananta Jameson Atma. Anak kedua dari Rafiq dan Qela.
🌟🌟🌟
Di dapur terlihat aku yang sedang memasak dengan perut buncit. Fyi, aku kini sedang hamil 8 bulan.
Namun, setiap harinya aku tetap keras kepala untuk terus memasak sarapan pagi. Tak hanya itu, aku juga terkadang ikut membantu para pembantu membersihkan rumah.
"Mau Rara bantu, Ma?"
Aku menoleh. "Berantemnya sudah selesai?" tanyaku menyindir kebiasaan anak-anak. Bertengkar di pagi hari.
Rara menyengir, "Hehehe udah, Ma," ujarnya tersenyum malu.
Aku melirik pada Rara. "Sama dong, mama juga udah selesai masak," ujarku lantas mematikan kompor.
"Rara bantu siapin ya, Ma."
"He em." Aku berdeham menyetujui.
Setelah selesai menyiapkan semuanya, aku segera mengambil dua buah jeruk untuk aku konsumsi di pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQQELA [Completed]
Romantizm• Second Literary Work • *** "Jangan jadikan seseorang yang tidak mengetahui apapun sebagai alat balas dendammu." -Aqqela Tihani Azzaka- Jangan terlalu benci seseorang karena benci dan cinta hanya dipisahkan oleh benang yang kapan saja bisa putus. *...