Cerita Pendek 19: My Bestie, Keisya

141 2 0
                                    

Ini kali ini mau tau pendapat kalian tentang cerita ini, tugas Ilmu Seni Budaya yang di suruh membuat cerita bertema budaya atau sosial. dan aku pilih membuat cerita tema kenakalan remaja.

Kalau gitu, happy reading ❤️

❤️❤️❤️

Kenakalan remaja dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal bisa dari keluarga, orang tua, dan dengan jaman ini banyak orang tua yang mengabaikan anaknya demi karirnya. Padahal faktor eksternal adalah lingkungan, dan dengan lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi diri sendiri.

Inilah yang teman saya rasakan, Keisya, dia anak tunggal dan kesepian. Orangtuanya bekerja pagi hingga malam. Terkadang aku bertanya-tanya apakah orang tuanya tidak peduli dengan Keisya? Setiap hari Keisya memberitahuku ini.

"Aku hanya ingin orang tuaku memperhatikan ku."

Lalu aku tidak mengatakan apa-apa tapi kemudian aku akan mengganti topik atau aku menceritakan semacam lelucon meskipun itu membuat ku malu.

Ketika kami masih SD, Keisya selalu cemburu pada ayahku yang mengantarku ke sekolah dan aku menyadari bahwa dia tidak pernah disetir oleh ayahnya. Keisya tidak bisa bercerita tentang sesuatu yang terjadi di kelas kami karena ibunya sangat sibuk. Di pagi hari, saat waktunya sarapan tapi ibunya terlihat sibuk, meskipun dia tahu ibunya telat lalu dia hanya tersenyum saat ibunya mencium keningnya.

"Selamat Pagi Bu," Keisya tersenyum dengan senyum terbaiknya, "ibu kemarin di-"

"Oh sayang, itu bagus, bukan?" Alis Keisya berkerut untuk beberapa saat. Setelah itu Keisya tersenyum sendiri sembari melanjutkan sarapan pagi. Tuan Syafarry, ayahnya, di depannya sedang sarapan dengan handphone seperti biasa, dan tidak memungkinkan untuk Keisya bercerita.

"Ayah, aku pergi." Keisya tidak berekspektasi dia akan menjawab tapi kemudian dia bersyukur jika dia menjawab. Meskipun itu seperti;

"Hmm."

Dan Keisya selalu membenci perayaan Hari Ibu karena dia membenci ibunya. Ketika Pak Harto, guru kami, mengumumkan bahwa kami harus membawa ibu kami untuk hari itu, kemudian aku melihat Keisya menangis, dia bilang pada ku bahwa ibunya tidak akan datang. Lalu apa yang harus saya lakukan saat itu? Aku angkat tangan, Pak Harto menghampiri dan bertanya padaku, lalu kuceritakan kenapa Keisya menangis.

Pak Harto terus meyakinkan Keisya bahwa ibunya akan datang. Meski pada akhirnya ibu Keisya benar-benar tidak bisa menunda pekerjaannya.

Keluarga merupakan hal terpenting dan berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, baik buruknya yang dipegang oleh anak di sekolah sebagai refleksi bagaimana mereka berperilaku di luar lingkungan keluarga itu sendiri. Sehingga sebagai orang tua harus bijak dalam mendidik anak, dengan adanya kasih sayang yang harus diterima maka anak akan tumbuh dengan baik.

Keisya ingat terakhir kali dia pergi berlibur keluarga, itu adalah ulang tahunnya yang keenam. Saat itu dia meminta kado ulang tahun ke pantai, mereka piknik di pantai sambil menikmati semilir angin. Keisya sangat senang, dia mengira keluarganya adalah yang paling bahagia dari semua keluarga di dunia tapi besok nya Keisya menangis, dia melihat orang tuanya saling berteriak satu sama lain.

Kemudian ketika kami di kelas enam dan kami mendapat kelas yang berbeda, aku mendengar dari teman sebangkunya. Keisya mulai malas, ketiduran saat pelajaran masih berlangsung, atau mendapat hukuman karena datang terlambat. Apakah Keisya tetap terjaga di malam hari? Apakah dia menangis? Aku bilang gini karena aku sering melihat matanya bengkak setiap kali saya bertemu dengannya di sekolah. Dalam situasi seperti ini anak-anak, Keisya harusnya tertutup oleh orang tuanya, diberi nasehat atau hal apa yang akan meningkatkan pemahaman tentang hal-hal buruk.

One Shot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang