[JANGAN LUPA VOTE]
•
•
•Kaluna terbangun dari tidurnya. Tubuhnya sudah sedikit lebih baik, hanya saja rasa nyeri itu belum sepenuhnya benar-benar pergi dari sana. Ini sudah malam. Tadi setelah diperiksa oleh Dokter keluarga Kaisan, ia langsung tertidur lagi. Ia tahu bahwa tubuhnya sangat butuh istirahat agar besok tidak perlu izin sekolah.
Kaluna menyibakkan selimutnya. Setidaknya ia tak kesulitan berjalan lagi. Kaluna menyalakan lampu di kamarnya agar tidak gelap.
Ia memeriksa ponselnya dan kaget saat ponsel itu tiba-tiba membuka aplikasi instagram. Parahnya lagi langsung menampilkan foto nya dengan Kaisan.
"Hah?Kaisan tadi ngirim ini?" Kaluna bertanya pada dirinya sendiri.
Kaluna sama sekali tak ingat bahwa ia membuka pesan itu. Lantas ia mengecek kapan pesan itu dikirim.
"Jadi tadi gue bangun cuma buat buka pesan ini terus ketiduran lagi."
Ah pantas saja. Mungkin memang begitulah kronologi nya. Tadi sepertinya Kaluna terbangun dari tidur pulasnya karena mendengar notifikasi dari ponselnya. Ia hanya membuka pesan dari Kaisan lalu kembali tertidur, tanpa sempat membalas pesan lelaki itu dan bahkan mungkin hanya sempat melihat isi pesan itu secara samar-samar.
Kaluna hampir mengetikkan sesuatu. Lalu mengurungkan niatnya dengan cepat. "Gak usah dibales, udah terlanjur kebaca dari tadi."
Bukannya segera menutup aplikasi Instagramnya, Kaluna malah menuju ke halaman akun milik Kaisan. Anehnya, tidak muncul apa-apa disana. Tidak ditampilkan sedikitpun informasi tentang akun Kaisan. Hanya layar hitam yang terlihat disana.
Ia tahu apa yang dilakukan lelaki itu. "Dia blok Instagram gue."
Ia memilih untuk tidak memusingkan perkara Kaisan yang memblokir Instagramnya. Toh, disisi lain, ia juga memblokir nomor lelaki itu.
Kaluna kembali menaruh ponsel. Ia beranjak dari sana dan mengambil cardigannya, lalu memakainya. Sudah waktunya Kaluna membeli apa yang dibutuhkannya. Selain berbelanja, Kaluna juga berencana untuk menghabiskan waktu senggangnya dengan makan es krim sambil mendengarkan musik di depan minimarket. Ia sungguh merasa bosan jika terus menerus di rumah. Itulah mengapa ia turut serta membawa ponsel dan airpods.
Untung saja jarak yang harus ditempuh nya dari rumah ke minimarket hanya tidak lebih dari lima ratus meter dengan berjalan kaki. Hal lain yang Kaluna syukuri adalah setidaknya uang bulanannya tidak jadi terpakai untuk membayar hutang Kaisan. Sehingga Kaluna tidak perlu terlalu banyak mengurangi jumlah pembelian barang-barang yang harus ia beli.
Kaluna menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tiga remaja bertato yang sedang duduk di ujung salah satu gang yang ada di jalan rumah Kaluna.
"Kaluna, kita udah lama gak ketemu." Ucap salah satu dari mereka. Ketiga remaja itu adalah remaja putus sekolah yang dulu gemar sekali mengamen dan hidup tidak bertujuan. Kaluna mengenalnya sejak ia pindah ke lingkungan itu, dan mereka tidak seburuk itu.
Kaluna menyenderkan tubuhnya pada tempat dudukan dari beton itu. "Kalian yang ngilang."
"Mau kemana Kal?"
"Belanja, ke depan. Kalian selama ini kemana aja?"
"Cari kerja biar bisa hidup."
"Dimana?Awas aja kalau kerja kalian macam-macam. " Omel Kaluna sambil berkacak pinggang.
"Siapa sih yang lagi kerja macam-macam?! Kita udah punya pekerjaan yang bener nih."
Kaluna menurunkan tangannya yang berkacak pinggang. "Syukurlah, kerja dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Roman pour Adolescents[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...