Musim semi, 2010
Pagi ini tak seperti pagi biasanya. Seorang gadis sudah bersiap sejak sang surya masih terlelap. Melangkah kesana-kemari seolah ia sedang menari. Wajah yang penuh akan tepung tak menyurutkan niatnya.
"Lisa, can't you stop doing that?"
"Oh, come on aunty. Aku hanya sedang membuat kue, bukannya ingin membakar dapur"
Michel hanya menghela napas berat melihat tingkah ponakannya. Aleesa Arasely Bruschweiler. Gadis umur 17 tahun yang ditinggal pergi kedua orang tuanya untuk selamanya. Bekerja diusia remaja untuk membantu bibinya menghidupi keduanya.
"Baiklah, terserah kau saja"
Musim semi, 2017
Lisa hanya bisa menatap kosong tanpa ada lagi binar bahagia di manik rusanya. Kejadian pagi tadi masih terekam jelas dalam otaknya. Saat sang bibi tertabrak mobil untuk menyeberang jalan dan belanjaan yang tercecer dihiasi oleh darahnya.
Lisa yang saat itu berada di seberang halte hanya bisa mematung dengan tubuh bergetar hebat. Harapnya saat ia pulang dari kuliah tadi, ia akan disuguhkan dengan berbagai masakan sang bibi. Tapi yang terjadi adalah memori bayangan sang bibi yang ia lihat untuk terakhir kali.
Sekarang, ia hanya seorang diri. Hidup di kota yang keras dan bekerja untuk memenuhi sekolah dan hidupnya sendiri. Tanpa ada lagi menopang dikala ia lelah dan sentuhan lembut yang ia butuhkan dikala ia akan menyerah.
Tak ada lagi omelan pagi baginya. Tak ada lagi ucapan selamat malam. Tak ada lagi seseorang yang akan menyambutnya saat ia harus pulang malam akibat tugas. Tak ada lagi Michel. Tak ada lagi sang bibi.
Dan Lisa sendiri.
Seoul, Korea Selatan 2020
Lamunan Lisa menguap kala sepasang lengan kekar melingkari perutnya. Menelusupkan wajahnya di perpotongan leher jenjangnya, seraya menghirup aroma yang menjadi candu baginya.
"Sayang, apa yang kau pikirkan?"
Suara husky yang serak khas orang bangun tidur terdengar di telinga Lisa. Mengusap pelan lengan kekar yang masih setia memeluknya. Dengan pandangan yang masih mengarah ke sebuah taman.
"Aku...hanya mengenang Michel. Aku merindukannya"
Taehyung yang merasa jika wanitanya sedang bersedih memutuskan memutar tubuh ramping itu menghadapnya. Mempertemukan sepasang emeraldnya dengan manik amethyst wanitanya.
"Hei, look at me. Jangan seperti ini sayang, karena kuyakin Michel juga tak ingin kau seperti ini. Mengenang kejadian yang membuatmu selalu bersedih. Kuyakin Michel ingin kau mengenangnya sebagai kenangan yang membahagiakan. Jadi jangan tunjukan raut sedihmu saat kau mengenangnya"
Tutur lembut pria Kim membuat Lisa tak bisa membendung air matanya. Usapan pada kedua pipinya dan tatapan matanya saat mengucapkan kalimat itu membuat Lisa semakin mencintai prianya.
Hingga suara langkah seseorang membuat keduanya menyudahi kesedihan pagi ini.
"Mommy, daddy. Look at this! Lihat aku baru saja menangkap seekor capung" seruan itu berasal dari pria kecil yang sedang memamerkan tangkapannya kepada kedua orang tuanya.
"Kim Ryuga. Bukankah mommy pernah bilang, jika ingin memasuki kamar seseorang harus ketuk pintu terlebih dahulu"
Melihat wajah garang sang ibu, Ryuga hanya bisa menampilkan senyum menggemaskannya. Berharap jika ibunya akan luluh dan tidak akan memarahinya.
"Oh, son. Apa kau tidak bosan melihat kemarahan ibumu?" ucap Taehyung seraya berjalan menuju sang anak dan berjongkok menyamakan tingginya.
"Cah! Sekarang anak daddy harus pergi mandi lagi. Bajumu sangat kotor boy"
"Okay, dad. See you mom. See you dad" ucap Ryuga girang dengan berlari menuju kamarnya
"Tae, jangan terlalu memanjakan Ryuga. Aku tak ingin ia menjadi egois suatu hari nanti"
Elusan lembut Lisa pada pundaknya membuat Taehyung berdiri menghadap wanita pemilik hatinya. Memandang wajah polos itu dengan seksama.
Bagaimana mungkin ia bisa menyakiti wanita hebat di depannya ini? Wanita yang sejak dulu ada bersamanya saat ia terlunta-lunta di negara asing akibat keegoisan keluarga. Hingga ia bertemu seorang gadis berusia 24 tahun kala itu tengah terduduk di depan minimarket dengan pandangan kosong.
Yang dengan baik hati mau menampunya selama berada disana. Bekerja bersama demi memenuhi kebutuhan hidup di New York. Hingga Taehyung bisa membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan sekarang sudah memiliki beberapa anak perusahaan di hampir penjuru Eropa dan Asia.
"Hei, apa yang kau pikirkan?"
Suara lembut dan merdu itu masuk dalam pendengarannya. Bukannya menjawab, Teahyung lebih memilih memeluk erat tubuh mungil wanita itu. Wanita yang sudah memberinya seorang jagoan kecil yang sangat tampan.
"Lisa, apapun yang terjadi kedepannya nanti. Percayalah jika aku sangat mencintaimu dan anak kita. Dan aku tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada kalian"
Lisa mengernyit bingung dengan perkataan Taehyung. Tapi saat dirasa pelukan Taehyung semakin mengerat dan wajah tampan itu menelusup ke ceruk lehernya membuat Lisa membelai lembut surai hitam itu dengan sesekali menepuk pelan punggung kekarnya.
"Eum. Aku akan ingat perkataanmu"
"Aku mencintaimu sayang"
"Aku mencintaimu juga Tae"
¤¤¤¤¤
Only You
Alee, 23.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [On Hold]
FanfictionPerjuangan, pengorbanan, cinta dan kesetiaan. Empat hal yang mendasari kisah mereka . . . -Regards, Alee with love❤