Cahaya mentari pagi sudah bersinar terang di balik tirai—mau tidak mau membangunkan sohye dari tidur nyenyaknya.
Sohye pun meregangkan tubuhnya—kini tubuhnya terasa lebih baik dari kemarin.
Ya.. Kemarin adalah hari yang cukup panjang untuknya—dirinya masih tidak menyangka kalau wonwoo akan membawanya ke tempat ini, ke tempat dimana dulu pria itu tinggal bersama istrinya.
Sohye kembali menelusuri isi rumah itu—dan jujur saja ia jatuh cinta pada arsitektur rumah ini, wonwoo dan istrinya tampaknya memiliki selera yang bagus.
Setelah puas berkeliling, sohye akhirnya memutuskan untuk ke dapur, karena perutnya sudah mulai berbunyi.
"Ahjumma.. Selamat pagi" Dengan ramah sohye menyapa salah satu pelayan di rumah itu.
"Selamat pagi agashi.." Pelayan itu membalas sapaan sohye.
"Apa wonu oppa masih belum bangun ahjumma?"
"Tuan wonu sudah pergi tadi pagi sekali, dan belum kembali sampai sekarang"
"Pergi kemana? Semalam ia tidak bilang apa-apa? Apa wonu oppa tidak menitip pesan untuk ku ahjumma?"
Pelayan itu menggelengkan kepalanya "Kalau agashi ingin sarapan, saya sudah menyiapkannya di meja makan. Saya pamit ke belakang dulu" Pelayan itu undur diri dari hadapan sohye.
"Terima kasih ahjumma.."
Sohye pun segera menghampiri meja makan, dan tersenyum bahagia melihat hidangan yang kini berjejer di atas meja.
"Bagaimana ahjumma itu tahu makanan kesukaan ku? Apa mungkin wonu oppa yang mengatakan padanya?"
Tanpa menunggu wonwoo—sohye memilih untuk sarapan lebih dulu, ia sudah tidak sabar untuk mencicipi makanan kesukaannya ditambah lagi perutnya sudah tidak bisa diajak berkompromi.
***
Hari sudah hampir senja, namun wonwoo belum juga kembali—tentu saja sohye khawatir, rasa khawatir sohye bertambah saat ponsel wonwoo tidak bisa dihubungi.
Sohye hendak bertanya kepada pelayan di rumah itu, tempat yang sering wonwoo datangi—ia berniat mendatangi tempat itu.
Namun terhenti, saat mendengar suara mesin mobil yang baru saja datang.
Sohye sudah bersiap menyambut kedatangan wonwoo—senyum lebar menghiasi bibir gadis itu.
Senyum itu lenyap begitu saja, kala mendapati wonwoo tidak datang sendirian, melainkan dengan seorang wanita.
Sohye menatap kedua orang itu dengan tatapan curiga.
"Siyeon-ah.. Ayo masuk.." Alih-alih menjawab kecurigaan sohye, wonwoo justru semakin membuat sohye curiga.
"Oppa.. Dia siapa?" Wanita yang dipanggil siyeon itu bertanya.
Sohye menghela napasnya panjang—bukankah seharusnya ia yang bertanya seperti itu? Lucu sekali?
"Dia sohye.. Calon istri ku.."
Wonwoo akhirnya menatap sohye—meskipun tidak berlangsung lama.
Setidaknya hati sohye bisa tenang, karena wonwoo mengakui statusnya di depan wanita itu.
"Dan sohye-ah.. Ini siyeon.. Adik ipar ku" Wonwoo memperkenalkan siyeon pada sohye.
Meskipun tidak ingin sohye pun, akhirnya berjabat tangan dengan wanita itu.
Entah mengapa sohye bisa merasakan aura tidak bersahabat dari wanita itu—dirinya juga tidak tahu pasti mengapa?
"Siyeon-ah.. kau pasti lelah? biar ku antar ke kamar mu.." Setelahnya wonwoo pergi begitu saja dengan menarik koper berwarna pink milik wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Open Your Heart" [WONWOO-SOHYE]
RomantikSohye jatuh cinta pada pria yang salah. Pria itu memiliki perbedaan umur yang jauh dengannya, bahkan sudah pernah menikah dengan orang lain, pria itu juga selalu bersikap dingin padanya. Cerita ini tentang sohye yang berusaha membuka pintu hati wonw...