o n e

4.2K 537 201
                                    

"Lelah sekali." Keluhan bernada lemas itu mengalun dari bilah bibir secerah cherry. Tubuhnya meluruh di lantai, tengkurap tak bertenaga.

"Choreo ceria benar-benar menguras energi. Gigiku sampai kering karena harus terus tertawa." Timpal seorang pemuda berperawakan tegas. Tubuh berototnya menindih si pemuda berbibir cherry.

"Jeno hyung! Kau berat!"

Hap!

"Haechan hyung!" Chenle--si bibir cherry--kembali berteriak karena sekarang ada dua makhluk yang menindih tubuh mungilnya.

"Aku ikut!" seorang pemuda tinggi berlari kearah ketiganya.

"Lucas hyung! Jangan coba-coba." Astaga, Chenle bisa tewas kalau pemuda jelmaan tukang lawak itu ikut bergabung.

Bibir tebal Lucas melengkung ke bawah, kecewa. Ujung-ujungnya ia merengek pada sang kekasih, Jungwoo.

"Setidaknya rampungkan dulu album kita baru kalian boleh membunuhnya." Sindir Renjun, ia tengah menikmati sebotol air mineral sembari bersandar pada salah satu dinding kaca.

"Ck! Katakan saja kalau kau mau bergabung." Cibir Haechan, wajah menyebalkannya benar-benar menguji kesabaran Renjun yang hanya setipis benang.

Dan seperti yang diharapkan, dua pemuda itu berakhir dengan adegan adu gulat. Jangan lupakan si pemuda pecinta semangka yang tiba-tiba saja beralih profesi menjadi kameramen.

Setidaknya Chenle bersyukur, Haechan sudah tidak menambah beban hidupnya hari ini. "Jeno hyung, Jaemin hyung memanggilmu."

Jeno yang hampir tertidur itu menoleh kearah pintu. Jaemin tengah berdadah ria kearahnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Ayo beli makan." Pemuda Na tersebut menggoyangkan beberapa lembar won didepan wajahnya. Hari ini ia kebagian tugas membeli makan siang.

"Akhirnya." Chenle mendesah lega ketika punggungnya bebas.

"Untukmu." Sebuah tangan panjang menyodorkan sebotol susu cokelat ke arah si manis.

Chenle mendongak, Jisung kini duduk disampingnya. Menikmati sebotol susu yang sama. "Terima kasih." ucapnya namun si pemuda Park tak bergeming. Menatapnya pun tidak.

Sudah tiga hari ini Park Jisung bertingkah aneh. Pemuda kelebihan kalsium itu seolah mendiamkannya, tidak secerewet biasanya.

Chenle sempat bertanya pada hyung-nya yang lain, jawaban mereka tidak memberinya titik cerah sama sekali. Mereka berkata; makanya peka lah jadi orang!

"Coba ingat salah satu perkataanmu di siaran radio. Kau itu tidak peka atau sengaja tidak peka, sih? " Itu yang Renjun katakan tempo hari.

Peka untuk apa? Ia tidak merasa melakukan hal yang salah pada maknae grup mereka itu.

Jika ia bertanya langsung, jawaban Jisung akan selalu sama. Apanya yang aneh?

Benar sih, pemuda Park itu tetap perhatian padanya. Mungkin Jisung sariawan, pikirnya.

"Kenapa hanya dilihat?" suara berat si pemuda Park membuyarkan lamunannya. "kau sudah tidak suka susu cokelat?"

Tanpa banyak bicara Chenle segera meminum susunya, membiarkan cairan manis itu memenuhi tenggorokannya yang kering.

"Bagaimana rasanya?" Jisung bertanya.

Chenle menimbang, lalu ia pun berkata, "Seperti biasa."

"Maksudku, apa rasanya manis?"

Future Dimension | ChenJi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang