1 : Pounding

16 3 0
                                    

Dengan 50% keberanian, 20% kenekatan, 20% kebimbangan, dan 10% percaya diri aku membulatkan tekad untuk menuangkan semua imajinasi yang tertimbun didalam otak.
Semoga ada yang baca, banyak yang suka, terus banyak yang dukung.
Aamiin.

※※※

Jeon Haru lelah tiap kali Park Jimin menggangunya hanya untuk berceloteh tentang gadis yang dikencaninya, gadis cantik yang menarik perhatiannya, gadis yang baru dia dapatkan nomornya, gadis yang menyatakan perasaan padanya, dan gadis yang katanya menciumnya. Bukan tidak suka melihat Jimin bahagia, hanya saja ada yang salah dengan hatinya. Perasaan ini tak seharusnya berada diantara mereka. Tapi apa daya, saat cupid telah melesatkan panah cintanya maka manusia tak bisa berbuat apa-apa.

Haru pikir perasaan ini hanya singgah sementara. Haru kira cemburunya hanya karena sosok Park Jimin sudah seperti Jeon Jungkook kakaknya. Tapi Haru salah, karena semakin dewasa perasaan itu semakin tumbuh menjulang ke permukaan semakin besar setiap harinya, semakin sakit sebab tak bisa mengungkapnya dan hanya memendamnya.

Kesal, cemburu, sedih, dan marah. Bukan marah kepada Jimin tetapi marah kepada diri sendiri. Kenapa harus mencintai sahabatnya? Kenapa harus Jimin? Kenapa dia tidak bisa mencintai lelaki yang sudah jelas mengejarnya dan memperjuangkannya sedemikian rupa? Na Jaemin namanya, pemuda yang paling sabar menunggunya kendati tahu cintanya takkan terbalaskan sebab sang gadis terlanjur jatuh pada sahabatnya sendiri yang bahkan tidak memandangnya lebih dari sahabat.

Usia mereka hanya terpaut 2 tahun. Tahun ini Jeon Haru meninggalkan masa SMAnya dan memasuki dunia baru di Universitasnya. Sementara Haru dan Jimin berada diuniversitas yang sama, beda halnya dengan Jeon Jungkook  Kakaknya pemuda itu atas tuntutan sang ayah harus menempuh pendidikan dinegeri paman sam.

Jeon Haru telah menyiapkan hatinya bila nanti harus menonton kisah asmara Park Jimin seperti saat mereka masih duduk dibangku SMA.

Perbedaan Fakultas membuat gadis Jeon itu bersyukur, setidaknya mereka akan jarang bertemu. Tak ada yang tahu perihal Perasaannya kepada Jimin terkecuali Jeon Jungkook dan Na Jaemin, Haru memendamnya dengan sangat apik.

"Jeon Haru." Teriakkan itu membuat Haru berhenti tetapi tidak berniat membalikan badan, sudah terlampau hafal dengan suara ini. Pemuda yang selalu bercabang dipikirannya sekarang telah berdiri berkacak pinggang menghalangi jalannya.

"Ada apa?" Park Jimin Mengerutkan keningnya mendengar nada bicara tak minat dari gadis dihadapannya. Berdecak sebal jimin menghentakkan sebelah kakinya tanda dia sedang kesal, kekanakkan sekali.

"Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa tidak menungguku? Aku kan sudah bilang untuk berangkat bersama." Pertanyaan Jimin membuat Haru mendongak menatap Jimin dongkol.

"Hanya karena itu kau menghalangi jalanku?" Tanya Haru Tak percaya pada tingkah Jimin. Entahlah, Jimin yang seperti ini semakin membuatnya sulit untuk melupakan perasaannya.

Yang ditanya mengangguk dengan tampang polosnya dan bibir yang sengaja dikerucutkan, membuat sang lawan bicara mengalihkan pandangan sebab tak mampu mengendalikan detak jantungnya yang berdebar menggila. Park Jimin dengan Aegyo-nya adalah bencana.

"Jimin-aah jangan kacaukan hari pertamaku. Menyingkirlah dari jalanku, aku tak ingin terlambat karenamu." Sial bukan itu yang ingin Haru katakan.

Jimin memandang Haru tak suka, sebab perkataan Haru membuatnya merasa seperti penggangu.

LOVE BETWEEN FRIENDSWhere stories live. Discover now