Terlihat gadis berbando kuning tengah menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Dengan jalan yang mengendap - ngendap seperti maling dan kepala yang sesekali melihat kebelakang. Seolah memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat aksinya.
'Aman' gumam nya.
Langkahnya tiba tiba terhenti ketika kepalanya merasa menabrak sesuatu yang keras tapi berdetak.
Perlahan matanya mendongak dan menemukan dada bidang yang terbalut seragam yang sama sepertinya. Perlahan tapi pasti pandangannya menemukan wajah lelaki yang memasang tampang datar.
'mampus' batinnya.
Gadis itu memundurkan badannya. Wajahnya terlihat takut dan gugup. Bahkan jantungnya seolah sedang maraton. Bagaimana tidak? Di depannya ini adalah seorang Keivan Ganendra. Wakil ketua osis yang terkenal dengan wajah datarnya dan sikap cuek terhadap lingkungan.
"Hormat." Suruh Keivan datar.
Gadis berbando kuning itu dengan polosnya langsung hormat kearah di depan Keivan. Melihat reaksi gadis didepannya Keivan memutar bola matanya malas.
Gadis tersebut malah memandangi wajah datar Keivan. Meskipun datar wajah Keivan tetap terlihat tampan dengan kulit putih pucatnya, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung bak perosotan Tk, dan rahangnya yang tegas.
"Hormat di depan bendera." Suruh Keivan.
Tidak ada pergerakan dari gadis berbando kuning itu. Tatapannya masih terpaku pada wajah tampan Keivan.
"Sekarang." Tegas Keivan.
Masih sama gadis itu seolah tidak mendengar ucapan tegas Keivan tadi.
Karena, geram Keivan merunduk kan wajahnya mengarah pada bet nama yang terpampang di dada kanan siswi didepannya ini guna melihat namanya.
Seolah tersadar dari lamunannya gadis tersebut memundurkan badannya saat melihat arah pandang Keivan.
"Eh, lo ngapain." Histerisnya.
Keivan tetap melanjutkan aksinya untuk melihat nama gadis di depannya ini dan akhirnya dapat
'Keyra Ranisa M.'
Saat, akan mendongakan wajahnya. Keivan merasakan tamparan keras mendarat mulus di pipi kanannya.
"KURANG AJAR."
Keivan menegakan wajahnya dengan tampang shock.
"JANGAN MENTANG MENTANG LO GANTENG LO BISA SEENAKNYA YA."
"Gw cum--."
"PELECEHAN INI NAMANYA."
Keivan dibuat bingung dan panik secara bersamaan saat melihat mata Keyra yang memerah dan berkaca kaca dan ia yakini mata Keyra sebentar lagi akan menurunkan cairan bening.
Keivan mencoba menyentuh kedua bahu Keyra. Namun, naas sebelum menyentuh kedua tangannya sudah di tepis kasar.
"Brengsek." Ujar keyra lirih.
Setelah, mengucapkan hal tersebut. Keyra berlari dengan sengaja menabrak bahu kanan Keivan dengan keras saat melewati Keivan.
Keivan memandang kepergiaan Keira dengan tatapan tak mengerti. Tangan kanannya memegang pipi kanannya yang berdenyut nyeri.
'Gw salah apa?' batin Keivan.
***
Jangan lupa vote dan coment ya..
Jadi salah Keivan apa?