Pesawatku delay. Perjalanan ke Korea menjadi lebih lama dari yang diperkirakan. Setelah mengklaim bagasi, aku bergegas mencari taxi. Sudah sekian tahun aku tidak kembali ke sini. Rumah ini punya banyak kenangan. Baru kemarin aku meminta orang untuk membersihkan dan menyusun perabotnya kembali.
Tempat ini selalu bisa membuatku bahagia dan sedih di saat yang bersamaan. Apa mungkin karena hanya di tempat ini aku bisa mengingat musim panasku yang paling menyenangkan?
Aku menyalakan lampu dan memeriksa seluruh ruangan. Ruangan ditata persis seperti yang kupinta. Rasanya seperti kembali ke 6 tahun yang lalu. Apa mungkin dia masih mengingatku ya? Aku tersenyum kecut. Sadarlah Kim Seokjin! Dia mungkin akan mengingatmu, tapi hal yang datang bersamaan dengan ingatan itu hanyalah kekecewaan dan kebencian.
Setelah membersihkan diri aku mulai membuka laptop. Ada banyak email terkait dengan pekerjaan. Aku memang seorang dosen tapi disamping itu aku juga masih mengurus usaha milik keluarga. Entahlah, aku sempat memutuskan berhenti menjadi staf pengajar tapi beberapa hari yang lalu aku melamar di salah satu universitas di sini. Mungkin mengajar masih menjadi prioritas bagiku. Perasaan senang yang kudapatkan saat berbagi ilmu tak bisa tergantikan dengan uang yang kudapat dari berbisnis. Saat kau dewasa, kau akan merasakan bahwa memiliki banyak uang tidak selalu membawa kebahagiaan.
Universitas yang kutuju sudah menerima lamaranku. Aku akan langsung ditetapkan sebagai pembimbing mahasiswa akhir. Pasti... dia juga sudah di tahun terakhir saat ini, bukan? Itu yang kudengar beberapa hari lalu. Mudah-mudahan saja melamar ke sini bisa membawaku kembali padanya. Masuk ke universitas ini juga usahaku untuk bertemu.
Tak lama, terdengar dering notifikasi. Aku menerima pesan dari akun emailku yang lain.
To Jay: Hai Jay, kuharap kau bisa membaca ini ditengah kesibukanmu.
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di bookstore. Orang-orangnya ramah dan membimbingku dengan baik. Hanya customernya saja yang sedikit menjengkelkan -_-. Di sini juga aku bisa meminjam banyak buku untuk persiapan tesisku. Bagaimanapun aku ingin berterima kasih karena sudah merekomendasikanku pada temanmu yang bekerja di bookstore ini. Meskipun waktu magangku terbatas, setidaknya hal ini akan membantu untuk sementara hingga aku menyelesaikan S2. Ngomong-ngomong, kau tidak aktif akhir-akhir ini... Kau bisa bercerita apapun padaku, kau tahu itu kan?
Salam,
Summer Han.
Setelah membaca hal itu senyumku terbit. Aku segera membalas pesan tersebut, menceritakan alasan sibukku karena aku mempersiapkan diri untuk menjadi dosen. Aku tidak menyebutkan detilnya, hanya hal-hal yang bisa kubagikan saja yang kutulis dalam email balasan ini.
Dia segera membalasnya. Seperti biasa, Yeoreum mengirim pesan dengan isi yang terlihat ceria. Sangat cocok dengan kepribadian dan namanya yang berarti musim panas. Aku harap dia bisa seceria ini saat kita bertemu kembali. Lagi-lagi aku mengharapkan hal yang sia-sia. Kita lihat saja, mudah-mudahan takdir akan mengejutkanku kali ini.
***
"Tunggu!" terdengar suara seseorang dari koridor. Aku yang sudah masuk duluan ke lift segera menghalangi pintu agar terbuka kembali.
Aku memperhatikan gadis yang baru masuk itu dengan seksama. Dari sini aku hanya bisa melihat punggungnya yang membelakangiku tapi aku tahu benar dia siapa. Gadis itu hanya membungkuk sekilas, dan mengucapkan terima kasih tanpa memandangku. Aku kembali merasa diriku aneh. Ya, memang aneh karena aku bisa merasakan sedih dan bahagia di saat yang bersamaan saat berdekatan dengannya. Han Yeoreum, si musim panas selalu bisa membuatku panas dingin seperti ini.
Kami berdua keluar dari lift, Yeoreum segera berlari kencang ke arah koridor yang sama dengan arah tujuanku. Tidak mungkin... apakah takdir kali ini benar-benar berpihak padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Real: VS
Teen FictionPercaya atau tidak, aku sudah menjanda lebih dari 5 tahun. Dan aku baru saja berulang tahun yang ke-27 tahun ini.