Jevan

2 2 0
                                    

"Hai Ken!" sapa Amel saat memasuki gerbang sekolah.
"Hai!"

Mereka berdua pun jalan sejajar dengan langkah yang sama menuju kelas sembari berbincang-bincang.

"Jangan diem-dieman kek kemarin lagi!"
"Jangan cemburu liat gebetan sama yang lain lagi!" balas Ken menggoda.
"Hai Mel! Hai Ken!" sapaan Akmal mengejutkan mereka.
"Pagi-pagi udah berduaan aja nih!" seru Akmal.
"Siapa bilang! Orang sekarang bertiga kok !"
"Oh iya!"
"Mal lo tau gak, kemarin Amel cemburu loh liat lo sama...."
"Sama siapa?" tanya Akmal.
"Heh sssttt..." gumam Amel dengan menginjak kaki Ken.
"Duh..." gumam Ken sambil mengangkat kakinya yang kesakitan.
"Ya makannya diem!"
"E...enggak enggak sama siapa-siapa." jawab Ken.
"Hai semua!" sapa Gisel yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Hai!" jawab mereka bersamaan.
"Cie... Amel pagi-pagi udah dikerubungi sama 2 cowok. Senangnya dalam hati kalo bersuami 2... Hahaha!" goda Gisel sambil tertawa puas.
"Daripada lo pagi-pagi masih jomblo!"

***
Pulang sekolah telah tiba. Hari ini Amel akan dijemput agak terlambat karena papanya sedang sibuk dengan urusan kantor.

"Gue duluan ya Mel!" ucap Gisel.
"Emang lo udah dijemput?" tanya Amel.
"Gak tau! Gue liat dulu."
"Udah?" tanya Amel.
"Belom!" jawab Gisel.
"Duduk sini gih!" ajak Amel.

Amel berbincang-bincang dengan Gisel sembari menunggu papanya.

"Besok kita udah mulai olimpiade nih! Lo udah siap belom Mel?" tanya Gisel.
"Ya udahlah Amel gitu loh!" ucap Amel dengan arah pandangan fokus ke arah gerbang sekolah.
"Eh Sel Sel liat deh! Tuh anak ganteng banget ya! Keren lagi!" kata Amel saat melihat seorang siswa laki-laki tinggi berambut pirang dengan poni ke arah depan dan belakang.
"Mana sih?" tanya Gisel.
"Itu!" ucap Amel sambil menunjuk siswa itu.
"Seketika mata Amel ternodai." gumam Gisel.
"Eh dia noleh ke gue Sel! Aww..." kata Amel kegirangan.
"Astagfirullah... Gini amat nasib gue punya temen yang malu-maluin !" gumam Gisel.
"Pokoknya besok gue akan kejar dia sampek gue tau namanya dan gue akan dapetin nomernya!"
"Dan sampek lo tercyduk bahwa dia sudah dimiliki orang lain!" sindir Gisel.

***

"Itu kan cowok yang kemarin lo gila-gilain Mel!" ucap Gisel ketika melihat seorang siswa yang digilai Amel di kantin.
"Mana?"
"Itu tuh!" ucap Gisel sambil menunjuk siswa laki-laki itu.
"Jan nunjuk-nunjuk! Ntar dia tersinggung!"
"Ajak kenalan gih!"
"Lo aja! Gue malu!"
"Emang lo punya malu ya! Baru tau gue!"
"Ayolah Sel! Plisss!"
"Ih ogah yang suka kan lo kenapa jadi gue yang repot!"
"Gue malu!"
"Lo pake baju kan! Aurat lo tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki kan! Kenapa lo malu!" jelas Gisel.
"Yaudah deh gue tahan aja kenalannya! Yang penting sekarang gue bisa lihat tuh wajah yang tampan rupawan bagaikan pangeran yang datang dari khayangan!" celoteh Amel.
"Dasar anaknya markonah!" sindir Gisel sambil mengangkat salah satu sudut bibirnya.

***

Hari ini Bu Ayuni guru PKN tidak datang karena ada kepentingan di luar sekolah. Ia hanya memberikan tugas saja. Jadi di jam pelajaran ke tiga ini kelas 12 Cahaya jam kos. Ini adalah kesempatan yang gemilang bagi Amel. Ia menunggu calon pujaan hatinya itu sembari melamun. Tidak berselang lama seorang lelaki yang sudah dinantikan oleh Amel pun melintas di depan kelas Amel yang berada di depan tangga menuju lantai 2. Pemuda itu berjalan bersama 3 sahabatnya yang lain.

"Itu loh adkel yang lagi digilai sama Amel!" ucap Gisel kepada Jessi.
"Yang mana? Yang lagi bawa buku sambil benerin tali sepatu itu?" tanya Jessi.
"Iya!" jawab Gisel.
"Lo pengen tau namanya?" tanya Jessi.
"Banget!" jawab Amel.
"Woy adkel yang pake topi sambil bawa buku!" teriak Jessi.

Seketika 4 lelaki itu pun terkejut dan menoleh karena teriakan Jessi.

"Hm!" jawab salah satu siswa.
"Nama temen lo yang pake topi dan lagi bawa buku itu siapa temen gue naksir nih!" tanya Jessi.

Seketika Amel pun terkejut dan melotot mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Jessi.

"Heh jan bilang-bilang dong malu gue!" gumam Amel sambil bersembunyi di balik pintu kelas.
"Nama dia itu 'es batu' !" jawab Rizky yang tidak lain adalah teman pemuda itu.
"Serius kok!"
"Jevan kak!" jawab Brian.
'Oh... Jadi namanya Jevan!' batin Amel kegirangan.

***

"Yes.... Yes... Yes...!" ucap Amel sambil melompat-lompat kegirangan.
"Ngapain lo Mel! Ketawa sambil lompat-lompat kek Ipan si orang gila di jalanan." tanya Nara.
"Aku tuh lagi naksir sama adkel!" jawab Amel.
"Namanya?" tanya Nara lagi.
"Jevan!"
"Hah! Emangnya Jevan yang mana?"
"Itu itu itu tuh yang jalannya paling depan!"
"Itu kan Jevan anaknya Pak Yanto!"
"Lo kenal Ra?" tanya Amel.
"Ya jelas kenal lah! Orang dia tetangga gue."
"Kapan-kapan kalo gue kerumah lo ajak gue yah kerumah si Jevan. Kan rumah kita deketan. Cuma butuh waktu 2 menit doang!"
"Hm!" jawab Nara singkat.


DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang