Udah baca BETWEEN LOVE belum? kalau belum silahkan di baca ya, BL udah selesai kok.
Happy Reading💚
Ziah mendengus kesal atas perlakuan Rania yang menariknya dengan paksa begitu saja ke dalam kamarnya, diikuti Aci dengan wajah tak berdosanya.
"Lepas! Sakit tau Nia, gak ada hati lo!" cibirnya setelah Rania menutup knop pintu kamarnya.
Sedangkan Rania masih dengan raut cemasnya terduduk di atas tempat tidur, dengan kaki menyila.
"Lo lama banget sih, gue suruh tadi lo langsung datang, kok malah setelah maghrib lo datangnya, kan jadi mepet cari jalan keluar kalau begini." omel Rania dengan menggigit ujung kuku telunjuknya dengan raut berfikir keras.
"Kok jadi gue yang disalahin sih, syukur gue mau! Gue juga punya kesibukan lain Nia, bukan cuman ngurus lo doang!" protes Ziah dengan mendengus kesal.
"Tapi kan lo—"
"Udah-udah!" lera Aci duduk diantara mereka berdua. "Gimana kita mau nyari jalan keluarnya, kalau kalian dari tadi berantem terus." jelasnya.
Rania dan Ziah saling pandang. "Tumben otak lu bener!" cibir Rania.
"Makasih atas pujiannya kak." ucapnya dengan nyengir.
Rania dan Ziah geleng-geleng kepala melihat tingkah Aci, antara lugu atau justru ada sesuatu yang mengganjal di otaknya.
"Udah, sekarang lo ceritain semua, ada apa sebenarnya?" tanya Ziah dengan raut serius.
Rania menarik nafas dalam mencoba menenangkan diri. "Gue, gu-e di jodohin."
Ziah hanya manggut-manggut dan ber oh ria, setelah itu dia baru kembali tersadar dan menatap Rania dengan terkejut. "Whattt?"
Rania menangguk dengan wajah sedihnya.
"Berarti bentar lagi, gue punya sahabat Mama muda dong!"
Dengan cepat Rania langsung menyerang Ziah dengan bantal. "Lo gak ada hati tau gak, gue serius!"
"Gue juga serius, bagus dong biar lo bisa lupain bang Alan!" timbal Ziah meyakinkan.
Rania menghembuskan nafas kasarnya. "Gak gitu caranya, ini menyangkut masa depan gue. Gue mau nikah satu kali seumur hidup, dan gue gak bisa ngejalaninnya dengan orang yang gak gue kenal apalagi gak cinta. Huft, lagian juga usia gue masih terlalu muda." jelasnya dengan wajah murung.
"Terus gue mau apa?"
"Bantuin!"
"Bantuin apa?"
Rania sudah mulai kesal dengan tingkah yang dibuat Ziah. "Lo gayaknya udah ketularan Aci deh."
"Aci gak sakit apa-apa." sahut Aci dengan wajah bingungnya mengamati dua orang itu, yang menurutnya sedang bertengkar hebat.
Ziah memutar bola mata jengahnya, dan menghembuskan nafas kasar.
"Oke, lu certain lebih lengkap!" pintanya dengan menatap Rania serius.
"Gue mau di jodohin."
"Sama siapa?"
"Gak kenal!"
"Orang tua lu kenal?"
"Iya, karenakan pilihan mereka."
"Ciri-cirinya lo tau?"
"Lo dari tadi kok gayak wawancarai gue ya." omel Rania sebal.
"Udah, lo jawab aja deh!"
Rania mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Novela JuvenilKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...