"Yak, Kim Jongin! Tunggu!"
Terdengar teriakan laki-laki dari kejauhan yang mengagetkan Jongin. Benar, itu Oh Sehun.
Sehun dan Jongin adalah 2 orang lelaki yang sudah berteman sejak umur mereka 2 tahun, karna orang tua mereka sangat dekat, mungkin saking dekatnya bisa dibilang seperti saudara.
Sekolah pun selalu di tempat yang sama. Namun perilaku mereka berbanding terbalik. Jongin adalah siswa yang cerdas, selalu saja mendapat peringkat 1 di angkatannya. Peraturan sekolah tak pernah ia langgar. Tidur dan bermain-main di kelas saat jam pelajaran saja ia sama sekali tak pernah.
Sangat berbeda dengan Sehun. Namja yang satu ini adalah salah satu siswa yang paling nakal di antara siswa lainnya. Bolos pelajaran, vape di rooftop, keluar sekolah saat ada acara penting. Hahh, tak usah disebutkan semua, terlalu banyak.
"Jangan teriak, Hun. Kau mengagetkanku." Ucap Jongin saat Sehun sudah berada di sebelahnya.
Sehun yang mendengar itu hanya mengeluarkan cengiran tanpa dosanya.
"Ayo bolos bersamaku. Percayalah, bolos itu sangat asik, Jongin." Ajak Sehun sambil menaik-turunkan alisnya.
Ajakan dari Sehun berhasil membuat tangan Jongin mengepal dan menjitak kening mulus miliknya tersebut.
"Sepertinya kau lebih cocok menjadi setan."
"Yasudah, kalau kau tak mau, kau jadi pacarku saja." Ucap Sehun tiba-tiba yang membuat jantung Jongin berdegup dua kali lebih kencang, tak lupa pipinya sangat merah merona sekarang.
Sudah berkali-kali Sehun mengucapkan kalimat ini, walaupun jauh sekali dengan topik awal, tapi tetap saja pasti ujung-ujungnya mengajak Jongin untuk berpacaran.
Jongin tak ambil pusing dengan perkataan Sehun, namun tak bisa dipungkiri, perkataan Sehun tersebut selalu saja membuat jantung Jongin berdegup lebih kencang dan pipi auto merona. Kadang bisa membuat Jongin salah tingkah.
Setelah mendengar ucapan Sehun itu, Jongin memutar bola matanya malas, lalu melengos pergi meninggalkan teman anehnya itu.
Skip.
Sekarang ganda putra ini sedang berada di rumah Jongin. Tak jarang Sehun mampir ke rumah Jongin, bahkan menginap pun sering. Orang tua Jongin juga tidak masalah dengan itu. Lagipula orang tua Sehun lebih suka berkutik dengan pekerjaannya, jadi ia lebih senang berada di rumah Jongin.
"Aishhh, aku kalah lagi. Hahhh, sudahlah. Aku malas." Gerutu Jongin sambil sedikit membanting stick PS miliknya karna selalu kalah saat bermain dengan Sehun.
"Hahahahaha, kau kan memang cupu kalau melawanku." Ucap Sehun dengan tawa menggelegarnya tersebut.
Jongin hanya berdecih dan menyenderkan tubuhnya di sofa. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba Sehun merebahkan tubuhnya di sofa. Tentu saja paha Jongin yang menjadi bantalannya.
"Kau berat, sialan. Menyingkirlah." Ucap Jongin yang diiringi tamparan pelan ke pipi Sehun, Sehun tak memperdulikannya dan malah memejamkan matanya.
5 menit sudah Sehun terpejam di pangkuan Jongin. Jongin berfikir bahwa Sehun telah tertidur.
Jari-jemari Jongin perlahan menyentuh wajah mulus Sehun. Mulai dari kening, alis, hidung, bibir, dagu, lalu ke garis rahang. Jujur saja, Jongin menyukai bagian hidung dan garis rahang milik Sehun. Rahang Sehun terlihat sangat tegas dan itu membuat ketampanan namja di pangkuan Jongin ini semakin bertambah.
"Lanjutkan, Jongin. Aku suka dielus, apalagi dielus denganmu." Tiba-tiba Sehun berbicara yang sedikit membuat Jongin terlonjak kaget.
"Ck. Kau mengagetkanku, bodoh."
KAMU SEDANG MEMBACA
(OneShoot) LOSING GAME // HunKai
FanfictionK-kenapa harus aku yang mendapatkannya? -Kim Jongin. ©2020, Desember. @Ligaturxx