"Irene?!".
Irene mengalihkan atensinya, menoleh kebelakang mencari sosok yang memanggilnya tadi, Irene tersenyum sejurus kemudian setelah lelaki yang memanggilnya tadi dengan cepat menyamai gerakan kakinya seirama.
Pagi-pagi mereka sudah di sibukkan kegiatan. Pagi ini mereka berjalan santai sekaligus olahraga bersama dan menuju sebuah air terjun yang jaraknya tidak terlalu jauh dari villa. Udara sejuk dan dingin menusuk ke kulit sekalipun mereka sudah memakai pakaian berlapis namun sangat nyaman masuk ke rongga paru-paru seakan mampu menggantikan oksigen tanpa resah menghirup udara kotor. Bentangan alam dan penggunungan serta pohon hijau memanjakan mata, matahari yang nampak malu-malu muncul menambah suasana ceria, kalau saja di rumah Irene mungkin sudah menarik selimut kembali.
"Kok cepat banget sih jalannya ren?". Jin sedikit terengah-engah dan perlahan menyeimbangi Irene, wanita itu hanya tersenyum simpul.
"Yang lain masih di belakang loh, semangat banget kamu". Jin menunggu respon gadis di sebelahnya, namun sekali lagi di hanya tersenyum. Jin mengedarkan pandangan menikmati udara segar dan panorama perbukitan hijau. Sampai akhirnya gadis berambut hitam di sampingnya mengalihkan atensinya.
"Biar jadi yang pertama sampai di tempat air terjun". Ujar Irene. Jin mengangguk mulai faham kenapa Irene menghindari berjalan berkelompok.
"Sampai…" Jin bersemangat menunjukan pemandangan menajubkan di hadapannya. Irene juga tak kalah takjub. Air terjun jernih dan mengalir tidak terlalu deras, ada banyak bebatuan besar, udara terasa sejuk menyegarkan.
Irene mencoba meraba air dengan telapak tangannya. Kulitnya langsung bergidik merasakan sensasi menggelitik. Airnya dingin.
"Bukan kita yang pertama sampai".
Irene mengikuti arah Jin memandang, di antara tingginya pepohonan ada V. Pria berkaos putih dan celana pendek warna hitam itu sedang menatapnya dari kejauhan.
"Aaah, kenapa harus dia sih". Keluh Irene, sontak keluhan kecil yang keluar dari bibir mungilnya terdengar oleh Jin. Jin terheran. Irene mencoba menjelaskan kepada Jin.
"Aku sudah berusaha bangun lebih pagi, karena mereka bilang. Akan kasih hadiah."
Jin terkekeh mendengar penuturan Irene. Sontak membuatnya merasa gemas pada Irene.
"Lucu banget kamu". Jin mengacak pucuk rambut Irene. Irene tersenyum dan matanya menatap ke arah V. Namun banyangannya saja tidak tampak.
Kemana perginya…
Lima belas menit berselang. Rombongan mulai berdatangan. Mereka langsung memainkan game. Dan membagikan hadiah. Setelahnya mereka masing-masing sibuk bermain air atau sekedar menikmati mie rebus di warung sederhana. Paling tidak menghangatkan diri dari dinginnya air dan udara pengunungan.
"Eh, kemana saja? Tadi pas permainan mulai tidak nampak". Sapa Chanyeol saat melihat V berjalan ke arahnya.
"Jalan saja". Jawab singkat V. Chanyeol hanya ber O ria. Yang sedetik kemudian dia pergi lagi. Bergabung bersama teman-teman yang lain.
V melihat masih ada yang duduk di ujung kursi panjang di hadapanya. V hanya tak pedulikan kehadirannya. Yang nampak sedang sibuk menyantap mie rebus.
Di bawah sana. V melihat gadis pujaanya dahulu. Sedang bermain air dengan kekasihnya. Mereka terlihat sedang memamerkannya pada V. Sesekali mereka hampir berpelukan.
"Panas…panas". V sontak memalingkan pandangannya pada sumber suara.
"Kuah mie nya yang panas". Ujar gadis di sampingnya.
"Ck". V mulai memutar dirinya agar cara duduknya tidak menghadap pemandangan di bawah sana.
"Sudah jadian sama Jin ".
KAMU SEDANG MEMBACA
M.V.P Mrs. Bae
Random" apa yang salah memangnya?" - Bae "aku tidak peduli " - V di belahan dunia ini, ada banyak kisah dan cerita tentang hati yang bertautan satu sama lain mengikat janji.untuk saling memahami, namun tidak dengan gadis cantik yang biasa di sapa irene, d...