"Wan, lo udah pilihin pertanyaannya belom?"
Gue lagi sibuk memegang smartphone-nya, membuka Instagram yang ter-login akunnya radio. Dia menggeser setiap pertanyaan yang kebetulan selesai dibuka 2 hari lalu. Rencananya, pertanyaan itu bakalan dijadiin bahan buat siaran hari kamis besok. Karena acaranya udah berjalan dua minggu, mereka kepo aja sama pendengar yang mungkin punya banyak pertanyaan ke kami berdua.
"Mau berapa pertanyaan, Dew?"
"10 mungkin?"
"Gak kebanyakan?"
"Hmm.... Kayaknya enggak deh."
"Gak 100 aja?"
"Bodo amat, Wan." diiringi fake smile gue menimpali Wawan.
Di sini kami bakalan ngadain sesi tanya jawab karena kepopuleran dua dewantara makin terkenal semenjak gue jadi pembicara di kampusnya Wawan. Followers akun Instagram-nya radio langsung meningkat berbarengan sama akun gue. Kalo Wawan mah gak usah ditanya, dia udah jadi mahasiswa bak pangeran di kampusnya. Lumayan bisa jugalah buat jadi influencer.
"Lo udah login kan, Wan?"
"Udah. Gue nungguin lo malah."
"Lah kok?"
"Di (HP) gue kenapa pertanyaannya buat elo semua sih?" Wawan kayak gak terima gitu karena belum menemukan satu pertanyaan untuknya.
"Ah masa sih? HP lo rusak kali. Apa udah sadar kalo yang punya tampangnya pas-pasan?"
Reaksinya langsung memukul punggung gue kencang, "Enak aja! HP masih baru gini juga! Sembarangan kalo ngomong."
Sementara gue hanya merintih seraya sibuk mengelus cepat biar rasa sakitnya ilang.
"Nih ada nih satu!" sahut gue buru-buru ngasih tahu dengan nunjukkin layar HP di depannya.
"Wah iya! Siniin buruan! Mau baca mau baca!" jejingkrakan dia duduk di kursi dan gak sabaran ingin menyambar ponsel gue.
Benda canggih itu sekarang udah ditangannya, "Ehm, pertanyaan untuk DJ Wawan. DJ boleh minta tolong gak? Titip salam buat DJ Dewan semoga dia.....AHELAH INI MAH BUAT ELO, DEW. SAMA AJA!" langsung dia berhenti gak nerusin baca, malah jadi makin kesal lantaran pertanyaannya malah bukan buat dia, melainkan buat gue. Haha.
"Wawan ngambekan masa."
"Biarin! Orang-orang kayaknya cuma mau siaran sama lo doang, Dew!" sambil menyilangkan kedua tangan di atas dada. Ekspresinya kayak bocil yang gak diturutin beli mainan.
Gue meneruskan milah-milih pertanyaan. Sedangkan dia tetep ngulet kesel dan gak mau lanjutin kerjaannya. Baper dia sama yang ngasih pertanyaan. Padahal belum tentu juga semuanya buat gue. Wan-Wan, bikin gue berdecak aja di siang bolong gini.
"Whutssap Bro!" sapa Mas Jen yang baru aja balik dari studio.
"Muka lo napa Wan? Ditekuk amat. Kurang duit apa gimane?"
"Hih lo lagi." lirihnya bersuara membuat gue menoleh ke arahnya.
"Buset? Beloman kelar bapernya?" tanya gue heran.
"Kenapa sih dia?"
Gue jelasin situasi yang sebenarnya ke Mas Jen. Oh jelas reaksinya menimbulkan kerecehan tiada akhir. Malah makin nge-bully aja dia ke Wawan.
"Makanya Wan, kalo siaran ngomongnya yang bener. Lo keseringan gak jelasnya sih. Becanda mulu lo." kritikannya menjerumus ngejek sih kalo begini.
"Ya kan konsepnya emang begitu Bapak Jenderal......." dengan penenkanan di kata akhir.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1.1.] DUA DEWANTARA - SPIN OFF "THE ANNOUNCERS"
FanfictionDUA DEWANTARA - SPIN-OFF "THE ANNOUNCERS" - DAY6'S CAST Seminggu setelah lepas tugas sebagai anak magang selama 3 bulan, Dewantara Wiryawan a.k.a Wawan bergabung kembali menjadi penyiar di Radio. Bersama Dewantara Prasetya Riza a.k.a. Dewan, mereka...