Danish dari tadi sibuk membolak-balikkan tubuhnya di atas kasur sambil sesekali memejamkan matanya karena pusing memikirkan tugas. Masalahnya deadlinenya sisa lima jam dan otaknya sama sekali belum menemukan jawaban satupun.
"Yusuf, itu temen lo kenapa? Kena penyakit cacing?" Tanya Lukas sambil masukin chiki di mulutnya.
Yusuf menoleh kearah Danish lalu kemudian menatap Lukas lagi, "Yoih. Lupa sih dia kontrol enam bulan sekali jadi cacingan deh,"
Tezar yang mendengar penuturan Yusuf cuman bisa ketawa. Tangannya kemudian mengambil kertas hasil cakaran matematika Yusuf yang ada di lantai lalu melemparkannya ke arah Danish.
"Lo kenapa sih? Putus cinta?"
Danish mengambil kertas yang terjatuh di sampingnya lalu menghela nafas, "Gue pusing mikirin tugas pemasaran media,"
Lukas tertawa sampai cowok laknat itu tersendak karena lagi makan chiki. Setelah berulang kali tepuk-tepuk belakang lehernya barulah dia merasa lega. Banyak gaya sih, hampir aja mati keselek.
"Danish, gini ya tugas itu gosah dikerja," Ucap Lukas.
Danis menyipitkan mata bingung, "Kok gitu sih? Namanya juga tugas ya harus dikerjalah,"
"Tugas itu hal yang membebankan, Kayak hidup lo-beban, Hahaha!"
Tiap ladenin Lukas itu hasilnya nggak akan pernah beres karena pikirannya emang senang mengajak kearah kesesatan. Danish cuman bisa menghela nafas, Lukas mah gak pernah bisa diajak serius pasti endingnya bakal bercanda mulu.
"Lo jurusan apalagi sih, Danish?" Tanya Keanu yang merasa cukup prihatin dengan kondisi cowok yang diatas kasur itu.
"Komunikasi, Bang." Jawabnya.
Wicaksono yang sibuk kerja makalah cuman bisa menyahut tanpa menatap si lawan bicara.
"Kayaknya bujang lantai dua ada yang jurusan komunikasi kalo gak salah. Coba deh lo tanya ke mereka,"
Danish cuman bisa diem.
Lukas menjentikkan jarinya, "Nah, cakep! Gue pernah liat Yaya ama Jeffrey rekam video gitu katanya buat tugas kampus,"
Keanu menyandarkan dirinya ke tubuh ranjang, "Jeffrey mah kerjaannya tiap minggu nge-vlog dan dia bukan jurusan komunikasi. Kalo Yaya kayaknya iya karena pas demo kemarin dia turun liputan katanya sih tugas jurnalistik gitu,"
Yusuf yang sibuk corat-coret rumus matematika ilmu yang menyenangkan cuman bisa iya-iya sambil nyuruh Danish ke bujang lantai dua.
"Dah, lo sana aja tanya ke mereka. Daripada lo kepanasan kayak orang cacingan," Katanya.
Danish menimbang keputusan beberapa saat lalu setelahnya dia menghela nafas. Gak ada pilihan lain selain pergi menemui Yaya-bujang lantai dua yang paling Danish hindari dalam hidupnya.
Dia nggak tau kenapa...Yaya tuh kayak punya aura yang sangar gitu. Walaupun dia suka bercanda ama yang lain tapi tetap aja vibe garangnya tuh kerasa ampe Danish rasanya meremang mulu kalo berpapasan di tangga.
Baiklah karena motto hidup Danish adalah harta, tahta dan nilai A. Maka ia memutuskan untuk pergi menemui ajalnya eh maksudnya pergi menemui Yaya.
---
Danish cuman bisa terdiam saat melihat betapa ramainya kamar bujang lantai dua. Di meja belajar sudah ada Jeffrey yang sibuk dengan tugas interiornya, maklum doi anak arsitek. Di bawah lantai ada Haikal yang lagi makan kacang garuda sambil liatin Joni sibuk perbaikin Dj-nya yang bermasalah gara-gara kabelnya gak sengaja kejepit pintu pas kejadian Rosie datang bawa sapu lidi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN 23 BUJANG
فكاهةKosan warisan sujarat bukan hanya sebatas tempat sewaan perbulan atau pertahun tapi ini lebih dari kata 'Rumah' yang sesungguhnya. Ada 23 isi kepala yang harus disatukan, ada 23 karakter yang harus saling memahami satu sama lain, dan tentunya hanya...