"Coba beritahu aku bagaimana rasanya jatuh cinta,"
"REGAL, REVO DI KEROYOK ANAK LEVATOR." suara itu berasal dari Jayden. Regal yang baru ingin memasuki alam mimpi langsung bangun menatap Jayden tajam.
"Demi apa lo?." tanya Axvel.
"Lah kan tadi dia mau nganter Sea, ngapa jadi di keroyok anjir." tanya Fano. yang lain juga langsung menyerbu Jayden dengan pertanyaan yang tidak jauh beda.
"Oke sebentar gua ambil napas dulu, engep gua anjir." anak Graventas tetap fokus pada Jayden, memperhatikan Jayden yang sedang menarik nafas nya. "Jadi gini, tadi gua tuh habis dari Alfamart deket komplek perumahan nya si Sea. Gua ketemu Revo sama Sea, nah disitu gua janjian sama Revo mau pulang bareng, gua tunggu dia dulu karna Revo mau nganter Sea pulang dulu trus ke Alfamart lagi buat jemput gua. Tapi gua tungguin gak dateng-dateng, ya gua curiga dong akhirnya gua mutusin buat nyamperin tuh bocah ke rumah Sea, eh pas dijalan gua liat anak Levator baru keluar dari gang, udah gitu nyapa gua ya gua tambah curiga dong tuh bawahan pantat monkey kok tumben nyapa gua. Akhirnya gua putusin buat liat ada apaan di gang situ, eh gak tau nya ada Revo yang hampir nyungsep ke got. Tapi tuh anak dah kek mao mati, langsung gua bawa ke RS bokap lu Gal." cerita Jayden panjang lebar.
Wajah anak Graventas langsung berubah marah. Termasuk Regal dia langsung bangun dari duduknya, melupakan rasa kantuk yang tadi menyerang. "Ke RS sekarang." perintah Regal.
Saat menuruni anak tangga Regal berpapasan dengan Aluna, dia langsung mendekati Aluna. "Bilangin sama temen lu jangan manja, jangan jadi beban." kata nya tegas ke Aluna.
"Apaan si, gak jelas lo."
"Gal yang salah anak Levator bukan Sea ataupun Aluna." Avxel langsung mencegah Regal sebelum Regal menyakiti Aluna.
"Apa hubungan nya sama Sea? dia gak papa kan?." Aluna langsung bertanya pada Axvel. Tadinya Aluna berfikir yang di maksud Regal itu Adara, tapi ternyata Sea.
"Gak kenapa-napa." jawab Axvel singkat. "Mending lo pergi." lanjutnya.
Aluna langsung pergi meninggalkan anak Graventas. Walaupun masih ada rasa penasaran, apa hubungan Sea dengan kemarahan Regal.
"Udah ah ayok." Anak Graventas langsung pergi menuju RS.
Anak Graventas sekarang sudah berada di RS tempat Revo di rawat. Saat mereka masuk ke ruangan Revo, ternyata Revo sudah sadar. Cowok itu terduduk di sofa.
"Lah udah sadar Rev?." tanya Jayden. Revo hanya menganguk, wajah nya seperti cemas.
"Berani apa aja anak Levator sama lo?." kali ini Regal tidak diam, melihat keadaan Revo sudah sangat menyulut amarahnya. Bisa-bisa nya anak Levator main keroyokan sampai begini.
"Iya, tuh bocah kampret ngapain aja sama lo?
"Berani banget tuh bocah sama kita, main keroyokan gini lagi. Cupu banget tai."
"Gua gak papa kok, gak sampe mati juga Gal." Jawab Revo.
"Ada yang gak beres Rev?." Axvel yakin anak Levator bukan hanya mengeroyok.
"Maksud lo apaan Vel?."
"Bener kata Axvel. Yang dilakuin Levator bukan cuma ngeroyok sampe babak belur. Jujur sama gua." Regal juga tau, dari raut wajah Revo cowok itu sedang mencemaskan sesusatu.
Revo diam, tapi akhirnya dia menjawab jujur. "Anak levator ngancem gua. Kalo lo Gal, gak ngasih Adara ke Bram. Dia bakal ngambil paksa, juga nyakitin temen-temen nya Adara termasuk Sea." yang lain langsung menatap Regal.
"Gal. Gua tanya sekarang, lo ada perasaan apa enggak sama Adara?. Kalo emang gak ada lo kasih Adara ke Bram, Kalo sebaliknya jagain dia. Dan gua sama anak-anak yang bakal jagain temen-temennya Adara." Revo menatap Regal serius. Regal tau kalau sudah bersangkutan dengan Shelsea Amora, Revo tidak pernah lagi bermain-main.
"Gua bakal ngasih yang si bajingan mau." Tanpa berfikir lagi Regal langsung memberi keputusannya. "Dan gua yang bakal nganter Adara ke Bram." anak Graventas sudah tidak heran lagi. Ini bukan yang pertama kali ketua Levator meminta perempuan pada Regal, dan Regal akan selalu memberikannya. Bukan budak atau semacamnya, tujuan Regal hanya ingin melihat perempuan disakiti.
"Lo serius Gal, bakal ngasih Adara ke Bram. Lu tau sendiri kan Bram itu bukan cowok baik, demen banget main sama cewek. Kali ini Adara yang diminta, gua liat si itu cewek bener-bener tulus sama lo." ucap Vares.
"Gal bener kata Vares, kali ini coba buka hati lu buat Adara. Gak semua cewek itu kayak nyokap lo."
"Jangan serahin Adara Gal. Gua sama anak-anak bakal jagain Keyla, Aluna, sama Sea." kata Revo tegas.
"Yahh kalo jagain Sea mah lo gak usah disuruh udah maju paling depan." ujar June mencoba menghangatkan suasana.
"Abang Revo rela berkorban demi neng Seaaa." Jayden menimpali dengan suara diimut-imutkan. Revo bergedik geli, emangnya mereka kira Sea itu Mbak Mala.
"Dosa apa gua punya temen kayak lo pada. Bawaan nya kerecehan gua mau berojol mulu."
"Njir udah receh mau berojol pula, fiks gay."
"GAK GUA MASIH SUKA MBAK MALA."
"JUNED BUCIN MBAK MALA." ucap mereka berbarengan, setelah itu mereka semua tertawa termasuk Regal. Baiklah untuk kali ini Regal membiarkan Adara hidup tenang.
***
"AAAAA MAMAH KECOA TERBANGG." seekor kecoa sedang berkeliling didalan rumah mewah dan megah milik Adara, membuat si pemilik rumah berteriak histeris. Adara langsung berlari ke kamar nya lalu mengumpat di bawah selimut.
"Tiga hari kedepan gua gak bakal keluar kamar."
Yang Adara lakukan sekarang hanyalah mengumpat di balik selimut tebalnya. Badannya gemeteran, Adara memang sangat takut dengan binatang kecil. Adara merasa lelah juga, akhirnya dia tertidur.
"Mamah jangan tinggalin Rara, Rara mau ikut sama mamah, Rara ga suka ada disini." Gadis kecil itu memgangi tangan mamahnya, takut mamahnya pergi.
"Rara gak boleh ikut mamah, Rara harus disini. Jagain papah ya sayang." perempuan yang disebut mamah oleh gadis kecil itu mencoba untuk melepaskan tangan nya.
"GAK RARA GAK MAU MAMAH PERGI!." gadis kecil itu mulai mengamuk, tidak mau mamahnya meninggalkan dia.
JLEB. Pisau yang di pegang mamahnya menusuk perut gadis kecil itu, mamahnya langsung memeluk gadis itu, meminta maaf karena telah melakukan ini. "RARAAAA!." perempuan itu berteriak kencang menyesali apa yang telah dia lakukan.
"MAMAH."
PRANK. Sebuah batu dari arah jendela langsung mengenai kepala Adara. Gadis itu tidak siap, dia baru terbangun dari mimpi buruknya. Kepala Adara mulai pusing, pengelihatannya mengabur.
"Regal." setelah memangil nama Regal Adara langsung jatuh di tempat tidurnya dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya.
Disisi lain Regal yang sedang minum tiba-tiba pegangan pada gelasnya terlepas. Gelas itu terjatuh, Regal mengambil serpihan kaca itu dan menyayat kan ke tangan nya, sedetik kemudian bayangan Adara tersenyum padanya hadir begitu saja.
"Adara?."
HAPPY READING!!!
WARNING TYPO BERSEBARAN!!! jangan lupa vote sama komen ya, masa baca aja si ga divote. Ga kasian sama author nya hm? hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [Graventas]
Romance"Semua perempuan itu bagi gua sama, perempuan itu beban, jangan harap gua bakal anggap lu kupu-kupu, ulat tetaplah ulat, beban akan tetap menjadi beban." - Regal Davilan Regal Davilan, mendengar namanya seperti tidak asing, ya benar nama biskuit. Ta...