1-Rumah Kosong?

9 1 0
                                    



Pada saat itu, aku melakukan perjalanan ke kota yang akupun tidak tau apa itu. Bahkan setelah aku sampai ke kota itu, tak ada satu orangpun yang tinggal di sana. Tak mau ambil pusing aku langsung menuju rumah sepupuku, sesampainya di sana sepupu kecilku Hans menyambut dengan sebuah pelukan

Sepupuku ini memang lucu dan menggemaskan. Tapi entah kenapa aku merasa aneh dengan rumah yang berada di sebelah rumah sepupuku, karena sejak aku sampai di sini aku bisa merasakan ada yang aneh di sana. Ini seperti kota hantu!

*****

"Paman, bolehku tanya sesuatu!" ucapku. Paman Edmend menurunkan koran yang dipegangnya hingga sosokku terlihat. Ia tersenyum ramah lalu menaruh korannya di atas meja tamu

"Kau ingin bertanya hal apa nak?" ucapnya

"Tentang rumah di sebelah itu, kenapa sejak aku sampai ke sini ada hal yang mengganjal ya dari rumah itu?" jelasku

Paman Edmend menghela napasnya sesaat

"Memang benar. Sejak keluarga paman pindah ke sini awalnya kami tak merasakan apapun. Lalu beberapa hari setelah itu kami mulai mengalami hal - hal aneh di sini, seperti direncanakan!" jelasnya

"Oh begitu rupanya" aku memangguk mengerti

"Apa paman pernah mengunjungi rumah itu?"

Paman Edmend menggeleng pelan

"Kami tidak berniat mengunjungi rumah tersebut"

*****

Dari pernyataan paman Edmend ternyata memang benar. Bukan cuma aku saja yang merasakannya, bahkan seisi keluarga inipun ikut merasakannya juga. Hari semakin malam dan dari situpun aura yang mengganjal menampar diriku. Hingga sebuah suara menyadarkanku dari lamunan

"Kau ini kenapa sih?" aku menoleh, ah itu Peter

"Sejak kuperhatikan dari kau sampai ke sini sepertinya kau lebih sering diam ya! Cobalah ceritakan padaku apapun yang membuatmu jadi sering diam" sepupuku Peter duduk di sampingku

"Huh! Kepo banget sih, jauh - jauh sana" ketusku

"Yaelah gitu doang, jadi kau tidak mau berbagi masalahmu"

"Masalah? Memangnya aku punya masalah apa, jangan suka sok tau deh Peter"

"Ya masalah yang membuatmu terdiam begini, kau tak menyadarinya?" katanya

"Benarkah? Tapi kurasa aku tidak diam, memangnya sejak kapan aku sering terdiam?" tanyaku

"Sejak kau selesai berbicara dengan ayahku" katanya

Sejenak aku tersentak dengan perkataan Peter. Aku baru ingat ternyata setelah berbicara dengan paman Edmend aku sering memikirkan keanehan di kota ini sampai aku tidak menyadari hal itu

"Peter, apa kau pernah mengunjungi rumah yang di sebelah itu?" tanyaku dengan ragu

"Sebenarnya kami sama sekali tidak berniat, tapi aku berhasil memasuki rumah itu sekali" katanya. Jawaban Peter membuat kaget

"Lalu, apa yang kau lihat di sana?" tanyaku

"Kosong" 

"Kosong?" aku mengulali lagi kata Peter

"Ya kosong, tak ada siapapun yang menghuni di sana, tapi barang - barang di rumah mereka masih rapi saat aku memsuki rumah itu" jelas Peter

Aku mulai paham

"Awalnya hanya biasa saja tapi setelah aku melihat lebih dalam lagi, aku menemukan lantai bawah yang gunanya sebagai ruang keluarga, kamar, dan ruang baju. Rumah itu memang tidak begitu mewah tapi di balik itu mereka membuat ruangan di bawah untuk aktivitas keluarga " jelas Peter

Aneh bukan. Rumah yang dalamnya sebagus itu kenapa tidak ada yang menempati, ditambah lagi seluruh rumah di kota ini terlihat mewah. Namun apa jadinya jika rumah itu tak ada satu yang menepati. Sungguh sebuah misteri

*****

Esoknya, aku memberanikan diri untuk datang ke rumah itu. Sepupuku Hans memintaku untuk mengajakanya, sebenarnya aku khawatir jika Hans berhasil melihat sosok yang ada di sana. Tentu saja aku khawatir diakan masih kecil, dan biasanya anak kecil paling takut untuk melihat hal - hal yang seperti itu

Tapi mau bagaimana lagi, terpaksa aku yang harus mendampinginya. Dan untungnya sepupuku Peter juga ikut serta dalam pemecahan kasus ini. Ya setidaknya aku merasa di jaga oleh sepupu - sepupuku ini. Kuharap ini akan berhasil

Kami mulai memasuki rumah itu. Sepi, rapi, bersih, dan mengganggu. Baru saja kami melihat kamar mandi dan ternyata di sana terdapat sosok menyerupai kuntilanak dan yang satubya terlihat seperti hantu wanita biasa yanh sedang sedih. Karena melihat sosok itu, Hans sepupu kecilku mulai menyembunyikan dirinya di belakangku

Kami kembali menelusuri rumah ini sampai kami berhasil menemukan ruang bawah. Sepi dan sunyi, hanya itu yang bisa menggambarkan keadaan ruangan yang kamj masuki dan sangat mewah, rapi, bahkan semua barang - barang masih terasa hangat. Itu berarti masih ada orang - orang yang menghuninya bukan?










END


















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEBUAH MISTERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang