30| Teori Kembang Api

6K 794 223
                                    

Tebak unexpected moment apa yang lowkey bikin hati Rachel mendadak hangat kaya hot chocolate yang suka dia minum kalau hujan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tebak unexpected moment apa yang lowkey bikin hati Rachel mendadak hangat kaya hot chocolate yang suka dia minum kalau hujan?

Kalau ada yang nebak moment waktu dia lagi jatuh cinta jawabannya salah—atau mungkin kurang tepat. Yang benar adalah moment dimana dia ngelihat dua superman-nya lagi berbincang ringan sama laki-laki yang bahkan lebih unexpected bisa masuk ke dalam hidup Rachel.

Melihat Papa dan Abangnya bisa sedekat ini bahkan tertawa bersama dengan Keenan merupakan hal paling asing yang pernah ditangkap matanya. Kejadian ini bahkan gak pernah tercetus dalam khayalan paling liarnya sekalipun.

Mengobrol bertiga membicarakan kompetisi NBA—yang katanya akan dimulai pada bulan Desember—sambil menunggu Rachel membawakan tiga cangkir kopi pesanan mereka. Hal sepele yang anehnya bisa membuat Rachel menyunggingkan senyum paling manis yang dia punya—makin bertambah lebar saat dia melihat lubang pipi Keenan yang mendadak muncul.

"So gentleman, sesuai pesanan ya kopi hitam tanpa gula 3."

"Makasih ya, Adek," balas Richard sambil memberikan flying kiss yang justru membuat Rachel menyernyit jijik.

"Ini kenapa pada tiba-tiba mau minum kopi item sih? Mau mendalami peran jadi bapak-bapak warkop ya?" Rachel memilih duduk di sebelah Papanya yang berarti berhadapan dengan Keenan.

"Papa kemarin baru pertama kali coba minum kopi item sachetan, eh ternyata enak terus malah diborong tuh dua kardus..." Informasi yang baru saja diberikan Richard itu berhasil membuat Rachel melirik Papanya heran.

"Seriusan Papa belum pernah minum kopi sachet?! Norak amat."

"Hehehehe... Iya. Ternyata enak ya, americanonya Starbucks lewat." Papanya Rachel ini walaupun ganteng plus awet muda—masih bisa lah kalo mau dijejerin sama Keenan terus diajak nongkrong bareng—tapi tetap aja jiwa bapak-bapak kompleknya gak bisa dibohongi.

Rachel cuma bisa menggelengkan kepala jengah sebagai balasan. Matanya bergantian menatap tiga laki-laki yang sekarang mulai menyesap kopi buatannya. "Tadi ngomongin apa? Kayanya seru."

"Ya ngomongin lo lah," jawab Richard menyebalkan.

"Dih ngeselin." Rachel beralih untuk bertanya pada Keenan yang sedari kedatangannya barusan lebih memilih diam. "Ngomongin apa?"

"Ngomongin lo yang waktu kecil terobsesi jadi Putri Duyung." Jawaban Keenan itu sukses membuat Rachel menatap tajam Papa dan Abangnya. Apa-apaan sih ini, padahal sebelum dia pergi tadi mereka masih membicarakan tentang NBA. Kenapa tiba-tiba berubah menjadi sesi bongkar aib Rachel?!

Rachel melirik kesal pada Abangnya yang kini sedang tertawa puas. "Pasti kerjaan lo kan yang tebar-tebar fitnah?!"

"Heh tebar-tebar fitnah apaan?! Kenyataan kali!" Mata Richard yang semula sudah lebar makin bertambah membelalak. "Amnesia lo? Inget dulu pernah nekat mau nyemplung di Elwood Beach. Untung aja gak diseret Nyi Roro Kidul."

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang