36

7.7K 558 33
                                    

Hari pertama di Jogja. Aku dan Jason tidak memutuskan untuk pergi kemana-mana, karena tubuh ku sangat-sangat lelah akibat perbuatan Jason semalam dan tadi pagi.

Dan siang ini, kami berdua memutuskan untuk pergi berenang, lebih tepat nya sih Jason sendiri yang berenang aku hanya menemani. Dimana letak kolam renang berada di lantai enam, sedangkan kamar yang kami tempati berada di lantai empat.

Aku sedang menunggu Jason yang berada di dalam kamar mandi.

"Udah selesai by? Cuma ganti celana aja lama banget kamu tuh!"

Pintu kamar mandi terbuka lebar dan menampakkan Jason yang bertelanjang dada.

Aku menegak air liur ku sendiri. Sampai sekarang pun aku masih tetap nggak kuat kalau liat perut Jason yang seperti roti itu. Apa lagi tangan nya yang berotot, rasa nya pengen ku hisap terus.

"Kenapa diam? Kamu nggak kuat ya liat body aku yang seksi ini?"

Aku kembali tersadar dari lamunan, dan menatap Jason sinis.

"Apaan sih?!"

"Kamu jadi berenang nggak?!!" Lanjut ku dan berlalu meninggalkan Jason yang masih berada di depan kamar mandi.

Jason menutup kembali pintu kamar mandi, dan berjalan menyusul ku yang duduk di atas tempat tidur.

Jason duduk di sampingku dan merangkul bahu ku.

"Sayang, kamu kenapa sih hari ini? Marah-marah aja terus dari tadi. Coba kamu ngomong aku ada salah apa sama kamu?"

Aku diam, dan tidak menoleh sedikitpun ke arah Jason.

Jason memutar tubuh ku agar bisa berhadapan dengan Jason. Aku masih menundukkan kepala ku sembari menahan isak tangis.

"Vanya, masih nggak mau ngomong?"

Ku beranikan diri untuk menatap mata Jason.

"Apa ini gara-gara semalam dan tadi pagi?" Ucap Jason.

Aku hanya mengangguk pelan.

Jason menghembuskan nafas nya. Ia mengangkat dagu ku agar aku kembali menatap nya.

"Kenapa? Apa aku terlalu kasar? Terlalu berlebihan? Coba jelasin yang, biar aku ngerti. Kalau kamu cuma diam begini nggak mau ngomong, ya mana aku ngerti."

Aku mencoba tenang agar saat berbicara dengan Jason tidak terlalu gugup.

"Kamu semalam nggak pakai pengaman by. Aku takut kebobolan."

"Kasian Alea masih kecil untuk mempunyai adik." Lanjut ku.

Lagi-lagi Jason menghembuskan nafas nya, ia lalu menangkup kedua pipi ku.

"Vanya, dengerin aku. Anak itu anugerah dari Tuhan. Kamu jangan pernah punya pikiran takut kebobolan lah, kasian Alea karena masih kecil, atau apa lah itu. Toh selama ini kita berdua bisa merawat anak-anak, memberi kasih sayang yang adil buat anak-anak kan?"

"Jadi kamu nggak usah takut ya?" Lanjut Jason.

Aku mengangguk. Jason benar, tidak seharusnya aku memikirkan hal-hal seperti itu. Selama ini, kami berdua bisa mengurus anak dengan baik.

Jason membuka kedua tangan nya lebar-lebar. Aku pun langsung saja masuk ke dalam pelukan nya.

Di dalam pelukan Jason lah tangis ku pecah.

"Maafin aku by,"

"Iya, aku maafin." Jawab Jason. Sembari mengusap punggung ku yang bergetar akibat menangis, dan aku semakin mengeratkan pelukan ku.

My Sweet Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang