𝗜

456 61 27
                                    

Ryujin melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Satella.

"Hey! Kau mendengarku bicara?"

Satella pun tersadar dari lamunannya.

Satella hanya menjawab dengan anggukan.

"Sedang berfikir tentang apa?" Ryujin mengusap lembut rambut Satella.

"Memikirkanmu." Jawabnya singkat tapi mampu membuat wajah hingga telinga Ryujin memerah.

"A-ayolah, aku sedang tidak bercanda!"

Satella meraih tangan Ryujin dan meletakkan di pipinya.

"Aku serius, kau suruh aku mencintaimu bukan?" Satella menatap lekat.

"Sekarang, aku sudah sangat mencintaimu."

Ryujin merasa ada yang tidak beres, Satella seperti akan pergi jauh darinya.

Ryujin merasa ada yang tidak beres, Satella seperti akan pergi jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback
Sehari sebelumnya.

"Jadi bagaimana?" - Echidna

"Apanya yang bagaimana?! Masih saja bertanya! Paling pintar tapi paling bodoh bertanya." -Minerva

Echidna hanya menggeleng
"Benar-benar pemarah..." batinnya.

"Sebentar lagi gerhana matahari, ini saat yang tepat saat penyihir itu sedang lemah-lemahnya." Jelas Daphne sambil mengunyah kue kering.

"Berhentilah bicara sambil makan, itu membuat remahan kue mu tercecer. Dasar jorok!" Minerva menatap jijik.

"Kurangi sifat marahmu itu, kau bisa-bisa keriput nanti." Sela Sekhmet.

"Apa kau bilang?! Dasar pemalas!" Minerva sudah siap-siap menyalakan api di tangannya untuk dilempar pada Sekhmet.

"Te-teman-teman jangan bertengkar." Alih-alih melerai kalimat Carmilla justru semakin membuat Minerva kesal.

"Diamlah jalang!" Minerva melempar api itu pada Carmilla, namun dengan cepat Typhon menghentikan api itu hanya dengan tangan kosongnya.

"Kau ini lemah tapi pemarah." Typhon tersenyum remeh.

"Apa?!" Kini Minerva sudah benar-benar akan mengamuk.

"Cukup!" Satu kata dari Satella membuat semua orang terdiam.

Iya, kekuatan Satella yang pada dasarnya mampu mengendalikan kehidupan dan kematian bahkan menyerap energi milik orang lain adalah hal mudah baginya.

Ruangan itu dipenuhi aura kematian yang luar biasa, siapa lagi pelakunya kalau bukan Satella.

"Sudah selesai bertengkarnya?" Satella memegangi pelipisnya yang pening.

"Sa-Satella, sudahlah. Jangan habiskan tenagamu untuk hal seperti ini." Echidna berusaha menenangkan.

Satella menarik nafas dan meredam energinya, semua masih terdiam. Satella memang kuat luar biasa bahkan Typhon tidak bisa menyombongkan kekuatannya didepan Satella.

E N V Y • 2SHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang