NAHYUCK is Love
#005
written by : ShinsHCLe
.
Happy Reading♡Na Jaemin
Siapa yang tidak mengenal sosok lelaki sempurna di kalangan seluruh anak SMA se-Korea Selatan.
Bukan, bukan karena dia ramah serta memiliki banyak teman dan kenalan dengan orang-orang yang sebaya dengannya. Malah Jaemin adalah sosok laki-laki berwajah datar dan amat sangat tidak peduli dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya sama sekali.
Walaupun seperti itu, Jaemin tetaplah menjadi sosok yang di kagumi semua orang. Bagaimana tidak?
Dia masih kelas 12 tapi sudah menjuarai beberapa lomba olahraga tingkat internasional. Ya, bukan hanya satu. Tapi beberapa, seperti ice skating, lompat tinggi, serta catur.
Dan juga jangan lupakan jika Jaemin adalah siswa peringkat satu dari seluruh siswa di angkatannya terus menerus dari sekolah dasar hingga saat ini dia berada di sekolah menengah atas. Posisinya sama sekali belum pernah tergeser oleh siapapun.
Benar-benar sosok manusia sempurna, bahkan menurut Haechan. Jaemin terlalu sempurna untuk menjadi sesosok manusia,
Haechan memiringkan kepalanya, kedua mata bambinya menatap penuh selidik pada Jaemin yang hanya duduk bersedekap dengan mata terpejam tidak menyentuh makanannya sedikitpun.
Haechan mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap Chenle dengan raut wajah seriusnya.
"Kau tau? Aku rasa kecurigaanku selama ini benar. Jaemin bukan manusia, lihat. Setiap makan siang dia sama sekali tidak menyentuh makanannya. Dia bahkan-Akh! SAKIT!" Haechan mengusak keningnya yang baru saja menjadi korban kekerasannya Chenle. Haechan menatap Chenle dengan kesal.
"Kau yang bukan manusia! Apa kau tidak lelah berbicara kejelekan tentang Jaemin terus menerus selama dua tahun?!"
Haechan mencebikkan bibirnya dengan kesal, mendengar pernyataan Chenle yang memang tidak salah sama sekali.
Sudah dua tahun Haechan terus mengamati Jaemin dan menjelek-jelekkan Jaemin pada Chenle. Tentu saja hanya pada Chenle, Haechan masih memiliki fikiran waras untuk tidak bercerita pada orang lain yang pasti akan bocor kemana-mana dan berakhir dirinya menjadi santapan empuk para fansnya Jaemin yang berteparan layaknya ikan di lautan. Amat sangat banyak,
"Sudahlah Chan, apa kau tidak lelah terus mengibarkan bendera perang pada Jaemin. Kau harusnya banyak belajar keras agar bisa menggeser posisinya Jaemin." Haechan menghela nafas, mengaduk-aduk kare kesukaannya dengan pandangan redup.
Ya, Haechan memang memusuhi Jaemin karena Haechan tidak bisa menggeser posisi Jaemin. Namun bukan hanya itu,
Haechan mendongakkan kepalanya ketika merasakan tepukan pada bahunya.
"Aku tau kau masih sakit hati karena sikap Jaemin yang menurutmu merendahkanmu, tapi bukankah seharusnya kau malah berterima kasih padanya. Berkat dia kau tidak mendapatkan hukuman lagi dari bundamu?"
Haechan meremat sepasang sumpitnya, kenangan menyebalkan itu seketika berputar di kepala mungilnya Haechan.
Flashback.
Haechan berjalan dengan senyum yang tak luntur dari wajah cantiknya, jika dalam gambaran kartun. Mungkin saat ini banyak bunga bertebaran di sekitar Haechan.
Haechan menghirup udara yang terasa menyegarkan hari ini, ya. Haechan amat sangat bahagia. Akhirnya dia akan menjadi perwakilan dari sekolahannya untuk olimpiade matematika.
Bukannya berlebihan, sebenarnya Haechan sudah banyak menjuarai lomba akademik tingkat nasional saat sekolah dasar maupun menengah. Namun karena mendapatkan peringkat kedua pada ujian semester kemarin, Haechan mendapat hukuman dari bundanya. Bahkan jam waktu belajar Haechan terus di tambah oleh bundanya.
Dan hari ini menjadi kabar baik bagi Haechan, dan Haechan rasa dirinya berhasil menempati posisi pertama pada ujian kenaikan kelas yang baru selesai seminggu yang lalu.
Haechan hendak menggeser pintu ruang guru, namun gerakannya terhenti melihat Jaemin yang sedang duduk berhadapan dengan Kim Seonsaengnim, guru yang akan mendampinginya menjelang olimpiade nanti.
"Ayolah Na, bukannya bapak tidak mempercayakan Haechan untuk mewakili sekolahan kita. Tapi bukankah lebih baik langsung mengirimmu untuk mewakili sekolahan yang jelas kau lebih pintar dari Haechan." Jaemin menggelengkan kepalanya,
"Aku bilang aku tidak mau, aku tidak tertarik sama sekali dengan akademik." Mr.Kim membelalakkan matanya, menggenggam tangan Jaemin yang langsung di hempaskan oleh Jaemin.
"Kan, aku yakin kau memang bukan hanya pintar, tapi jenius. Jelas karena kau hanya tidur di pojok kelas dari keluhan seluruh guru yang mengajar kelasmu. Ayolah, aku akan memberikan nilai tambahan atau rekomendasi untuk memasuki universitas yang terbaik." Jaemin tetap menggelengkan kepalanya,
"Aku tak butuh semua itu, berikan saja pada Haechan-Haechan itu. Aku kembali." Jaemin berbalik, terus berjalan keluar tanpa menghiraukan namanya yang terus di panggil oleh Mr.Kim
Jaemin menghentikan langkahnya, menatap Haechan yang sedang mematung di tempatnya.
"Minggir," Haechan mengerjabkan kedua mata bambinya, mendongakkan kepalanya menatap Jaemin yang memang lebih tinggi darinya.
Sesegera mungkin Haechan bergeser, Haechan terus menatap punggung Jaemin yang semakin menjauh. Haechan mengepalkan kedua tangannya, kebahagiaan Haechan tadi langsung menguap entah kemana setelah mendengar percakapan Jaemin dan Mr.Kim.
"Haechan?! Kenapa masih berdiri di sana?" teriakan Mr.Kim membuat Haechan tersadar. Sesegera mungkin Haechan mengubah raut wajah marahnya, melengkungkan bibirnya keatas.
Dengan hati yang masih bergemuruh melangkah masuk ke dalam ruang guru.
Flashback off.
.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy [NAHYUCK]✔
Fanfic#005_Nahyuck is Love Written by : @ShinsHCLe Summary : "Apa alasanmu?" "Kau tau, baunya sangat manis dan menyegarkan. Saat itu aku sungguh terkejut, aku menghindarimu karena takut lepas kontrol." Genre : Fantasy Vampire - Romance - School Life . ⚠️T...