"Kita tidak pernah tahu, akan dipertemukan dengan orang-orang yang bagaimana.
Tapi kita bisa memilih, bersama
siapa kita akan berjalan hingga berlabuh."-FTM&TNS
🍀🍀🍀
"Mau gak makan bakso sama gue malam ini? Gue yang traktir. Hitung-hitung tanda perkenalan." Laki-laki yang masih setia mengamit skateboard-nya berujar ragu.
Takut takut jika Alice mulai ilfil kepadanya.Alice menaikkan alisnya. Berpikir sejenak.
Kebetulan belum makan, Mayan nih.Setelahnya ia tersenyum.
"Boleh. Tungguin gue ganti baju dulu mau?"Noullan sungguh bahagia malam ini. Ia mengangguk semangat. Lalu berjalan menuju Alice.
Tak lama, Alice keluar dari kamarnya.
"Ayo, berangkat sekarang." Alice sudah selesai berganti baju, dan tentunya ia juga sudah mencuci wajahnya.Alice hanya memakai Hoodie oversize dan celana jeans loose berwarna hitam.
Converse hitamnya terlihat cocok dengan Vans yang dipakai Noullan.
Rambut pendeknya ia biarkan tergerai sedikit kusut, tapi tak masalah, ia tetap cantik.Mereka berjalan keluar gang dengan langkah seirama.
"Lo suka bakso?" Noullan bertanya memecahkan keheningan diantara mereka.
"Suka suka aja sih. Tapi lebih suka sate." balas Alice sekenanya.
"Kalau gitu lo harus cobain bakso itu nanti. Enak banget tau. Gue hampir tiap hari beli disana. Bahkan gue langganan sejak SMP, hehe."
Noullan terkekeh sendiri mengingat bisa-bisanya ia bercerita kepada Alice.
Padahal gadis ini baru ia temui tadi sore.Alice hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Tidak tahu harus merespon apa.
Mereka berjalan ditemani oleh terangnya lampu-lampu malam. Baru bertemu tadi sore tak membuat mereka terlihat canggung satu sama lain.
Alice dan Noullan lebih terlihat layaknya sepasang kekasih yang sedang berjalan-jalan, meski mereka tak saling bergenggam tangan.Alice sebetulnya belum terbiasa berdekatan dengan laki-laki yang baru dikenalnya.
Namun, ada hal yang menarik perhatiannya dari laki-laki ini.Cara Noullan tersenyum, suara lembut Noullan saat bertanya kepadanya, dan juga kehangatan Noullan.
Tak satupun yang terasa mengancam.
Mendorong Alice untuk mencoba menerima keberadaan orang lain di sekitarnya.Ia tahu, mungkin saja laki-laki ini adalah orang jahat, seperti preman atau anak jalanan. Mungkin.
Tapi entah mengapa tak ada ketakutan didalam dirinya. Rasanya nyaman-nyaman saja, tak ada ketegangan dan jarak diantara mereka.
Entah apa penyebabnya, Alice pun tak mengerti.Bahkan Alice berimajinasi apa mungkin Noullan dan dia berjodoh.
"Hehe." tanpa sadar, gadis itu tertawa kecil.Alice hanyalah gadis biasa yang senang berkhayal seperti remaja lainnya.
Alice tipe orang yang menilai orang lain menggunakan radar kalbu. Alias menggunakan perasaan."Kenapa ketawa?" Noullan mengernyit heran disampingnya.
"Anggap aja gue sedikit gila." jawab Alice dengan memposisikan ibu jari dan telunjuknya berdekatan, membuat isyarat sedikit.
"Hahaha kalau gitu kita sama, soalnya gue juga gila." balas Noullan.
***
Mereka sampai di warung yang Noullan biacarakan tadi. Bahkan itu bukan warung, hanya gerobak bakso dengan beberapa kursi plastik di sekitarnya.
Mengabaikan ekspresi Alice, Noullan mengatakan bahwa ini adalah bakso paling enak di Sumatera Barat. Terlalu dilebih-lebihkan.
Tapi, ya sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]
Fiksi RemajaTentang sepasang anak manusia dengan segala kekurangan mereka. Dua hati yang bertaut, namun tak bisa dipaksa menyatu. "Kalau aku pergi nanti, kamu jangan sedih-sedih terus ya. Jangan menyesali apa yang pernah terjadi. Kita diciptakan oleh-Nya untuk...