Di ruangan pertama, Samuel dan Peter mulai terlihat kelelahan. Magia mereka kini telah terkuras habis.
"ngh?!" Peter merasakan ada sesuatu yang menetes dari hidungnya. Perlahan Ia raba dengan tangannya yang layu. Nampak cairan berwarna merah menempel di jemarinya. Ya, darah. Darah mulai menetes dari hidung Peter yang memaksakan diri menggunakan Magia nya hingga menggapai batas.
"Sam... akuu....." syuungg... BRUKK... Peter pingsan seketika. Ia tergeletak di belakang Samuel yang masih terfokus pada lawan.
"AHH..!!! PETER..!!!!"
*srakk.. wuusshhh..... Samuel membopong Peter dan terbang ke langit-langit dengan sepasang sayap yang bulu-bulunya telah kusut.
Selain kehabisan tenaga, mereka juga mulai kehabisan mantra karena hampir semua sihir yang mereka tau telah digunakan demi mengalahkan lawan. Di sisi lain, prajurit-prajurit batu masih mampu berdiri dan hanya mengalami sedikit kerusakan berupa goresan atau retakan-retakan kecil yang tak berarti.
"GGRRROOOAAAA......." Lawan yang tak bisa terbang pun hanya memperhatikan mereka sembari mengamuk mengacak-acak tempat itu. Guncangan yang tercipta dari langkah kaki mereka tak terasa bagi dua sekawan yang mengungsi di udara.
"..Peter.. bangun.. HEEII...!!!!! ayolah...." Samuel dengan matanya yang berkaca-kaca berusaha menyadarkan kawannya. Darah segar yang masih mengucur dari hidungnya membuat Samuel makin khawatir karena belum pernah melihat kejadian seseorang yang benar-benar kehabisan Magia hingga tak sadarkan diri.
"... Sa.. m...." Peter membuka mata perlahan. Terlihat lingkaran hitam di sekitar matanya yang layu seiring dengan napasnya yang bergetar. Zirah serta pakaiannya pun terlihat lusuh.
"..Iya... bertahanlah... pulihkan dirimu... jangan terlalu memaksakan diri..."
".. Aku... berat.. yaa...." Peter menatap sayap Sam yang kusut, bicara dengan suara yang lirih. Ia tak mau menjadi beban bagi temannya itu.
"Apaan sih..?!?! masih sempat berpikir begitu?!?!" sudut mata Samuel yang berkaca-kaca mulai menumpahkan hangatnya air mata. Ia pun tak tega melihat keadaan Peter. Meski dalam keadaan kusut, kedua sayapnya masih dengan tangguh mengepak demi menjaga mereka berdua tetap melayang di udara menghindari serangan musuh sementara.
".. oh ya.. Kalau dipikir-pikir.. diawal-awal pertemuan.. jangankan kau dan aku.. kita semua sempat saling tidak percaya satu sama lain karena perbedaan yang ada ya.. kau yang tinggal di langit.. dan aku tinggal di bumi.. kau bersama para Pegasus.. aku dengan para Unicorn.." sambil memejamkan mata, Peter mengenang kebersamaan dengan kawan Celestialnya itu.
"ya.. aku ingat betul kau mengacungkan pedang pada Minho tapi malah kau diisenginya.. hahaha.. aku selalu kesal dengan mulutmu yang selalu berisik itu.." balas Samuel sambil tertawa pelan. Kuncir tengahnya yang terlepas pasca pertarungan membuat rambut hitamnya nampak tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAY KIDS - ENN VASSILI | STEP OUT! : Chaldene's Hidden Gem
FantasíaCyari sang Unicorn menawarkan Peter sesuatu yang menarik. STRAY KIDS sebagai 8 pemimpin Enn Vassili pun kembali berpetualang untuk menemukan pengalaman baru.