Seketika senyuman cerah muncul pada wajah Kanaya, Bagaimana bisa Kanaya melupakan rencana mereka untuk bulan madu ke Bali? Untuk pertama kalinya ia dan Jeffrey akan pergi berdua saja dan jujur, rasanya agak asing karena Alex akan tetap tinggal di sini.
Sebenarnya Kanaya ingin mengajak Jeffrey pergi ke beberapa tempat lain, tapi pria itu mengatakan bahwa pergi ke Bali saja sudah cukup.
Ini kali pertama Jeffrey ke Bali dan kali kelima untuk Kanaya. Tapi, baginya tak masalah. Selama itu bersama dengan Jeffrey semua tempat akan terasa seperti pertama kali di datangi.
Kanaya mengusap pipi Jeffrey, "Aku ga sabar sayang." Wanita itu tersenyum sembari menatap wajah suaminya itu.
"Aku juga, tinggal sehari lagi kita bakal habisin waktu sebanyak yang kita mau, kita bakal pergi ke semua tempat yang kamu mau di Bali."
Kanaya tersenyum lembut saat mendengar ucapan Jeffrey, kebahagiaan muncul dari dalam hatinya.
"Kita cuma staycation di villa doang gak masalah buat aku, yang penting ada kamu." Jawab Kanaya.
"Jadi gitu? Nanti aku buat kamu gabisa jalan satu minggu, mau?" Goda Jeffrey.
Kanaya tertawa, "apaan sih!" Ia mendorong dada Jeffrey dengan keras.
"Kamu mah ngegodainnya selalu pengen ngebuat aku gabisa jalan."
Jeffrey ikut tertawa, "Ya karena aku ahlinya kan di sana, lagian kamu juga bakal suka." Balasnya sambil mengedipkan satu matanya.
Kanaya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Saat tawa mereka mulai memudar, Jeffrey melirik jam tangannya, "Aku berangkat dulu ya? Nanti kita packing bareng abis aku pulang."
Kanaya mengangguk semangat, mereka berdua berdiri dan berjalan menuju arah pintu. Saat Jeffrey membuka pintu apartemen, perasaan Kanaya langsung berubah 180° menjadi kesal, mengingat ini adalah hari pertama pernikahan mereka, rasanya tak adil.
Wajahnya pun berubah, ia tak mengerti mengapa moodnya berubah secepat ini, bukankah tadi dia baru bahagia karena besok akan pergi ke Bali?
Seakan sadar dengan perubahan wajah Kanaya, Jeffrey pun tersenyum, ia tahu bahwa istrinya itu sedang kesal padanya dan ini memang salahnya.
Tapi, kesempatan untuk bertemu Pak Rangga adalah kesempatan langka, ia tak bisa melewatkannya, bertemu dengan salah satu orang berpengaruh di kota bukanlah hal yang mudah.
"Sabar ya sayang, nanti kan 3 hari kita full berduaan." Ujarnya sambil mengusap puncak kepala Kanaya.
Namun, wanita itu masih belum puas.
Jeffrey mengecup dahi istrinya, berharap ia bisa mengembalikan suasana hati yang hilang, "Bye sayang, diem di rumah aja ya, jangan kemana-mana."
Kanaya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, "Yaudah, hati-hati di jalan.." ujarnya.
"Makasih sayang.."
Jeffrey menutup pintu dengan pelan dan meninggalkan Kanaya sendirian.
Kanaya menghela nafasnya, ia masih tak percaya tentang hari ini. Jeffrey tak memberitahunya sama sekali tentang apa yang ia lakukan saat bekerja, ia hanya tahu garis besarnya saja.
Kanaya langsung bergegas menuju meja makan, jujur ia sangat kelaparan. Energinya habis karena beberapa hari terakhir ia makan tidak teratur.
-00-
Pria itu tersenyum, menatap langit cerah yang seolah membawa semangat baru baginya. Siapa yang bisa menyangka hari ini Pak Rangga memintanya datang secara langsung ke lokasi yang akan jadi salah satu propertinya dan jadi kebanggaan tersendiri karena Jeffrey juga akan ikut terlibat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Duda || Jung Jaehyun
Fanfiction(Status : ongoing) ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ɢᴀᴅɪꜱ ᴍɪʟᴇɴɪᴀʟ, ꜱᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴊᴇꜰꜰʀᴇʏ (ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴅᴀ ᴀɴᴀᴋ 1. ꜱᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ, ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ? ©ᴅʏʙʙʏɢʀʟ 15.05.2020 •ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀ ꜰɪᴋꜱɪ ʙᴇʟᴀᴋᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ꜱᴜᴋᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ...