// Part 1 //

218 2 1
                                    

-kehadirannya begitu nyata, tapi tidak pernah membuat keyakinan yang nyata-

Hal yang sangat menyebalkan di sekolah adalah saat si doi alias Edvan mulai sok cool dihadapan para cewek.

"Terserah gue dong, derita orang tampan kan. Seharusnya kamu bersyukur Gebriel, punya sahabat yang super duper cakep", kata Edvan dengan PDnya.

Entah harus dijawab dengan bahasa apapun si Edvan nggak bakalan mempan dengan omelan gue. Tapi anehnya, Edvan sama sekali ga tega kalo gue nangis karna cowok. Padahal dia sendiri bisa dibilang sering sekali buat nangis pacarnya si Revil karena cemburu. bisa disimpulkan Edvan playboy hahaha.

"Krriiiinnggg ...!!"

"Kriiinnggg .... !!!! ", bel masuk sekolah berbunyi.

Semua siswapun mulai pelajaran kelas mereka masing-masing. Entah angin apa yang udah membawa si Avril yang tiba-tiba hampirin gue.

"Ehh Geb, Edvan ngomong-ngomong udah putus yaa sama Revil ??"

"Kenapa emangnya ??", jawabku penuh tanda tanya.

Karena tak biasanya si Avril tiba-tiba tanya sosok Edvan ke gue. Yang gue tau, Avril bakalan seneng kalau sudah ngebahas tentang ketua osis kita si Edo.

"Ayolahh Geb, jawab loe kan sahabatnya Edvan, pasti tau kan Edvan sama Revil udah putus ato belum ???", tanyanya makin penasaran.

"Kayaknya si udah. Tapi gatau lagi si soalnya kan mereka putus nyambung putus nyambung".

Akhirnya, pernyataanku terakhir membuat Avril berhenti mengintrogasi gue tentang Edvan.

"Guuubbbrrakkk.....", suara buku berjatuhan disamping meja gue.

Saat itu tanpa sengaja Elvi menyenggol beberapa bukuku sampai jatuh.

"Vi, ada apa sihh kok sampek kaget gitu kan ga ada yang bikin kejutan kamu ?", tanyaku.

"Ituuuu Brieell, ituu loohhhh haduhh .... @@#&*¥-#;!- ..", jawab Elvi terbatah-batah.

"Apaaa sihh ???"

"Ituuu lohhh Brielll ??? ... "

"Apa Elvii ???", tanyaku sekali lagi.

"Cobakk dehh liat ke arah pintu??", jawab Elvi dengan menarikku dan memaksaku untuk melihat kearah pintu masuk kelas.

Asssstaaaga ,, ini bukan mimpi kan. Banyak sekali kalimat itu keluar dari para gadis kelas gue. Serasa memang mereka benar-benar terhipnotis dengan sosok cowok tampan yang berdiri dengan gagahnya di pintu masuk kelas.

"Hey perkenalkan, saya Kevin murid baru di sekolah ini."

Sungguh tutur katanya membuat cewek meleleh (aahh lebay dehh ).

"Harap bantuannya, semoga kalian senang dengan kehadiran saya di kelas kalian."

Sungguh benar-benar membuat semakin penasaran.

"Ehh Geb, jujur dehh aneh yaa ini kenapa semua cewek pada ngelamun kayak gini ???", tanya Edvan sangat penasaran.

"Menurut loo, Van ?? Ya jelas gara-gara anak baru itu lahh siapa lagi. Emang karna loe ?? Udah ga jaman hahha", ledekku.

"Ehh Geb, tetep aja dia gak ada apa-apanya bandingin gue. Awas aja ya kalo loe suka sama Kevin."

"Ehh emangnya kenapa Van, terserah gue dong.", jawabku angkuh.

"Sekali ga boleh tetep ga boleh Geb."

Sungguh membuatku sangat bingung, tingkah laku Edvan yang sangat kekanak- kanakkan mulai muncul dan itu sangat membuatku geram. Semakin hari Edvan semakin tidak menentu sifatnya. Terlalu over protective terhadap gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miracle of Love in A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang