Kepada tuan rambut ikal yang datang kepadaku di petang itu,
Kala itu, satu indramu mengatakan candala kepadaku,
Tuann,, apa yang membuatmu risak menatapku,
Apakah insan dai Tuhanmu membuat buta indramu.
Katamu waktu itu,
Gadis candala, tak bisa kah kau tidak ditatapanku.
Tak bisakah kau bersolek didepanku,
Kau tuli apa pura-pura bisu.
Menghadapmu dengan separuh sukma tertusuk paku,
Kau pikir aku tuli dan pura pura bisu,
Kau tak ingat separuh jiwamu ada padaku,
Seperti sukma yang masih terbelenggu.
Candala, katamu waktu itu.
Apa kau merasa risak dengan hadirku,
Sedangkan sukmamu dulu ada padaku,
Secepat itu kau katakan risak padaku.