Bagian 3 : Pusing, tau ah!

162 58 19
                                    

"Tidak ada yang istimewa.
Hanya saja, hadirmu
Telah membuka sedikit celah
Di dalam hati berdebu ku."

🍀🍀🍀

"Selamat pagi Alice." sapa tetangganya yang kebetulan sama sama keluar dari kamarnya.

Alice tersenyum dan membalas sapaannya.
"Pagi Willy."

Alice berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, sekolahnya sangat dekat hingga ia bisa mendengar musik yang biasa diputar pagi-pagi dari sana.

Sebelum memasuki kelas, ia melangkah ke dalam kantin untuk membeli sarapan. Ia akan memakannya di kelas nanti.

"Berapa buk?" tanya Alice saat Ibu kantin menyerahkan kresek berisi sandwich yang begitu menggugah selera itu kepadanya.

"Enam ribu sahaja." balas Bu kantin dengan riang. Sepertinya suasana hati Bu kantin sedang bagus pagi ini.
Alice menyerahkan 3 lembar Pangeran Diponegoro terakhirnya kepada Bu kantin.

"Hemmm wahh... Aromanya bikin cacing gue berdendang-dendang. Sandwich daging buatan Bu kantin memang paling poll pokoknya." puji Alice seraya memberikan satu jempol kepada bu kantin.

"Wes mantep mantep!!" Balas Bu kantin tak kalah heboh dengan mengacungkan kedua jempolnya.


Ia akan mengambil uangnya ke ATM sepulang sekolah nanti. Sekalian berbelanja bahan makanan. Alice tak terlalu bisa memasak.
Tapi  jika untuk dimakan sendiri, ia bisa.
Meski terkadang rasanya ingin menumpahkan semua masakannya ke selokan belakang kosan.

Tapi Alice tak pernah menyerah, ia terus berusaha agar bisa mahir memasak.
Setidaknya nanti anak-anaknya tidak mencoba mencari mama baru hanya karena masakannya rasa muntah kucing.

Dan juga sepertinya ia harus berberes-beres sore nanti mengingat kamar kosnya yang sudah 3 hari tidak ia sapu.

Alice bukanlah anak yang rajin dan gila kebersihan. Ia termasuk dalam kategori anak perempuan yang hobi rebahan sambil ngemil. Apalagi jika dibarengi dengan maraton drakor,  beh gila rasanya mantap.

Kelas masih kosong.
Wajar saja sebab sekarang masih sangat pagi.
Biasanya Alice tidak datang sepagi ini, ia akan datang tepat saat bel sekolah dibunyikan.
Tapi karena kali ini suasana hatinya cukup bagus, ia dengan senang hati berangkat pagi.

Saat sedang khidmatnya mengunyah sandwich,  segerombolan anak perempuan memasuki kelas dengan suara yang sangat berisik.

Itu adalah Sabrina and the gang.
Mereka berempat selalu terlihat bersama-sama sejak awal masuk sekolah.

"Alice!! tumben datang pagi. Cieee udah gak telat lagi yaa." sapa Tarisa si suara cempreng, salah satu murid paling rajin di dalam kelas mereka.

Alice membalasnya dengan senyuman.
Lalu melanjutkan upacara makannya.
Diantara mereka berempat, Alice sangat menyukai Nabila. Karena Nabila terlihat begitu polos dan menggemaskan.

"Udah ngerjain tugas fisika belum Al?" Sabrina mendekat dan mehempaskan bokongnya duduk di sebelah Alice.

Alice menelan potongan sandwich terakhirnya.
Kemudian mengangguk.
"Udah. Mau liat?" tawar Alice yang langsung diangguki Sabrina.

Ia tau betul tabiat sabrina.
Menyamakan semua jawabannya lalu mengoreksi apa yang tak sama dengan jawabannya.

"Woii! Minggir!"

Brakk!

Sabrina terlonjak kaget dan mengusap-usap dadanya.
"Santai Yuna! bikin orang jantungan tau gak!" Sabrina bercerocos gemas.

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang