STRONG GIRL

13 0 0
                                    

Ana POV

             Perkenalkan namaku Liana Veronica Hermawan. Aku biasa di panggil Ana oleh sahabatku yaitu Erina Ferya Anderson. Aku tumbuh dan berkembang dalam siksaan Ayahku. Sedangkan bundaku telah tiada ketika melahirkanku. Sebab itulah Ayah selalu menyiksaku.

             Beliau beranggapan bahwa bunda mati karena aku. Seandainya aku tidak dilahirkan maka bunda tidak akan mati. Aku saat ini melanjutkan sekolah pada jenjang SMA kelas 12 di SMA Bina Nusantara. Aku dan Erina berada pada kelas yang sama. Kami sedari SD selalu sekelas.

             Erina tidak mengetahui jika selama aku berada di rumah, aku selalu mendapatkan pukulan dan tamparan. Saat akan berangkat ke sekolah aku akan memakai foundation untuk menutupi memar yang ada di tubuh dan wajah. Sehingga sampai saat ini Erina tidak pernah curiga kepadaku.

             Pada pagi hari yang cerah ini bertepatan pada ulang tahunku yang ke 18, aku berangkat pagi hari untuk menghindari Ayah. Aku membawa bekal untuk sarapan di sekolah. Karena aku hanya tinggal bersama ayah membuatku tumbuh secara mandiri, ya hanya aku yang bisa mengurus pekerjaan rumah. Ayah selalu pulang larut malam. Ya bisa dibilang ayah adalah seorang workaholic.

              Saat aku melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku, dan saat aku membalikkan badan ternyata yang menepuk bahuku adalah Elina.

              "Hei Ana, sahabatku yang paling cantik dan bijaksana. Selamat pagi!" ucap Elina dengan semangat saat menepuk bahuku.

              "Pagi juga Elina! Cie yang gebetannya juga suka sama lo. Gimana kemarin kencannya?" ledekku kepada Elina sembari meneruskan jalan.

             "Ihh Ana apaan sih! Biasa aja kali," jawab Elina dengan pipi yang merona seperti kepiting rebus.

             "Biasa aja, tapi tu pipi merah gitu"ledekku.

             "Ih lo mah gitu sama gue," rengek Elina.

             Tanpa terasa kini aku dan Elina telah sampai di kelas. Pada jam pelajaran pertama diisi dengan matematika peminatan selama 90 menit dan dilanjutkan dengan fisika 45 menit.

Kring ........... kring ...........

              Suara bel istirahat berbunyi. Di sekolah, aku setiap hari mengunakan cardigan untuk menutupi bekas pukulan dan cambukan ayah yang ada di tangan. Pada awalnya memang tidak diperbolehkan tetapi setelah menghadap ke guru bk. Akhirnya khusus untukku diizinkan setelah melapor ke kepsek.

              Setelah guru menutup kelas dengan salam, aku dan Elina bergegas menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.

              "Eh Na selamat ulang tahun ya! Barakallah fii umrik, semoga di tahun ini lu semakin bahagia, cepet punya pacar, diterima di univ yang lo impikan, tetap jadi sahabat gue yang paling ramah, rendah hati, semoga bokap lo segera sadar kalau lo ada karena keinginan nyokap lo dengan mengorbankan dirinya dan yang pasti semoga lo tetap kuat sama ujian hidup ini," ucap Elina sambil memelukku,"oh ya hadiahnya gua kasih nanti pas di kelas aja ya na, perut gue udah laper soalnya ga tahan ingin makan siomay mang Endy," lanjut Elina.

             "Iya aamiin ya, berhubung hari ini gue ultah lu boleh makan sepuasnya deh, ntar gue yang traktir," ujarku dengan senyum.

              "Wah.... seriusan lo? asyik akhirnya uang saku gue selamat yey," ujar Elina dengan senyum yang tak pudar dari wajahnya dengan tangan mengelus kantongnya.

              "Iya serius gue," jawabku sembari tersenyum dan tertawa karena melihat tingkah Elina.

skip pulang sekolah

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang