YESTODAY

1.4K 185 20
                                    

Doyoung mengerjapkan matanya. Terik mentari langsung mengusik indra penglihatannya. Tapi, bukan itu yang mengganggu tidurnya. Lagi lagi alunan piano itu terdengar. Suara nyaring yang sudah kesekian kalinya menganggu tidur lelapnya. Di sini, di tempat yang sama. Atap sekolah setelah jam istirahat usai.

"Hey! Kau bolos lagi!"

"Sst.." Doyoung membungkam mulut lawan bicaranya dengan telunjuknya. Alunan piano itu kembali terdengar dengan sangat jelas. Doyoung sekali lagi menajamkan pendengarannya, menutup matanya, meresapi setiap melodi yang mengalun menusuk telinganya. Hembusan semilir angin seolah menjadi pengiringnya.

"Heh!" Satu pukulan kertas mendarat di kepala Doyoung yang tuntas membuat lamunanya berhenti.

"Ahh, kau mengganggu sekali hyuung!" Rengek Doyoung kesal.

"Ini, lagu yang kita tulis sudah selesai" kertas yang sempat dijadikan bahan untuk memukul, mengalihkan atensi Doyoung.

"Benarkah?" Bola mata Doyoung membulat dan dengan refleks tangannya mengambil alih kertas itu. Doyoung tersenyum. Untaian kata yang sedang dia liat saat ini seolah menghipnotis dirinya. Alunan piano yang semakin jelas terdengar membuat imajinasi liar Doyoung berkembang. Seolah lagu itu menjadi semakin hidup dengan adanya suara piano tersebut.

"Bagaimana?" Suara Taeyong kembali membuat fokus Doyoung teralihkan.

"Perfect!" Seru Doyoung kemudian. Tepat di saat itu juga suara piano berhenti. Seolah merasa ada sesuatu yang menghilang. Doyoung mengarahkan seluruh atensinya ke sudut arah seolah mencari keberadaan sumber suara itu berasal.
Sebuah ruangan dengan jendela terbuka tak jauh dari posisinya menarik perhatiannya. Doyoung mengamati dengan jeli sudut ruangan itu. Ada seorang kelaki, sebuah piano, dan.. senyuman? T-tunggu.. Doyoung tidak salah lihat kan? mereka sedang bertemu pandang dan lelaki itu sedang tersenyum ke arahnya sekarang.

"Hey, Kim Doyoung!" Lagi lagi teriakan lawan bicaranya itu membuatnya kesal.

"Hyung! Kau ini berisik sekali"

"Tunggu apa lagi, kita pergi rekaman!" Serunya

"Kita butuh musik hyung"

"Aku bisa bermain gitar, kau pandai bermain piano, jadi apa masalahnya?"

"Bukan itu maksudku hyung" lawan bicaranya terdiam, Doyoung kembali berucap.

"Kita butuh seseorang"

🎃

Doyoung dan Taeyong, dua sejoli yang sejak kecil sulit terpisah. Keduanya memiliki hobi yang sama. Musik adalah keseharian bagi mereka. Dimana Doyoung bersenandung, maka disanalah sosok Taeyong berada sebagai sang penyair. Keduanya tumbuh saling melengkapi. Tak jarang satu sama lain pasti akan saling mencari, seperti ketika Doyoung tidak ada maka Taeyong bukanlah apa apa. Begitulah kira kira gambaran tentang mereka. Hidup dalam ruang lingkup yang sama, sekolah serta kebiasaan. Dan sulit terpisahkan.

Tapi, itu dulu. Belakangan ini Doyoung merasa bosan, jenuh dan monoton. Seperti ada sesuatu yang kurang, Doyoung ingin sesuatu hal yang baru. Dan, baru baru ini Doyoung sepertinya berhasil menemukan sesuatu yang menarik untuknya. Musik, sebuah musik yang akhir akhir ini berhasil mencuri atensinya.

"Hyung, apa kau kenal seseorang di kelas 2f?" Taeyong menggeleng, lebih tepatnya tidak peduli dengan pertanyaan Doyoung dan memilih menikmati makan siangnya di kantin siang itu. Doyoung memutar bola matanya, entah rencana apa yang sedang dia pikirkan. Tapi tepat saat itu juga bel masuk berbunyi, refleks Taeyong mempercepat suapan terakhir di mangkuknya. Doyoung beranjak tanpa perintah, lalu meninggalkan Taeyong yang masih berusaha menghabiskan makanannya.

jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang