3

50 11 1
                                    

Pagi ini gue udah bersiap buat berangkat ke sekolah, gue udah rapi pake seragem dan segalam macem perlengkapan sekolah yang udah gue siepin dari tadi malem.

"Anggi cepetan turun udah ditunggu ni" terik Aida--mama Anggi.

Gue yakin si somplak yang dateng, batin Anggi.

Memang Aksa selalu mengantar jemput Anggi ke sekolah kadang kadang. Aksa sudah mengenal kedua orang tua Anggi jadi tidak heran jika ia sudah tidak malu malu datang ke rumah Anggi. Maklum saja hati seorang Anggi saja bisa ditaklukan apalagi orang tuanya. Bahkan ia memanggil orang tua Anggi dengan embel embel mertua.

"pagi mama mertua" sapa Aksa melihat Aida sedang mempersiapkan sarapan.

"pagi jugak, tunggu bentar Anggi masih di atas tadi udah tante panggilin kok" ujar Aida.

"iya tante santai aja lagian jam masuk sekolah masih lama. Aksa sengaja dateng pagi biar Anggi gak terlambat ntar" sahut Aksa cengar cengir.

Tidak lama setelah percakapam Aksa dengan Aida, tiba tiba Anggi sudah muncul di dapur dengan wajah yang malas. Tentu saja ia malas melihat pacar somplak bin playboy nya ini.

"Eh calon ibu dari anak anak gue udah dateng" ujar Aksa melihat kedatangan Anggi.

Calon ibu dari anak anak lo dari hongkong ngarep banget deh lo, batin Anggi.

"Kok mukak nya gitu sih liat gue ada di sini, kayak liat iblis aja" lanjut Aksa.

"Emanh ada iblis di sini, lo kan iblisnya" sahut Anggi keras.

"Dasar nenek sihir gak bisa di baik baikin" sahut Aksa.

"Dasar somplak edan lo" jawab Anggi tak mau kalah.

Aida hanya tersenyum melihat drama pagi ini. Memang ia sudah biasa melihat Aksa dan Anggi seperti ini. Hingga akhirnya ia menengahi kedua pasangan itu.

"Kalian sarapan dulu sebelum berangkat" sahut Aida menengahi.

"okey calon mama mertua" jawab Aksa semangat

"Siapa jugak yang izinin lo sarapan di sini. Plis deh gak usah pede amat lo maian aja di belakang sana" ujar Anggi pada Aksa.

"Kok calon gitu sih ngomongnya ke calon imam" sahut Aksa memelas.

"udah udah ntar kalian terlambat ke sekolah lagi. Ohh iya mama lupa kasik tau kalok papa lagi pergi dinas ke luar kota gak sempet bilang ke Anggi" ujar Aida memberitahu Anggi.

"pantesan anggi gak liat papa dari kemarin" jawab anggi.

Setelah selesai sarapan bersama, Anggi dan Aksa pamitan untuk berangkat sekolah takutnya terlambat.

Mereka berangkat menggunakan motor sport milik Aksa. Lebih tepatnya motor kesayangan aksa. Motornya itu selalu jadi nomor 1 dan gue berada di nomor 2.

"pegangan dulu ntar jatuh" sahut Aksa memperingatkan.

Modus banget nih si somplak, batin Anggi.

Anggi akhirnya berpegangan pada jaket yang dikenakan aksa. Ia malas melingkarkan tangannya memeluk aksa. Nanti aksa bakal geer lagi.

"ya udah jangan salahin gue kalok lo jatuh" aksa memperingatkan anggi lagi

Tanpa babibu aksa melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sehingga membuat anggi refleka melingkarkan tangannya di pinggang aksa.

Dasar somplak edan ya lo bisa bisanya carik keaempatan dalam keaempitan, batin anggi yang kesal pada pacarnya ini.

Aksa tersenyum puas melihat reaksi anggi yang kesal.

Emang enak lo nenek sihir gue kerjain, batin aksa.

Tidak lama akhirnya meteka sampai di sekolah dengan selamat sehat wal afiat. Untung saja hari ini meteka tidak terlambat. Jika saja mereka terlambat pasti anggi akan sangat marah karena itu bisa merusah reputasinya sebagai wakil ketia osis.

Anggi turun dari motor kesayangan aksa dengan wajah yang dipenuhi keringet dingin.

"ehh somplak lo bisa gak sih gak bawak motor ugal ugalan. Gue gak mau mati muda" marah anggi

Mulai kumat nih nenek sihir, batin aksa.

"gak papa mati muda asal mati nya sama lo" sahut aksa cengar cengir.

"dasar somplak edan emang" cibir anggi.

Tidak ingin melanjutkan perdebatan lagi, Anggi memilih meninggalkan aksa sendiri. Anggi segwra mwnuju ke kelas nya yang berada di lantai 2.

Melihat kepergian anggi, aksa segera menyusul anggi menuju kelas. Kebetulan kelas mereka sebelahan. Tidak lupa sepanjang perjalanan ia merayu ciwi ciwi SMA kencana jaya.

Sesampainya di kelas, aksa sudah melihat keberadaan kedua sahabatnya siapa lagi kalok bukan Reno dan Andi. Mereka bertiga sama saja,  sama sama playboy tapi hanya andi yang agak mendingan diantara ketiganya.

"darimana aja lo bambang" tanya reno melihat kedatangan aksa

"palingan jugak abis ngebucin sama anggi" kini andi ikut menimpali

"diem lo pada" sahut aksa

Tidak lama jam pelajaran di mulai, mereka mulai mengikuti pelajaran dwmgan aman namun dipertengahan jam pelajaran mereka bertiga mendapat masalah. Maklum saja ketiganya memang tidak pernah tidak dihukum dalam sehari.  Ada saja maslah yang mereka buat.

Saat guru mapel menyruh para siswa dan siswi mwngumpulkan tugas, mereka bertiga langsung saling liat saru sama lain.

Mampus dah, ucap ketiganya bersama

Sebenarnya mereka bertiga lumayan cerdas hanya saja mereka malas mengerjakan tugas.

"Dosa apa sih gue, perasaan tiada hari tanpa hukuman deh di hidup gue" ujar aksa

"watados lo bambang" sahut reno

"kayak lo nggak aja deh setan" timpal andi.

Alhasil mereka menghabiskan jam pelajaran di tengah lapangan dengan tangan yang hormat ke bendera sambil menghafal materi pelajaran yang mereka tidak kerjakan.

-----

Sampe sini dulu ya
See you next chapter

Gimana nih kelanjutan aksa??

Bakal kenak omel anggi gak ya??

Kalok kalian suka komen next dong biar author semangat nulisnya

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang