Extra Part 2

39.2K 1.4K 428
                                    

Heyooo!!!

Wajib baca sampai selesai!!!

Jangan lupa jejaknya ya.

Sorry for typo!

Enjoy!

🥂🥂🥂

"FARREL!" teriak Dara yang kini tengah disibukan dengan tumpukan surat undangan. Dara mendengus kesal saat panggilannya tak di hiraukan oleh Farrel yang kini tengah bermain game!.

Iya, laki-laki itu bermain game sedangkan dirinya sibuk mengurus rencana pernikahan mereka.

"Farrel ngeselin banget" ucap Dara sambil terisak.

Memang akhir-akhir ini dirinya berubah menjadi lebih perasa dan cengeng.

Isakan Dara makin keras membuat Farrel yang sedari tadi sibuk dengan gamenya langsung menoleh ke arah Dara. Farrel menghela nafasnya saat melihat Dara sudah menangis.

"Aduh Dar, ini udah ke 5 kalinya lu nangis hari ini" ucap Farrel sambil mendekati Dara.

"Ya terus kenapa! Mata-mata Dara kok, yang nangis kan Dara bukan Farrel!" Ketus Dara masih dengan isakannya.

"Kok galak" gumam Farrel.

"Kenapa emangnya kalau Dara galak? Farrel mau marah? Gak suka? Bilang!" Ucap Dara lagi membuat Farrel menggaruk kepalanya padahal dia tidak kutuan.

"Kok ngegas"

"Dara gak ngegas, kan gak lagi bawa motor!" Kesal Dara sambil menyedot ingusnya yang hendak turun.

"Udah lu diem deh, gak gua apa-apain malah nangis. Lu kenapa sih?" Bingung Farrel melihat tingkah Dara yang aneh ini.

Jika Farrel bersikap keras, Dara akan menangis. Jika dirinya lembut, malah Dara yang akan galak dan ngegas. Dirinya kan jadi bingung harus bagaimana.

"Dara pusing! Pusing Farrel!" Kesal Dara sambil menepuk kepalanya pelan.

Dan lagi, Dara selain berubah jadi cengeng dan manja wanita itu juga berubah menjadi kekanakan. Farrel jadi dibuat geleng-geleng kepala mengingat jika Dara pernah ia bentak dan wanita itu langsung duduk di lantai, menangis dan kakinya di hentak-hentakan ke lantai seperti anak kecil yang tidak di belikan mainan.

Atau Dara yang akan menerjang dirinya sambil memukul tubuhnya secara brutal, kecil-kecil begitu pukulan Dara kuat juga.

Aneh, Dara itu menurut Farrel benar-benar aneh. .

"Pusing kenapa sih? Mau gua beliin panadol pancen oye?" Tanya Farrel membuat Dara mendongak.

"Enggak!"

"Terus mau apa? Gua bantuin ngurus surat undangan?"

Dara menggeleng membuat Farrel menipiskan bibirnya gemas.

"Terus apa?"

"DARA GAK TAU! DARA PUSING, DARA BINGUNG MAU APA. FARREL NGERTI GAK SIH? MENDING FARREL PERGI DEH" teriak Dara membuat Farrel gemas bukan main.

Farrel mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu membenturkan kepalanya ke tembok.

Gemas sekali dirinya, ingin sekali dirinya mencekik Dara saking kesalnya. Tapi di urungkan mengingat hari pernikahan mereka yang sudah dekat, mana mau dia nikah dengan mayat, amit-amit.

"Farrel! Kasian temboknya nanti sakit! Farrel jahat banget sih sama temboknya. Untung aja temboknya gak benjol!" Ucap Dara sambil mengelus tembok dengan sayang.

Berandalan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang