🍃MENUNDA MANDI WAJIB🍃
➖➖➖➖➖➖➖➖➖Pertanyaan :
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Boleh tidak menunda mandi wajib untuk haid, karena kita sedang sekolah atau aktivitas di luar?Jawaban :
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.
Seorang wanita dianggap suci ketika terlihat salah satu dari dua tanda suci yaitu berhentinya darah atau jafaf (kering) dan melihat qashshatul baidha atau lendir berwarna putih.Cara mengetahuinya yaitu dengan memberikan kapas atau sejenisnya ke arah qubul, jika sudah benar-benar tidak ada bercak darah maka dia sudah suci, atau lendir yang keluar sudah berwarna putih bersih maka sudah suci.
Ketika tanda suci sudah nampak maka wanita wajib bersegera mandi wajib, tidak boleh menundanya.
Hal ini pernah dibahas pada permasalahan sebelumnya, yaitu ketika kita sedang berada di luar rumah atau sedang aktivitas maka kita tetap harus segera mandi jika memungkinkan, jika tidak maka boleh bertayammum.
Karena kita punya kewajiban untuk melaksanakan salat jika sudah masuk waktunya, dan ditakutkan masuk dalam surat Al humazah ayat 4 : yaitu orang yang melalaikan salat, maka celaka baginya.
Namun, jika tanda sucinya berupa darah berhenti atau jafaf (kering) pada masa kebiasaan haid belum berlalu maka menurut Ibnu Qudamah kita boleh menunggu hingga satu hari dan setengah hari (18 jam) untuk memastikan darah haid benar-benar berhenti.
Contoh:
Biasa haid selama 6 hari dan pada hari ketiga darah haid berhenti dengan ditandai mampet atau kering (tidak keluar darah lagi), maka boleh tidak mandi tetapi menunggu darah benar-benar berhenti sampai 18 jam baru kemudian mandi.
Artinya kita tidak harus mandi dengan segera namun kita menunggu hingga yakin jika darah kita benar-benar berhenti.
Dengan catatan :
1. Ditandai dengan mampet atau kering/jafaf
2. Pada masa kurang dari kebiasaan.
Jika suci ditandai dengan keluarnya lendir putih maka mandi tidak boleh ditunda menurut para ulama, dan harus disegerakan.
Jika berhenti di akhir masa kebiasaan haidnya, misalnya biasa haid 6 hari, kemudian darah berhenti pada hari ke 6, maka harus segera mandi, tidak boleh ditunda.
Referensi :
الرحيباني في مطالب أولي النهى:
ومن انقطع دمها في أثناء عادتها ولو كان انقطاعه أقل مدة، فلا يعتبر بلوغه يوما، فهي طاهر تغتسل، لقول ابن عباس: أما ما رأت الطهر ساعة فلتغتسل وتصلي ـ ونحوه، وتفعل ما تفعله الطاهرات، لأن الله تعالى وصف الحيض بكونه أذى، فإذا ذهب الأذى وجب زوال الحيض. انتهى.المغني:
فإن المرأة متى رأت الطهر فهي طاهر تغتسل، وتلزمها الصلاة والصيام، سواء رأته في العادة أو بعد انقضائها، ولم يفرق أصحابنا بين قليل الطهر وكثيره، لقول ابن عباس: أما ما رأت الطهر ساعة فلتغتسل ـ ويتوجه أن انقطاع الدم متى نقص عن اليوم فليس بطهر بناء على الرواية التي حكيناها في النفاس أنها لا تلتفت إلى ما دون اليوم، وهو الصحيح ـ إن شاء الله ـ لأن الدم يجري مرة وينقطع أخرى، وفي إيجاب الغسل على من تطهر ساعة حرج ينتفي بقوله: وما جعل عليكم في الدين من حرج ـ ولأننا لو جعلنا انقطاع الدم ساعة طهرا ولا تلتفت إلى ما بعده من الدم أفضى إلى أن يستقر لها حيض، *فعلى هذا لا يكون انقطاع الدم أقل من يوم طهرا؛ إلا أن ترى ما يدل عليه مثل أن يكون انقطاعه في آخر عادتها، أو ترى القصة البيضاء. انتهى.Islamweb.com
ومن العلماء من يرى أن الحائض تنتظر اليوم ونصف اليوم إذا كان الانقطاع في زمن العادة، لأن عادة الدم أنه يجري وينقطع، وهذا القول الثاني هو الذي رجحهابن قدامة في المغني،
💜💜💜
_______________________________Semoga bermanfaat 🙏
Jangan lupa Vote, Coment, dan Share ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Dakwah Islami
Espiritual★BAGIAN 1★ Berisi :👇 Dakwah Singkat ✓ Kisah Teladan ✓ Motivasi ✓ Kisah Inspiratif ✓ Insyaa Allah semuanya Islami, dan semua tulisan ini saya dapat dari berbagai sumber. Jangan katakan saya alim, saya bukan ahli ilmu agama. Saya masih fakir ilmu. Ja...